Perumusan Masalah Penelitian Tujuan Penelitian
Menurut Gagne kemampuan intelektual dibagi lagi menjadi delapan sud-kategori yang urutannya berdasarkan kekomplekan operasi
mentalnya. Kedelapan tipe tersebut adalah: a Belajar sunyal signal learning. Belajar dengan sinyal adalah
belajar tanpa kesengajaan yang dihasilkan dari sejumlah stimilus ulangan atau stimulus tunggal yang akan menimbulkan suatu
respon emosional di dalam individu yang bersangkutan. b Belajar S-R S-R learning. Belajar jenis ini adalah belajar yang
disengaja dan secara fisik untuk merespon suatu sinyal. Belajar S-R menghendaki suatu stimulus yang datangnya dari luar yang
menyebabkan otot-otot terangsang yang kemudian diiringi respon yang dikehendaki sehingga terjadi hubungan langsung yang
menunggal antara stimulus dan respon. c Belajar merangkai tingkah laku chaining. Jenis belajar ini
menunjukan lebih dari sati S-R yang dirangkaikan berurutan agar peserta didik dapat menyelesaikan tugas
d Belajar asosiasi verbal verbal chaining. Belajar asosiasi verbal terjadi pada waktu memberi nama suatu benda.
e Belajar diskriminasi
discremination learning.
Belajar diskriminasi untuk membedakan hubungan S-R agar dapat
memhami berbagai macam obyek fisik dan konsep. Dengan demikian diharapkan siswa dapat membedakan dan menyebutkan
antara simbol yang satu dengan yang lain. f Belajar konsep concept learning. Adalah belajar memahami
kebersamaan sifat-sifat dari benda-benda konkrit atau peristiwa- peristiwa untuk dikelompokan menjadi satu jenis
g Belajar aturan rule learning. Belajar aturan-aturan didasarkan atas konsep-konsep yang telah dipelajari. Seseorang telah belajar
aturan memungkinkan orang tersebut mengikuti aturan itu dalam tingkah lakunya, menampilkan tingkah laku tertib dalam menurut
aturan, merespon sekumpulan hal dalam bentuk sekumpulan tingkah laku.
h Belajar memecahkan masalah problem solving. Belajar memecahkan masalah merupakan tipe belajar yang menyangkut
dua atau lebih aturan-aturan yang telah dipelajari siswa dimana aturan-aturan itu dikombinasikan agar menghasilkan suatu aturan
yang tadinya belum diketahui siswa. Aturan baru inilah yang kemudian dipergunakan untuk memecahkan masalah.
3. Strategi kognitif Strategi
kognitif adalah
kecakapan untuk
mengelola dan
mengembangkan proses berfikir dengan cara merekam, membuat analisis dan sintesis, mengendalikan tingkah laku peserta didik itu
sendiri dalam kaitannya dengan lingkungan, cara untuk melakukan proses belajar,termasuk retensi dan berfikir. Adapun tipe-tipe hasil
belajar kognitif. Bloom membagi tingkat kemampuan atau tipe hasil belajar yang termasuk aspek kognitif menjadi enam yaitu, Yaitu
pengetahuan hafalan, pemahaman atau komprehensi, penerapan aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
24
a Yang dimaksud dengan pengetahuan hafalan atau yang dikatakan bloom dalam istilah knowledge adalah tingkat kemampuan yang
hanya meminta responden untuk mengenal atau mengetahui adanya konsep, fakta, atau istilah-istilah tanpa harus mengerti, atau dapat
menilai, atau dapat menggunakannya. Dalam hal ini responden biasanya hanya dituntut untuk menyebutkan kembali atau
menghafal saja. b Yang dimaksud dengan pemahaman atau komprehensi adalah
tingkat kemampuan yang mengharapkan responden mampu memahami arti atau konsep, situasi, serta fakta yang
diketahuinya. Dalam hal ini responden tidak hanya hafal secara
24
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT Rosda Karya, 2004 h. 43-47