c. Wadah Berkegiatan dan Berkreativitas.
Majelis Taklim juga berfungsi sebagai wadah berkegiatan dan berkreativitas bagi kaum perempuan. Antara lain, dalam berorganisasi,
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. d.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan. Majelis Taklim juga berfungsi sebagai pusat pembinaan dan
pengembangan kemampuan dan kualitas sumber daya manusia kaum perempuan dalam berbagai bidang seperti dakwah, pendidikan, sosial,
dan politik yang sesuai dengan kodratnya. e.
Jaringan Komunikasi, Ukhuwah, dan Silaturahim. Majelis Taklim juga diharapkan menjadi jaringan komunikasi,
ukhuwah, dan silaturahim antarsesama kaum perempuan, antara lain dalam membangun masyarakat dan tatanan kehidupan yang Islami.
53
53
Ibid, h. 7
BAB III GAMBARAN UMUM MAJELIS TAKLIM NURUL MUSTHOFA
A. Letak Geografis Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta
Selatan.
Majelis Taklim Nurul Musthofa terletak di kediaman guru besar sekaligus pembinanya yaitu
Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf Jalan RM. Kahfi 1 Gg Manggis Rt.002 Rw.001, Ciganjur-Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Tempatnya berkesampingan dengan rumah Habib Hasan yang disana disediakan tempat Aula. Aula tersebut berfungsi sebagai tempat kegiatan
Majelis dan juga sebagai tempat melaksanakan shalat fardhu lima waktu sebagaimana mestinya. Dengan fasilitas yang telah memadai maka jamaah
dapat mengikuti setiap kegiatan yang diadakan Majelis Taklim Nurul Musthofa dengan nyaman.
B. Latar Belakang Berdirinya Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur
Jakarta Selatan.
Majlis Nurul Musthofa adalah salah satu media untuk mendekatkan diri kepada Allah dan Rasulullah SAW, yang didirikan pada
tahun 2000 oleh Al Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf. Nurul Musthofa diambil dari nama Rasulullah SAW yang artinya “Cahaya Pilihan”.
Bermula dari pengajian Al- Qur’an dan Zikir-zikir yang keliling dari
rumah-kerumah.
42
Pada tahun 2001 dengan izin Allah SWT, Majlis Nurul Musthofa kedatangan Al Habib Umar Bin Muhammad Bin Hafidz.BSA dan Al
Habib Anis Bin Alwi Al Habsyi, nama ini di ijazahkan dan diresmikan oleh beliau-beliau, maka pada tahun yang sama pertama kali dikenalkan
sejarah Rasulullah SAW dengan pembacaan Al- Qur’an, Zikir-Zikir dan
nasehat agama yang berkembang pesat yang bermula dari 10 orang sehingga menjadi ratusan orang.
Maka pada tahun 2002, berdatangan kembali para ulama-ulama dari Saudi Arabia, Yaman, Madinah, Malaysia, dan banyak lagi para
ulama yang memberikan ilmu-ilmu Allah diantaranya Al Habib Salim Assyatiri yang memberi ijazah membaca 129 kali Yaa Latif sehabis Sholat
kepada para Jama’ah. Pada tahun 2003, Majlis Nurul Musthofa mulai berpindah-pindah
tempat yang asalnya dari rumah menuju ke Masjid-Masjid, sehingga hampir kurang lebih 50 Masjid mendakwahkan ilmu-ilmu agama dengan
pembacaan kitab Nasahadiniyyah, yang dikarang oleh Al Habib Abdulloh Bin Alwi Al Haddad.
Pada tahun 2004, Majlis Nurul Musthofa dari yang ratusan menjadi ribuan orang, yang ditambah orang dengan Mo’idzoh Hasanah oleh guru-
guru diantaranya, KH. Abdul Hayyie Naim, Ust. Adnan Idris, Ust. Imam Wahyudi, dan masih banyak lagi yang lain untuk mendakwahkan ilmunya
dan menuangkan ilmunya di Majlis Nurul Musthofa.