Kesimpulan L
o
L
hitung
L
t
L
tabel
L
o
L
hitung
L
t
L
tabel
Berdistribusi normal Berdistribusi normal
Dari data statistik di atas dengan jumlah sampel N keduanya adalah 30 didapatkan rata-rata mean untuk pretes 44,3 dan posttest 72,03. Standar
deviasi didapatkan 15,405 untuk kelompok pretes dan 6,135 untuk kelompok posttest.
Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan α = 0,05. Dari tabel diatas diketahui bahwa L
tabel
untuk kedua kelompok sebesar 0,16. Pada kelompok pretest didapat hasil L
hitung
sebesar 0,125 sedangkan untuk kelompok posttest hasil L
hitung
sebesar 00,139, karena nilai L
hitung
kedua kelompok memenuhi kriteria L
hitung
L
tabel
maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok berdistribusi normal.
2 Uji Homogenitas
Setelah kedua sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan pengujian homogenitas dengan uji perbedaan
varians dengan menggunakan Uji Fisher. Pengujian homogenitas dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah sebaran data
masing-masing kelas tidak menyimpang dari ciri-ciri data yang berdistribusi homogen. Kriteria pengujian yang dilakukan pada tingkat
kepercayaan tertentu. Sampel akan dinyatakan homogen apabila f
hitung
f
tabel
. Berikut ini adalah hasil dari perhitungan uji homogenitas, yaitu:
Tabel 4.5. Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No Statistik
Nilai Pretes
Posttest 1
S
2 eksperimen
163,021 51,84
2 S
2 kontrol
237,314 37,64
3 F
hitung
1,455 1,377
4 F
tabel
1,85 1,85
Kesimpulan Varians kedua kelas homogen
Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95 . Dari tabel diatas didapatkan hasil f
hitung
sebesar 1,455 untuk kelas pretes dan 1,377 untuk kelas posttest, sedangkan hasil f
tabel
kedua kelas adalah 1,85. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa kedua kelas berasal
dari populasi yang homogen, karena f
hitung
f
tabel
. Hasil perhitungan uji homogenitas kelas eksperimen baik untuk pretest maupun posttest dapat
dilihat pada lampiran. Berdasarkan hasil pengujian persyaratan analisis terhadap data dari
kedua kelas diatas, maka pengujian hipotesis dapat dilakukan. Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan uji-t.
b. Pengujian Hipotesis Penelitian
Setelah dilakukan uji persyaratan, maka selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t. Pengujian dilakukan untuk
mengetahui adanya perbedaan antara skor tes awal pretest dan tes akhir posttest pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Hipotesis yang
diajukan adalah: Ho : Tidak ada pengaruh penggunaan metode inkuiri-discovery learning
terhadap hasil belajar siswa pada materi termokimia Ha : ada pengaruh penggunaan metode inkuiri-discovery learning
terhadap hasil belajar siswa pada materi termokimia Pengujian hipotesis tersebut akan diuji dengan menggunakan rumus uji-t
dengan kriteria pengujian sebagai berikut: jika harga thitung t-tabel pada tingkat kepercayaan 0,05 maka Ho diterima, sedangkan jika t-hitung t-tabel
pada tingkat kepercayaan 0,05 maka Ha diterima. Berikut ini adalah data hasil uji hipotesis, yaitu:
Tabel 4.6. Hasil Uji Hipotesis Data Hasil Belajar Pretest
No Statistik
Kelas kontrol Kelas
eksperimen 1
Jumlah sampel N 30
30
2 Rata-rata mean
44,3 45,367
3 Varians S
2
237,314 163,021
4 t-hitung
0,303 5
t-tabel 1,931
Keputusan Ho diterima, Ha ditolak
Dari data tabel perhitungan uji t untuk pretest didapatkan kesimpulan bahwa t tabel t hitung, maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya antara
kelas kontol dan kelas eksperimen tidak berbeda nyata.
Tabel 4.6. Hasil Uji Hipotesis Data Hasil Belajar Posttest
No Statistik
Kelas kontrol Kelas
eksperimen 1
Jumlah sampel N 30
30
2 Rata-rata mean
72,03 75,267
3 Varians S
2
37,63 51,84
4 t-hitung
6,688 5
t-tabel 1,931
Keputusan Ho ditolak, Ha diterima
Sedangkan pada tabel perhitungan uji t untuk posttest didapatkan hasil sebaliknya, t tabel t hitung, itu artinya Ho ditolak dan Ha diterima.
Berarti ada pengaruh yang signifikan yang didapatkan dari penggunaan metode inkuiri-discovery learning terhadap hasil belajar siswa.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di MAN Rengasdengklok- Karawang, diperoleh perhitungan rata-rata hasil belajar kelas XI IPA A kelas
eksperimen dengan penerapan metode inkuiri-discovery learning sebsesar 75,267 dan rata-rata hasil belajar kelas XI IPA B kelas kontrol dengan penerapan metode
ceramah dan latihan drill sebesar 72,03. Setelah dilakukan pengolahan data secara
statistik yaitu dengaan melakukan uji prasyarat yang terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas.
Perhitungan uji t untuk pretest diperoleh t
tabel
1,931 dan t
hitung
0,30. Itu artinya Ho diterima yang menunjukkan tidak ada perbedaan antara kelas eksperimen dengan
kelas kontrol. Kemudian dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t untuk posttes t
hitung
sebesar 6,688, sedangkan nilai t
tabel
sebesar 1,931. Berdasarkan data tersebut dapat dinyatakan bahwa hasil t
hitung
t
tabel
, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
penggunaan metode pembelajaran inkuiri-discovery learning terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran termokimia.
Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa penerapan pembelajaran dengan metode inkuiri-discovery learning yang
diterapkan pada kelas eksperimen pada konsep termokimia dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan penerapan pembelajaran metode ceramah dan
latihan drill yang diterapkan pada kelas kontrol, sehingga dapat dikatakan bahwa perbedaan hasil belajar yang signifikan dari kedua kelas tersebut merupakan efek
dari perlakuan yang telah dilakukan. Penerapan metode inkuiri-discovery learning memberikan hasil yang lebih
baik dibandingkan pembelajaran dengan metode ceramah dan latihan drill. Hal ini terjadi karena dalam metode inkuiri-discovery learning melibatkan peranan
langsung siswa dalam mendalami materi melalui terjun langsung melakukan eksperimen dengan langkah-langkah yang terarah dan dapat menjadikan siswa lebih
mandiri dan bertanggung jawab. Hal ini sesuai dengan kelebihan metode inkuiri- discovery learning yaitu pengajaran menjadi berpusat kepada siswa atau pelajar.
Selain itu kelebihan metode ini yang lain yakni pengetahuan akan bertahan lama atau lebih mudah diingat bila dibandingkan dengan pengetahuan yang diperoleh
dengan cara-cara lain.
1
Hal tersebut dapat membantu siswa memperoleh hasil
1
Sochibin, dkk, Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin Untuk Peningkatan Pemahaman Dan Keterampilan Berfikir Kritis Siswa SD, Jurnal Pendidikan Fisika, Juli 2009, hal 97