Pengujian Hipotesis Penelitian Analisis Data

statistik yaitu dengaan melakukan uji prasyarat yang terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. Perhitungan uji t untuk pretest diperoleh t tabel 1,931 dan t hitung 0,30. Itu artinya Ho diterima yang menunjukkan tidak ada perbedaan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Kemudian dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t untuk posttes t hitung sebesar 6,688, sedangkan nilai t tabel sebesar 1,931. Berdasarkan data tersebut dapat dinyatakan bahwa hasil t hitung t tabel , maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode pembelajaran inkuiri-discovery learning terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran termokimia. Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa penerapan pembelajaran dengan metode inkuiri-discovery learning yang diterapkan pada kelas eksperimen pada konsep termokimia dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan penerapan pembelajaran metode ceramah dan latihan drill yang diterapkan pada kelas kontrol, sehingga dapat dikatakan bahwa perbedaan hasil belajar yang signifikan dari kedua kelas tersebut merupakan efek dari perlakuan yang telah dilakukan. Penerapan metode inkuiri-discovery learning memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan pembelajaran dengan metode ceramah dan latihan drill. Hal ini terjadi karena dalam metode inkuiri-discovery learning melibatkan peranan langsung siswa dalam mendalami materi melalui terjun langsung melakukan eksperimen dengan langkah-langkah yang terarah dan dapat menjadikan siswa lebih mandiri dan bertanggung jawab. Hal ini sesuai dengan kelebihan metode inkuiri- discovery learning yaitu pengajaran menjadi berpusat kepada siswa atau pelajar. Selain itu kelebihan metode ini yang lain yakni pengetahuan akan bertahan lama atau lebih mudah diingat bila dibandingkan dengan pengetahuan yang diperoleh dengan cara-cara lain. 1 Hal tersebut dapat membantu siswa memperoleh hasil 1 Sochibin, dkk, Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin Untuk Peningkatan Pemahaman Dan Keterampilan Berfikir Kritis Siswa SD, Jurnal Pendidikan Fisika, Juli 2009, hal 97 belajar yang baik karena ilmu atau pengetahuan yang mereka dapat bisa bertahan lama dan mudah diingat. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran kelas eksperimen dengan menerapkan metode inkuiri-discovery learning siswa dikelompokkan dalam beberapa kelompok kecil. Dengan kata lain, proses pembelajaran menggunakan metode inkuiri-discovery learning sangat mengoptimalkan partisipasi siswa, sehingga siswa lebih memahami materi pelajaran dan hasil belajar yang diperoleh pun akan meningkat. Pada tahap awal guru memberikan pengenalan awal materi dengan memberikan gambaran yang mengilustrasikan dengan mengambil contoh dari kehidupan nyata agar siswa lebih tertarik untuk mempelajarinya, kemudian menugaskan siswanya untuk menyusun pertanyaan dari hasil ilustrasi tersebut. Hal ini bisa menjadi pemacu atau pancingan agar siswa berfikir mandiri, tidak hanya disuapi oleh guru. Sementara pada kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah dan latihan pada pelaksanaan pembelajarannya, hanya dilakukan pembukaan biasa tanpa ada langkah menyusun pertanyaan dari pembukaan materi yang diberikan guru sehingga kurang melatih siswa untuk berfikir lebih kritis. Pada tahap ini pula siswa pada kelas kontrol hanya berperan sebagai pendengar, kegiatan belajar didominasi oleh guru. Langkah kedua dari pelaksanaan pembelajaran kelas eksperimen adalah guru menugaskan untuk menyusun sejumlah pertanyaan dari materi yang di ilustrasikan untuk selanjutnya dijadikan sebagai hipotesis atau dugaan awal. Langkah ini melatih siswa untuk berfikir kritis mengenai suatu masalah. Guru bisa membantu melalui pertanyaan atau berupa teka-teki yang mengarah kepada jawaban sementara hipotesis. Hal tersebut dapat mengembangkan potensi siswa dalam berfikir. Ini sesuai pula dengan tujuan metode inkuiri yaitu mengembangkan kemampuan berfikir para siswa yang terdiri dari serentetan keterampilan-keterampilan yang