Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

9

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS

A. Pengertian Pembelajaran Matematika

1. Pengertian Belajar

Belajar menurut definisi yang paling sederhana adalah “proses yang dilakukan seseorang untuk mengubah keadaannya dari tidak tahu menjadi tahu.” 7 Sehingga dapat dikatakan bahwa belajar adalah proses perubahan diri untuk memperoleh pengetahuan. Dan belajar merupakan hasil dari hal- hal yang dialami seseorang yang relatif tetap dalam diri seseorang tersebut. Hal ini seperti yang diterangkan oleh Erman Suherman dkk., dalam bukunya Strategi Pembelajaran Kontemporer yang menyebutkan, “Pengertian belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman.” 8 Pengertian yang lain menerangkan, belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 9 Menurut Witherington, “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan.” 10 7 Teknologi dan Proses Belajar, dalam http:digilib.itb.ac.idgdl.php?mod=browseop=readid=jbptitbpp-gdl-proc-2000-arif-619- knowledge 18 Maret 2008 00:40. 8 Erman Suherman, dkk.ed., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung: JICA, 2003, hal.7 9 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rieneka Cipta, 2010, hal. 2 10 Nana Syaodih Sukmadinata ed., Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003, Cet.I, h.155. Sedangkan Biggs mendefinisikan belajar kepada tiga macam rumusan, yaitu: 11 a. Secara kuantitatif ditinjau dari sudut jumlah, belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. b. Secara intitusional tinjauan kelembagaan, belajar dipandang sebagai proses ”validasi” atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari. c. Secara kualitatif tinjauan mutu, belajar ialah proses memperoleh arti- arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Lebih ringkas tentang definisi belajar diungkapkan oleh Gage yang mendefinisikan belajar adalah “suatu proses di mana organisme berubah perilakunya diakibatkan pengalaman”. Demikian juga Harold Spear mendefinisikan bahwa belajar terdiri dari pengamatan, pendengaran, membaca dan meniru. 12 Morgan mengemukakan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. 13 Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi Pendidikan menyimpulkan bahwa, “secara umum dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dangan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.” 14 Sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses yang dialami dan yang akan merubah kemampuan diri seseorang dari tidak tahu menjadi tahu yang relatif tetap dan didapat melalui pengamatan, pendengaran, membaca, dan meniru. 11 Muhibbin Syah ed., Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, Cet.IX, h.91 12 Martinis Yamin eds., Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung Persada Press, 2004, Cet. II, h.99. 13 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007, Cet. XX, hal. 84 14 Muhibbin Syah ed., Psikologi.............., Cet.IX, h.92.

2. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah laku. Aspek perubahan ini mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson, dan Harrow mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. 15 Aspek kognitif berkaitan dengan pengetahuan dan pemikiran, aspek afektif berkaitan dengan sikap, sedangkan aspek psikomotorik berkaitan dengan keterampilan dan gerak tubuh. Evaluasi hasil belajar dapat dilakukan dengan menggunakan alat evaluasi yang berupa tes hasil belajar. Tes hasil belajar adalah tes yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan guru kepada murid-muridnya. 16 Oleh karena itu, seorang guru perlu mengetahui kemampuan siswanya setelah terjadi proses pembelajaran dengan cara mengadakan tes. Hasil tes tersebut dapat berfungsi sebagai umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar, dan dapat memberikan gambaran kenajuan belajar siswa bagi siswa. Hasil adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjuk sesuatu yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu usaha. Bila dikaitkan dengan belajar berarti hasil menunjuk pada sesuatu yang dicapai oleh seseorang yang belajar dalam selang waktu tertentu. Keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasilnya. Proses belajar yang baik memungkinkan hasil belajar yang baik pula. Hasil belajar merupakan puncak dari proses belajar. Hasil belajar terjadi berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa. 17 Di dalam proses belajar mengajar tingkat penguasaan siswa dapat diketahui dari hasil belajar. Dalam hal ini tingkat keberhasilan siswa dalam belajar dapat terlihat dari hasil tes yang diberikan setelah proses belajar mengajar. 15 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, h. 45 16 Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung : Remaja Rosdakarya h. 33 17 Dimyati Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, h.20. Sedangkan menurut Mulyono Abdurahman, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. 18 Belajar itu sendiri merupakan suatu proses diri seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Alisuf Sabri dalam bukunya Psikologi Pendidikan, mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan, perubahan tersebut berupa perilaku yang baru atau memperbaiki perilaku yang sudah ada. 19 Setiap guru memiliki pandangan yang berbeda sejalan dengan filsafatnya untuk mengatakan bahwa suatu proses belajar mengajar telah dapat dikatakan berhasil. Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dapat dinyatakan berhasil apabila tujuan instruksional khusus TIK-nya dapat tercapai. 20 Hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. 21 Menurut Howard dan Kingsley hasil belajar dibagi menjadi tiga macam, yaitu: ketrampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Gagne dan Briggs menyatakan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh seseorang setelah mengikuti proses belajar. Dalam kaitannya dengan hasil belajar tersebut, Gagne dan Briggs juga mengemukakan adanya lima kemampuan yang dapat diperoleh seseorang sebagai hasil belajar, yaitu keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, ketrampilan motorik dan sikap. 22 18 Mulyono Abdurahman Abror, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1999, h.37. 19 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 2007Cet. III, h.55. 20 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, Cet Ke-3, h. 105. 21 Baso Intang S, Pengaruh Metode Mengajar dan ragam Tes Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan Mengontrol Sikap Siswa, http:jurnal.pdii.lipi.go.idindex.phpsearch.html 22 Wahyudin Nur Nasution, Efektivitas Strategi Pembelajaran Koperatif dan Ekspositori Terhadap Hasil Belajar Sains ditinjau dari Cara Berpikir, http:www.ligatama.orgJurnalEdisi5StrategiPemb.htm Hasil belajar adalah nilai hasil pengajaran yang telah diberikan oleh guru kepada murid-murid dalam jangka waktu tertentu. Kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar dengan merencanakan indikator untuk tujuan pengajaran dan untuk mengetahui apakah tujuan bidang studi sudah dicapai. Maka tes evaluasi sebagai alat evaluasi dan juga sebagai alat ukur. Dalam proses belajar mengajar guru berusaha semaksimal mungkin agar input yang dalam hal ini berupa mata pelajaran yang disampaikan dapat diproses di dalam kelas dengan pola-pola tertentu, sehingga outputnya adalah peserta didik mendapatkan pemahaman, pemecahan, pengertian, dan kemampuan dalam pemecahan masalah, untuk kemudian bila diperlukan dapat diproduksi kembali. Hasil belajar merupakan tolak ukur berhasil atau tidaknya seorang subyek didik dalam menyelesaikan program belajar yang dibebankan kepada siswa, sehingga terlihat adanya perubahan tingkah laku secara keseluruhan. Dalam hal ini penentu baik atau tidaknya hasil belajar siswa adalah siswa itu sendiri, karena siswalah yang bertanggung jawab terhadap komitmen dirinya menjalani proses belajar dari gurunya, hasil belajar dapat diukur melalui tes dalam bentuk nilai atau diamati dengan jalan membandingkan sebelum dan sesudah belajar. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah segala sesuatu yang dicapai dalam proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sengaja dan dalam jangka waktu tertentu. Kegiatan proses perubahan tingkah laku seseorang terjadi secara bertahap. Dari tahapan tersebut seseorang akan mendapatkan pengalaman yang nantinya akan dijadikan pelajaran dalam mengambil sebuah keputusan. Dari penambahan pengalaman atau latihan inilah maka perubahan tingkah laku pun terjadi dan sifatnya menetap. Perubahan yang terjadi merupakan perubahan secara merata, maksudnya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dan hasil belajar merupakan salah satu hal yang dijadikan pusat perhatian dalam dunia pendidikan, karena hasil belajar menentukan tingkat keberhasilan dari proses belajar mengajar.

3. Macam-Macam Hasil Balajar

Howard Kinsley membagi tiga macam hasil belajar yakni a keterampilan dan kebiasaan b pengetahuan dan kebiasaan c sikap dan cita-cita. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yaitu: 23 1. Informasi verbal Kecakapan untuk mengkomunikasikan secara verbal pengetahuannya tentang fakta-fakta. Dengan kata lain individu mampu menyatakan secara proporsional apa yang telah dipelajari. Pengungkapan informasi yang telah disimpan di dalam „tempat penyimpanan ingatan‟ itu dapat juga menggunakan „kunci‟ verbal yang lain. Misalnya dengan menunjukan diagram tertentu, siswa dapat mengingat kembali pengertian fungsi. Informasi verbal ini diperoleh dengan lisan, membaca buku , mendengar radio, dan sebagainya. Fungsi yang dimaksud itu adalah: 1 Prasyarat untuk belajar lebih lanjut 2 Kepraktisan dalam kehidupan sehari-hari dari individu 3 Pengetahuan yang terorganisasikan sehingga menjadi bentuk- bentuk yang saling berkaitan merupakan acuan berfikir. 2. Keterampilan intelektual Kapabilitas untuk membuat diskriminasi, menguasai konsep dan aturan serta memecahkan masalah. Kapabilitas tersebut merupakan kemampuan yang diperoleh manusia dengan belajar. Begitu sesuatu itu dipelajari, kapabilitas itu dapat muncul berulang kali dalam berbagai penampilan. 23 Nana, Sudjana, Penelitaian Proses Hasil Belajar Mengajar, Bandung:Remaja Rosdakarya, 2004