Selain itu, sesuai dengan realitas dalam masyarakat, Majelis Taklim bisa juga diartikan sebagai tempat atau lembaga pendidikan,
pelatihan, dan kegiatan belajar-mengajar khususnya bagi kaum muslimah dalam mempelajari, mendalami, dan memahami ilmu pengetahuan tentang
agama Islam dan sebagai wadah dalam melaksanakan berbagai kegiatan yang memberikan kemaslahatan kepada jamaah dan masyarakat
sekitarnya.
2. Sejarah Majelis Taklim.
Majelis Taklim merupakan lembaga pendidikan yang tertua dalam sejarah islam dan tidak dapat dilepaskan dari perjalanan dakwah
Islamiyyah sejak awal, yang dimulai saat Rasulullah SAW mengadakan kegiatan kajian dan pengajian di rumah Arqam bin Abil Arqam Baitul
Arqam, yang dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi ketika beliau masih berada di Mekkah.
52
. Setelah adanya perintah Allah SWT untuk menyiarkan Islam secara terang-terangan, pengajian seperti itu segera
berkembang di tempat-tempat lain yang diselenggarakan secara terbuka. Di zaman Madinah, ketika Islam telah menjadi kekuatan nyata
dalam masyarakat, penyelenggaraan pengajian itu lebih pesat lagi. Nabi Muhammad SAW duduk di masjid Nabawi untuk memberikan pengajian
kepada para sahabat kaum muslimin ketika itu. Para sahabat yang dalam sejarah terkenal dalam sebutan Ashabus Shafa telah mengkhususkan
dirinya selalu berdekatan dengan Nabi untuk mendapatkan pelajaran lebih
52
Ibid, h. 3
banyak lagi. Dari merekalah, generasi berikutnya termasuk kita dewasa ini, dapat mengetahui sebagian besar ucapan, perbuatan dan sikap Nabi
Muhammad SAW. Dengan cara itu Nabi Muhammad SAW telah berhasil menyiarkan
agama Islam dan sekaligus dengan itu berhasil pula membentuk karakter dan ketahanan umat. Lebih jauh dari itu, nabi juga berhasil membina para
pejuang Islam yang tidak saja gagah perkasa di medan perjuangan bersenjata, dalam membela dan menegakkan Islam, tetapi juga terampil di
dalam mengatur pemerintahan dan membina kehidupan masyarakat. Di abad kejayaan Islam, Majelis Taklim disamping sebagai tempat
menuntut ilmu juga menjadi tempat para ulama dan pemikir mujtahidin menyebarluaskan hasil penemuannya ijtihadnya. Barang kali tidak akan
salah bila dikatakan bahwa para ilmuwan Islam dari berbagai disiplin ilmu seperti Fiqih, Tauhid, Tafsir, Hadits, Tasawuf, bahkan juga dalam
berbagai ilmu yang dewasa ini kita kenal sebagai ilmu umum seperti Ilmu Pengetahuan Alam, Kedokteran, Politik, Matematika, dan sebagainya
adalah produk majelis-majelis taklim yang ada ketika itu. Mereka memperoleh ilmu di Majelis Taklim dan kemudian membina Majelis
Taklim mereka sendiri, lalu mengembangkan ilmu yang dewasa ini terdapat dalam dunia Islam.
Para wali dan penyiar Islam di Indonesia juga mempergunakan Majelis Taklim untuk menyampaikan dakwahnya. Itulah sebabnya maka
untuk Indonesia, Majelis Taklim juga merupakan lembaga pendidikan