Jika suatu senyawa tersusunterbentuk bukan dari unsur-unsur penyusunnya, maka ΔH-nya tidak sama dengan ΔH pembentukan
standar.
b. ΔH Penguraian Standar ΔH
d
Adalah ΔH untuk menguraikan 1 mol suatu senyawa menjadi unsur- unsur penyusunnya pada keadaan standar.
CO
2g
—→ C
s
+ O
2g
ΔH = + 94,1 kkal = ΔH penguraian standar CO
2g
CO
2 g
—→ CO
g
+ ½O
2g
ΔH = + 26,4 kkal ≠ ΔH penguraian standar CO
2g
c. ΔH Pembakaran Standar ΔH
c
Adalah ΔH dalam pembakaran sempurna 1 mol suatu senyawa pada keadaan standar.
CH
4
g + 2O
2g
—→ CO
2g
+ 2H
2
O
l
ΔH = – 212,4 kkal = ΔH pembakaran CH
4g
CH
4g
+ 32O
2g
—→ CO
g
+ 2H
2
O
l
ΔH = – 135,1 kkal ≠ ΔH pembakaran CH
4g
B. Penentuan Perubahan Entalpi
1. Kalorimeter
- Kalorimeter adalah suatu alat untuk mengukur jumlah kalor yang diserap
atau dibebaskan sistem. Data H reaksi yang terdapat pada tabel-tabel pada umumnya ditentukan secara kalorimetri.
- Kalorimeter sederhana dapat dibuat dari wadah yang bersifat isolator
tidak menyerap kalor. Sehingga wadah dianggap tidak menyerap kalor
pada saat reaksi berlangsung.
- Kalorimeter Bom merupakan suatu kalorimeter yang dirancang khusus
sehingga benar-benar terisolasi. Pada umumnya sering digunakan untuk menentukan perubahan entalpi dari reaksi-reaksi pembakaran yang
melibatkan gas. -
Jumlah kalor yang dilepas atau diserap sebanding dengan massa, kalor jenis zat, dan perubahan suhu. Hubungannya adalah sebagai berikut:
q = m. c . ∆T
dengan, q = perubahan kalor J m = massa zat g
c = kalor jenis zat Jg.K ∆T = perubahan suhu K
2. Hukum Hess
Perubahan entalpi kadang sukar diukur atau ditentukan langsung dengan percobaan. Pada tahun 1840 Henry Hess dari Jerman menyatakan,
perubahan entalpi reaksi hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir sistem, tidak bergantung pada jalannya reaksi.
Contoh: Reaksi karbon dan oksigen untuk membentuk CO
2
dapat berlangsung dalam satu tahap cara
langsung dan dapat juga dua tahapcara tidak langsung. 1 Satu tahap: C
s
+ O
2g
→ CO
2g
∆H = –394 kJ 2 Dua tahap: C
s
+ O
2g
→ CO
g
∆H = –110 kJ CO
g
+ O
2g
→ CO
2g
∆H = –284 kJ + C
s
+ O
2g
→ CO
2g
∆H = –394 kJ Jadi, jika suatu reaksi berlangsung menurut dua tahap atau lebih, maka kalor
reaksi totalnya sama dengan jumlah kalor tahap reaksinya. Hukum Hess kita gunakan untuk menghitung H suatu reaksi, berdasarkan beberapa harga H
dari reaksi lain yang sudah diketahui. Hukum Hess dapat dinyatakan dalam bentuk diagram siklus atau diagram
tingkat energi. Diagram siklus untuk reaksi pembakaran karbon pada contoh di atas adalah