Selanjutnya Nasution memberikan ciri-ciri pembelajaran konvensional yaitu :
1 Bahan pelajaran disajikan kepada kelompok tanpa memperhatikan siswa secara individual
2 Kegiatan pembelajaran umumnya berbentuk ceramah, tugas tertulis dan media lainnya menurut pertimbangan guru
3 Siswa bersifat pasif karena harus mendengarkan penjelasan guru 4 Dalam kecepatan belajar, siswa harus belajar menurut kecepatan pada
umumnya yang ditentukan oleh kecepatan guru mengajar 5 Keberhasilan belajar umumnya dinilai oleh guru secara subjektif
6 Hanya sebagian kecil yang menguasai bahan pelajaran secara tuntas 7 Guru terutama berfungsi sebagai sumber informasi atau pengetahuan
Jadi pada pembelajaran konvensional diutamakan hasil bukan proses. Guru mendominasi kegiatan dikelas dan siswa dianggap sebagai penonton.
Biasanya pembelajaran dilakukan dengan metode ekspositori. Metode ekspositori memberikan siswa konsep yang telah dipersiapkan secara rapi,
matematis dan lengkap sehingga anak didik tinggal menyimak dan mencernanya saja secara tertib dan teratur , secara garis besar prosedur ini
adalah:
36
. 1 Preparasi. Guru mempersiapkan preparasi bahan selengkapnya secara
sistematis an rapi 2 Apersepsi. Guru bertanya atau memberikan uraian singkat untuk
mengarahkan perhatian anak didik kepada materi yang akan diajarkan 3 Presentasi. Guru menyajikan bahan dengan cara memberikan ceramah atau
menyuruh anak didik membaca bahan yang telah disiapkan dari buku teks tertentu atau yang ditulis guru sendiri
4 Resitasi. Guru bertanya dan anak didik menjawab sesuai dengan bahan yang dipelajari atau anak didik disuruh menyatakan kembali dengan kata-
36
Syaiful Bahri Djamarah. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2006, hlm. 21.
kata sendiri resitasi tentang pokok-pokok masalah yang telah dipelajari, baik yang telah dipelajari secara lisan atau tulisan.
Demikian juga dalam metode drill, dari waktu ke waktu soal yang diberikan adalah soal-soal dengan tipe yang sama dan tidak bervariasi
sehingga soal-soal latihan tahun sebelumnya bisa dipakai dan guru tidak perlu membuat lagi yang baru. Dengan menggunakan metode ini materi ini bisa
cepat selesai dan informasi yang diberikan lebih banyak daripada model lainnya, serta guru bisa santai karena tidak usah membuat persiapan-
persiapan pembelajaran yang rumit. Oleh karena itu metode ini sering dipakai di sekolah-sekolah sampai saat ini.
Pembelajaran ekspositori adalah termasuk pembelajaran konvensional yang terdiri dari beberapa metode, seperti ceramah, diskusi, tanya jawab dan
metode yang lainnya yang dapat digabungkan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Pembelajaran ekspositori juga merupakan
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru dengan sekelompok siswa dengan maksud agar
siswa dapat menguasai materi secara optimal. Roy Killen 1998 mennamkan pembelajaran ekspositori ini dengan istilah pembelajaran langsung. Mengapa
demikian? Karena dalam pembelajaran ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu.
Materi seakan-akan sudah jadi.
37
Terdapat beberapa karakteristi pembelajaran ekspositori. Pertama, Pembelajaran ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi
verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama, oleh karena itu sering kali orang menyebutnya dengan ceramah. Kedua, biasanya materi
yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga menuntut siswa
untuk berfikir ulang. Ketiga, tujuan utamanya setelah proses pembelajaran
37
Wina, Sanjaya, Strategi Pembelajaran “Berorientasi Standar Proses Pendidikan”, Jakarta:
Kencana, 2006, hlm. 177
berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali meteri yang telah diuraikan
Seperti yang sudah dikatakan diatas ada juga metode ceramah yang merupakan bagian dari pembelajaran ekspositori yang masih ruang lingkup
pembelajaran konvensional. Dengan metode ini, pengajaran disampaikan secara lisan oleh guru kepada siswa. Pada dasarnya ceramah murni
cenderung pada bentuk komunikasi satu arah. Apabila guru menyampaikan informasi kepada siswa maka guru berfungsi sebagai transmitter dan siswa
sebagai receiver. Bahasa, baik verbal maupun nonverbal, merupakan satu- satunya media komunikasi.
C. Kajian Teori Tentang Strategi Belajar Aktif dengan Teknik Information
Search 1.
Pengertian Strategi Pembelajaran Matematika
Pembelajaran dalam arti luas diartikan “suatu konsep yang bisa berkembang seirama dengan tuntunan kebutuhan hasil pendidikan yang
berkaitan dengan kemajuan teknologi yang melekat pada wujud perkembangan kualitas sumber daya manusia.”
38
Sedangkan pengertian pembelajaran yang berkaitan dengan sekolah diartikan “kemampuan dalam
mengelola secara operasional dan efesien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan pembelajaran, sehingga menghasilkan nilai tambah
terhadap komponen tersebut menurut normastandar yang berlaku.”
39
Disebutkan pula “pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang
secara optimal.”
40
Pembelajaran merupakan proses yang dilakukan untuk membantu para siswa untuk mengoptimalkan belajarnya. “Pembelajaran adalah proses
38
Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa, Jakarta: Gaung Persada Press, 2008, h.21-22
39
Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan...., h.22
40
Erman Suherman, dkk., Strategi Pembelajaran ..., hal.7.
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.”
41
Sedangkan tanda umum telah terjadinya proses pembelajaran didapatnya perubahan tingkah laku siswa yang lebih maju, lebih tinggi, dan lebih baik
dari tingkah laku sebelum terjadinya proses pembelajaran. Pengertian pembelajaran ini menyebutkan bahwa “Pembelajaran adalah perubahan
tingkah laku. Perubahan tingkah laku melalui pembelajaran yaitu perubahan yang lebih maju, lebih tinggi dan lebih baik daripada tingkah
laku yang sedia ada sebelum aktifitas pembelajaran.”
42
Secara luas dapat dibedakan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan oleh siswa secara
individu dan pembelajaran adalah proses yang sengaja dilakukan agar kegiatan belajar siswa lebih optimal. Menurut Usman, “...proses
pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.”
43
Sedangkan matematika sendiri sebenarnya cukup sulit untuk didefinisikan secara konkret, namun menurut sebagian pendapat ada yang
mencoba mendefinisikan arti dari matematika. Seperti Johnson dan Rising yang mengatakan bahwa “matematika adalah pola berpikir, pola
mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan
akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.”
44
Dengan demikian pembelajaran matematika merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan guru terhadap siswa untuk membantu siswa
dalam belajar matematika ke arah perubahan tingkah laku dan pola pikir yang lebih maju, lebih tinggi, dan lebih baik dari sebelumnya.
41
Pembelajaran, dalam http:id.wikipedia.orgwikiPembelajaran
10 April 2008, 23:12.
42
Pengenalan, dalam http:sabri23.tripod.comtugasan5.htm
10 April 2008, 23:20
43
Ragam Metode Pembelajaran Interaktif, dalam http:dossuwanda.wordpress.com20080318ragam-metode-pembelajaran
3 April 2008 23:49.
44
Erman Suherman, dkk. eds., Strategi Pembelajaran Matematika..., hal.17
2. Pengertian Strategi Active Learning Teknik Information Search
Dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai a plan method, or series of actifities designed to acheaves a particular educational goal J. R
David, 1976. Jadi dengan dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang
didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
45
Ada dua hal yang perlu kita cermati dari pengertian diatas, pertama strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan rangkaian kegiatan
termasuk penggunaan
metode dan
pemanfaatan berbagai
sumberdayakekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai penyusunan rencana kerja belum sampai pada
tindakan. Kedua, Strategi digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian
tujuan. Dengan demikian penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan sebagai fasililitas dan sumber belajar semuanya diarahkan
dalam upaya pencapaian tujuan. Adapun strategi pembelajaran aktif, Pembelajaran aktif atau Active
Learning adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk
interaksi antar siswa maupun siswa dengan pengajar dalam proses pembelajaran tersebut.
46
Active learning juga sebuah pembelajaran aktif yang dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan potensi yang
dimiliki anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka
miliki. Dalam active learning, cara belajar dengan mendengarkan saja akan cepat lupa, dengan mendengar dan melihat akan ingat sedikit,
dengan mendengar, melihat, dan mendiskusikan dengan siswa lain akan paham, dengan cara mendengar, melihat, diskusi, dan melakukan akan
45
Wina, Sanjaya, Strategi Pembelajaran, “Berorientasi Standar Proses Pendidikan”,
Jakarta: Kencana, 2006, hlm. 124.
46
Ari, Samadhi , “Pembelajaran Aktif Active Learning”, dari Engineering Education
Development Project.
memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Dan cara untuk menguasai pelajaran yang terbagus adalah dengan mengajarkan belajar aktif yang
merupakan langkah cepat, menyenangkan dan menarik.
47
Di samping itu pembelajaran aktif juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa atau
anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. “Active Learning
juga suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif”.
48
Ketika siswa belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif
menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi, memecahkan persoalan atau mengaflikasikan apa yang telah mereka
pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam dunia nyata. Dengan belajar aktif ini siswa diajak untuk turut serta dalam semua proses
pembelajaran tidak hanya mental akan tetapi melibatkan fisik juga. Dengan cara ini siswa akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan
sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Keuntungan lain menggunakan strategi Active Learning bahwasanya
sertiap realita siswa mempunyai cara belajar yang berbeda-beda, ada siswa yang lebih senang membaca, ada yang senang berdiskusi, dan ada juga
yang senang praktek langsung inilah yang disebut dengan gaya belajar atau learning style. Untuk membantu siswa dengan maksimal dalam
belajar, maka kesenangan dalam belajar itu sebisa mungkin diperhatikan. Untuk dapat mengakomodir kebutuhan tersebut adalah dengan
menggunakan variasi strategi pembelajaran yang beragam yang mengandalkan indera belajar yang banyak. Seperti kutipan satu
pertanyaan, “ Mengapa Belajar aktif ?..” alasannya karena belajar aktif itu sangat diperlukan oleh siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang
maksimum. Adapun dari sisi guru sebagai penyampai materi, strategi pembelajaran
aktif akan sangat membantu dalam melaksanakan tugas-tugas keseharian.
47
Pembelajaran Aktif “Humanisasi Pendidikan”, dari www.utem.edu.com 21112008.
48
Hisyam, Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta:CTSD, 2004.
Bagi guru yang sibuk mengajar strategi ini dapat dipakai dengan variasi yang tidak membosankan.
Pembelajaran aktif merujuk kepada kaedah dimana pelajar melakukan sesuatu termasuk memproses, mengguna, dan membuat refleksi terhadap
apa yang diberikan. Dengan menggunakan kaedah pembelajaran aktif bukan berarti pengajar tidak perlu lagi memberikan arahan, walau
bagaimanapun pemberian arahan merupakan suatu yang penting untuk disampaikan.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa perhatian anak didik berkurang dengan berlalunya waktu. Penelitian Polio menunjukan bahwa
siswa dalam ruang kelas hanya memerhatikan pelajaran sekitar 40dari waktu pembelajaran yang tersedia. Sementara penelitian Mc.Keachie
menyebutkan bahwa dalam 10 menit pertama perhatian siswa dapat mencapai 70, dan berkurang sampai menjadi 20 pada waktu 20 menit
terakhir.
49
Kondisi tersebut di atas merupakan kondisi umum yang sering terjadi dilingkungan sekolah. Hal ini menyebabkan seringnya terjadi kegagalan
dalam dunia pendidikan kita, terutama disebabkan anak didik di ruang kelas lebih banyak menggunakan indera pendengarannya dibandingkan
visual, sehingga apa yang dipelajari dikelas tersebut cenderung untuk dilupakan. Sehingga dapat dikatakan bahwa untuk membuat membuat
proses belajar mengajar lebih berkesan pelajar harus melakukannya lebih dari mendengar saja, seperti terlihat pada bagan pembelajaran Edgar Dale
berikut ini :
50
49
Mel Silberman. Active Learning, Yogyakarta: Bumimedia, 2002
50
http:www.ctl.utm.mybuletinedisi3artikel.htm