Metode Inkuiri-Discovery Learning Landasan Teori

11 bila siswa terlibat dalam menggunakan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip. Dalam pembelajaran penemuan siswa didorong untuk belajar sendiri melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa mempunyai pengalaman dan melakukan eksperimen yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip bagi diri sendiri. Pada discovery learning siswa didorong untuk belajar secara mandiri dan terlibat langsung untuk mendapatkan pengetahuan yang ditemukan melalui kegiatan tertentu. Dari definisi-definisi di atas mengenai inkuiri-discovery learning maka dapat disimpulkan bahawa metode inkuiri-discovery learning adalah metode pembelajaran yang menekankan proses berfikir kritis untuk memecahkan masalah melalui percobaan guna mengasah keterampilan siswa untuk menemukan sendiri jawaban dari suatu konsep. Adapun dalam pelaksanaan metode inkuiri-discovery learning dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: 11 1 Simulation, guru memberikan masalah kepada siswa atau menginstruksikan siswa untuk menemukan masalah dari bahan materi. Materi dapat berupa demonstrasi atau berupa materi bacaan. Pada tahap ini disajikan permaslahan yang dapat memacu keingintahuan peserta didik. 12 Tahap ini bisa disebut juga sebagai tahap orientasi dimana guru menyajikan topik melalui simulasi atau ilustrasi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari agar lebih menarik siswa dalam mempelajari materi tersebut. Pada tahap ini pula guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif. Hal yang 11 Syaiful Bahri Djamarah, Startegi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, h. 19 12 Ai Mahmudatussa’adah, Pendekatan Inkuiri-Kontekstual Berbasis Teknologi Informasi Untuk Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis Mahasiswa, Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FPTK UPI INVOTEC, Volume VII, No. 2, Agustus 2011: 115 – 130, hal. 118 12 dilakukan guru dalam tahap orientasi ini adalah: 13 a Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa. b Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah- langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan. c Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. 2 Problem statement, siswa mengidentifikasikan masalah yang hasilnya akan dirumuskan menjadi hipotesis. Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki untuk memecahkan masalah. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah, diantaranya: 14 1 Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. 2 Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti. 3 Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa. Pada langkah ini pula siswa dilatih untuk mengembangkan potensinya untuk berfikir dan membuat hipotesis. Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau mengira-ngira berhipotesis dari suatu permasalahan. Guru dapat membantu melalui memberikan pertanyaan yang mengarah pada jawaban sementara hipotesis. 13 I Putu Mudalara, Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI IPA SMAN I Gianyar Ditinjau Dari Sikap Ilmiah, Undiksha, 2012, hal. 5 14 Rensus Silalahi, Kontribusi Model Pembelajaran Kontekstual Tipe Inkuiri Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan kewarganegaraan, Jurnal Edisi Khusus No. 2, Agustus 2011, hal 138 13 3 Data collection, siswa mengumpulkan data melalui referensi studi pustaka atau melalui media lain yang mendukung. Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutukhan untuk menguji hipotesis yang diajukan. 15 Pada langkah ini siswa dilatih untuk mengumpulkan data yang merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. 4 Data processing, pengolahan data yang dihasilkan dari langkah ke 3. Pada langkah ini siswa melakukan eksperimen guna membuktikan atau memproses data yang didapat dari langkah sebelumnya. 5 Verivication, siswa membuktikan hasil data terhadap hipotesis. Langkah ini melatih siswa dalam hal keyakinan dalam menentukan jawaban yang telah dibuktikan pada langkah sebelumnya. Dalam hal ini siswa dilatih berfikir rasional. Artinya siswa harus mampu membuktikan kebenaran jawaban dengan argumentasi dan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan. 6 Generalitation, membuat kesimpulan yang dihasilkan dari data yang diperoleh. Merumuskan kesimpulan adalah proses mendiskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Agar kesimpulan relevan dengan fokus permasalahan maka, guru hendaknya mampu menunjukkan kepada siswa, data mana yang relevan dan mana yang kurang relevan. 16 15 I putu Mudalara, Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI IPA SMAN Gianyar Ditinjau Dari Sikap Ilmiah, UNDIKSHA 2012, hal. 5 16 Rensus Silalahi, Kontribusi Model Pembelajaran Kontekstual Tipe Inkuiri Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan kewarganegaraan, Jurnal Edisi Khusus No. 2, Agustus 2011, hal 139 14 Inkuiri memiliki tujuan atau kegunaan tertentu diantaranya adalah 1 mengembangkan sikap, keterampilan siswa untuk mampu memecahkan masalah serta mengambil keputusan secara objektif dan mandiri; 2 mengembangkan kemampuan berfikir para siswa yang terdiri atas serentetan keterampilan-keterampilan yang memerlukan latihan dan pembiasaan; 3 melatih kemampuan berfikir melalui proses dalam situasi yang benar-benar dihayati; dan 4 mengembangkan sikap ingin tahu, berfikir objektif, mandiri, kritis, analitis, baik secara individual maupun kelompok. 17 Untuk mendukung agar kegiatan siswa dalam pembelajaran inkuiri-discovery learning dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut: 18 1 Membimbing kegiatan laboratorium 2 Modifikasi inkuiri 3 Kebebasan inkuiri 4 Taka-teki bergambar Berusaha sendiri mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Namun jalannya metode pembelajaran inkuiri tak lepas dari peranan guru di dalamnya. Terdapat peranan guru dalam pelaksanaan metode pembelajaran inkuiri ini yakni sebagai motivator, fasilitator, penanya, administrator, pengarah, manager, dan sebagai rewarder pemberi penghargaan. 19 Pengetahuan yang diperoleh melalui belajar penemuan menunjukkan beberapa kebaikan, diantaranya: 17 Niken Indraswati, Jurnal Pendidikan : Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Pokok Pikiran Bacaan melalui Metode Inkuiri, 2011, hal 4 18 Roestiyah, N.K, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, hal. 77 19 Niken Indraswati, Jurnal Pendidikan : Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Pokok Pikiran Bacaan melalui Metode Inkuiri, 20011, hal 3-4 15 1 Pengetahuan itu bertahan lama atau lebih mudah diingat bila dibandingkan dengan pengetahuan yang diperoleh dengan cara-cara lain. 2 Pengajaran menjadi berpusat pada pelajar 20 3 Meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berfikir secara bebas 4 Melatih keterampilan-keterampilan kognitif untuk menemukan dan memcahkan masalah tanpa pertolongan orang lain. 5 Membangkitkan keingintahuan siswa. 6 Memberi motivasi untuk bekerja terus sampai menemukan jawaban. 7 Mudah ditransfer 21 Sedangkan kelemahan dari metode ini adalah memakan waktu yang cukup banyak dan jika kurang terpimpin atau kurang terarah dapat menjurus kepada kekacauan dan kekaburan atas materi yang dipelajari. 22 Adapun mengenai kekurangan metode inkuiri-discovery learning ini menurut Rensus Silalahi dalam jurnalnya adalah: 23 1 Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa. 2 Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar. 3 Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan. 20 Sochibin, dkk, Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin Untuk Peningkatan Pemahaman Dan Keterampilan Berfikir Kritis Siswa SD, Jurnal Pendidikan Fisika, Juli 2009, hal. 97 21 Drs. A Tabrani, dkk, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992, h. 178 22 Syaiful Bahri Djamarah, Startegi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, h. 20 23 Rensus Silalahi , Kontribusi Model Pembelajaran Kontekstual Tipe Inkuiri Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan , Jurnal Edisi Khusus no 2, Agustus 2011, hal. 139-140 16 4 Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.

2. Ceramah Dan Latihan Drill

a. Metode Ceramah

Metode belajar yang sudah tidak asing bagi kita yaitu metode ceramah. Metode ini sangat sering digunakan oleh para pengajar karena dianggap siap pakai tanpa menyiapkan hal yang merepotkan dan meyita waktu. Metode ini biasanya digunakan agar siswa mendapat informasi tentang sustu informasi atau persoalan tertentu. Teknik ini juga biasanya digunakan ketika jumlah siswa banyak sehingga sulit untuk menggunakan teknik lain. Metode ceramah menurut Tonih Feronika adalah metode mengajar yang menyampaikan materi pelajaran dengan cara lisan. 24 Pengertian lain dari ceramah adalah metode penyampaian informasi oleh seseorang pembicara kepada sekelmpok pendengar. 25 Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini senatiasa bagus bila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung alat dan media serta memperhatikan batas- batas kemungkinan penggunaannya. 26 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode ceramah adalah metode penyampaian materi secara lisan kepada sekelompok pendengar yang senantiasa bagus selam dipersiapkan dengan matang. 24 Tonih feronika, Buku Ajar Strategi Pembelajaran Kimia, UIN Syarif Hidayatullah, h. 36 25 Mulyati Arifin, Pengembangan program pengajaran bidang studi kimia, h. 108 26 Direktorat Tenaga Kependidikan Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Departemen Nasional, Strategi Pembelajarn Dan Pemilihannya, 2008, h. 13 17 Metode utama dalam penyampaian materi pelajaran itu adalah berbicara, yaitu guru menerangkan, sedangkan siswa mendengarkan penjelasan guru serta mencatat materi pelajaran yang hanya bisa diterima siswa. Metode ini hany abersifat ―transfer of knowledge‖ , yang penting proses belajar mengajar dapat berlangsung. Proses belajar mengajar berpusat pada guru teacher centered belum berpusat pada siswa student centered, siswa hany sebagai pendengar yang siap untuk menerima informasi yang disampaikan guru. Metode ceramah ini baik digunakan ketikan bahan ajar yang akan disampaikan banyak dan waktu tersedia relative singkat, bahan ajar berupa instruksi, peserta didik yang akan diajar jumlahnya banyak dan guru memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Tak beda halnya dengan metode maupun strategi yang lainnya. Jika dipersiapkan dengan baik dan matang maka kemungkinan sukses dapat diraih. Dalam pelaksanaan metode ceramah ada hal-hal yang dapat menunjang pelaksanaan teknik tersebut. Pertama, sekolah telah tersedia bahan bacaan atau buku-buku yang berisi bahan atau masalah yang akan dipelajari. Kedua, bila jumlah siswa tidak terlalu banyak sehingga memungkinkan guru dapat menggunakan teknik-teknik penyajian yang lain yang lebih efektif. Ketiga, jika guru bukan seorang pembicara yang baik, tidak mampu menarik perhatian siswa. 27 Adapun langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan metode ceramah menurut Rista Linawati dalam Suciani adalah sebagaiberikut: 28 1 Tahap persiapan : yang artinya tahap guru untuk menciptakan kondisi sebelum memulai mengajar. 27 Roestiyah, N.K, Strategi \Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, hal. 137- 138 28 Rista Linawati, Metode Ceramah dan Drill latihan Sebagai Pemilihan Pembelajaran Kosakata Bahasa China Di SMP Warga Surakarta, Universitas Sebelas Maret, 2009, hal 44 18 2 Tahap penyajian : yang artinya saat guru menyampaikan bahan ceramah. 3 Tahap asosiasi : yang artinya memberikan kesempatan pada siswa untuk menghubungkan dan membandingkan bahan ceramah yang telah diterimanya. Untuk itu pada tahap ini diberikan kesempatan untuk Tanya jawab dan diskusi. 4 Tahap generalisasi dan kesimpulan : yang artinya menyimpulkan hasil ceramah, umumnya siswa mencatat dari yang telah diceramahkan. 5 Tahap aplikasi atau evaluasi : yang artinya penilaian terhadap hasil siswa mengenai bahan yang telah diberikan guru, evalusi biasanya dalam bentuk lisan, tertulis, dan lain – lain. Seperti halnya metode lain, metode ceramah dalam pelaksanaannya disini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah: 1 Guru mudah menguasai kelas 2 Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar 3 Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar 4 Hemat biaya 5 Organisasi kelas lebih sederhana, tidak perlu mengadakan pengelompokan murid-murid seperti pada metode yang lain. 29 6 Susana kelas berjalan dengan tenang karena murid melakukan aktivitas yang sama, sehingga guru dapat mengawasi murid sekaligus secara komprehensif. 30 Sedangkan kekurangan dari metode ceramah adalah: 1 Guru tidak mampu mengontrol sejauh mana siswa telah memahami uraiannya 31 29 Rista Linawati, Metode Ceramah dan Drill latihan Sebagai Pemilihan Pembelajaran Kosakata Bahasa China Di SMP Warga Surakarta, Universitas Sebelas Maret, 2009, hal 45 30 Dasuki, Perbandingan Penggunaan Metode Ceramah dan Diskusi Dalam Mamahami Pelajaran Aqidah Akhlak, UIN Syarif Hidayatullah, 2006, h. 9 31 Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, h.138