Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

menyatakan bahwa upaya guru ke arah peningkatan proses belajar mengajar belum optimal, metode dan pendekatan yang dikuasai guru belum beranjak dari pola tradisional, dan hal ini membawa dampak negatif terhadap daya serap siswa yang ternyata masih tetap lemah yang ditandai dengan masih rendahnya rata-rata Nilai Ujian Nasional 5 . Hasil wawancara dengan guru bidang studi Matematika MTsN 32 Jakarta menunjukkan bahwa metode ceramah adalah metode yang biasa digunakan dalam pembelajaran matematika, siswa belum mampu memahami masalah ketika dihadapi pada soal pemecahan masalah, siswa tidak mengingat rumus yang telah diajarkan oleh guru pada materi sebelumnya. Selain dengan guru bidang studi matematika, wawancara juga dilakukan dengan seorang siswa yang dipilih secara acak. Siswa tersebut menyatakan menyukai pelajaran matematika jika materi yang dipelajari mudah, siswa juga tidak terbiasa mengerjakan soal matematika yang berbeda dengan contoh yang diberikan guru. Saat ditanya pembelajaran secara individu atau kelompok yang lebih disukai, siswa menjawab lebih senang pembelajaran matematika secara berkelompok karena bisa berdiskusi dengan teman jika tidak mengerti. Jika menghadapi soal yang sulit, siswa cenderung mengesampingkannya bahkan mengabaikannya, serta siswa menyukai pembelajaran matematika dengan cara guru menerangkan materi pelajaran sampai siswa benar-benar paham. Rangkaian wawancara tersebut memberikan gambaran bahwa siswa masih bergantung pada guru, terbiasa menunggu informasi yang diberikan oleh guru dan tidak terbiasa membangun pengetahuannya sendiri. Hal ini juga yang menyebabkan siswa sulit untuk mengingat materi sebelumnya yang telah diajarkan guru. Siswa juga tidak siap saat dihadapi persoalan non rutin. Berdasarkan uraian tersebut, perlu ada usaha dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Selama ini terdapat banyak pendekatan yang telah dirumuskan oleh para ahli untuk membantu proses belajar mengajar matematika demi tercapainya tujuan dalam meningkatkan pemecahan 5 Endang Dedy dkk,” Penyuluhan Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Pemecahan Masalah Problem Solving Kepada Guru-Guru Sekolah Dasar ”,FMIPA UPI ,2004,h.2. masalah matematis siswa. Salah satu pendekatan pembelajaran yang berpeluang untuk meningkatkan pemecahan masalah matematis siswa secara menyeluruh adalah pembelajaran dengan pendekatan diskursif, karena pendekatan pembelajaran diskursif menyediakan lingkungan untuk siswa membentuk masyarakat belajar dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan aktivitas matematika, refleksi terhadap aktivitas matematika yang dilakukan, berdebat dan diskusi mengenai aktivitas matematika yang dilakukan. Menurut Sierpinska, pendekatan diskursif berfokus pada komunikasi berupa debat, alasan-alasan logis secara tertulis, dan komunikasi matematis sehingga pendekatan ini memandang siswa dalam kelas sebagai masyarakat belajar yang berinteraksi satu sama lain 6 . Dalam pelaksanaan pembelajaran, pendekatan diskursif menuntut siswa terlibat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dengan cara berdiskusi dan berinteraksi satu sama lain, sehingga mampu menemukan langkah-langkah dalam pemecahan permasalahan. Interaksi antar siswa dan komunikasi antara guru dengan siswa penting untuk membimbing potensi matematis siswa. Pendekatan diskursif dirancang sedemikian rupa sehingga siswa akan terpacu dengan berbagai aktivitas, seperti pengajuan pertanyaan, mendengarkan ide orang lain, menulis, maupun melakukan percakapan berbagai arah untuk sampai pada pemahaman matematika. Aktivitas tersebut dilakukan siswa ketika menyusun rencana pemecahan masalah matematis yang sedang dimiliki siswa sehingga bisa menyelesaikan rencana pemecahan masalah matematis dengan baik. Demikian pula pembelajaran dengan pendekataan diskursif di kelas, dilakukan dengan melakukan berbagai kegiatan seperti intervensi guru, pengambilan keputusan pengaturan kelas dan pembelajaran dengan tujuan tercapai kualitas lingkungan yang memadai, mampu membuat siswa berpartisipasi aktif, mendorong mengembangkan intelektual siswa serta bisa membantu menjawab permasalahan yang dihadapi siswa, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. 6 Anna Sierpinska,”Language And Communication In Mathematics Education: Discoursing Mathematics Away”,Talk At Lule Tekniska Univesitet,2002,h.4. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil judul “Pengaruh Pendekatan Diskursif Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa ”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas, maka timbul berbagai permasalahan yang dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut: 1. Fenomena umum menunjukan bahwa proses pembelajaran matematika diajarkan secara ekspositori, dimana guru menjadi pusat pembelajaran teaching center. 2. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam pembelajaran matematika. 3. Pendekatan yang dilakukan oleh guru belum beranjak dari pola tradisional. 4. Siswa cenderung bersikap pasif dalam proses pembelajaran matematika.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian terarah dan tidak terjadi penyimpangan terhadap masalah yang akan dibahas, maka peneliti memberikan batasan sebagai berikut : 1. Penelitian ini menggunakan Pendekatan Diskursif dengan karakteristik komunikasi, debat, pengajuan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dalam pembelajaran matematika. 2. Penelitian ini akan di fokuskan dan diukur pada kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan indikator Polya yaitu memahami masalah, membuat rencana penyelesaian, menjalankan rencana penyelesaian dan memeriksa kembali terhadap solusi. 3. Penelitian dilakukan pada siswa SMP kelas VIII. 4. Materi yang disampaikan adalah Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalahnya yaitu: 1. Apakah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan pembelajaran menggunakan pendekatan diskursif lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan pemecahan masalah siswa yang menggunakan pendekatan ekspositori? 2. Bagaimana respon siswa terhadap proses pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan diskursif?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan problematika yang telah dikemukakan, maka tujuan kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mendapatkan informasi mengenai perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan diskursif dan siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan ekspositori terhadap pembelajaran matematika. 2. Mendapatkan informasi mengenai respon siswa terhadap proses pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan diskursif.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian tentang pengaruh Pendekatan Diskursif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dapat memberikan kontribusi sebagai berikut : 1. Bagi Peneliti Sebagai pedoman sekaligus penambah pengetahuan tentang pendekatan pembelajaran matematika yang baik dalam mempersiapkan diri menjadi seorang pendidik profesional. 2. Bagi siswa a. Dapat mengembangkan daya kreativitas siswa. b. Dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. 3. Bagi guru dan Sekolah a. Dapat menambah pengetahuan guru mengenai alternatif pendekatan pembelajaran dalam memecahkan masalah, khususnya pada mata pelajaran matematika sehingga dapat dimanfaatkan sebagai input dalam memperbaiki proses belajar mengajar. b. Jika hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran diskursif dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, maka sekolah dapat merekomendasikan penggunaan pendekatan pembelajaran ini pada materi yang lain atau bahkan pada mata pelajaran yang lain. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Berikut akan dibahas terlebih dahulu beberapa kajian teoritis untuk penunjang relevansi antara teori dengan penelitian. Kajian teori-teori ini meliputi hal-hal yang yang berkaitan dengan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dan pendekatan diskursif. Untuk memahami lebih lanjut mengenai teori- teori tersebut maka akan di jelaskan pada bahasan berikut ini.

1. Pemecahan Masalah

Membahas mengenai pemecahan masalah maka tidak terlepas dari apa itu masalah. Ruseffendi mengemukakan bahwa suatu persoalan merupakan masalah bagi seseorang bila persoalan itu tidak dikenalinya, dan orang tersebut mempunyai keinginan untuk menyelesaikannya, terlepas apakah akhinya ia sampai atau tidak kepada jawaban masalah itu 1 . Selanjutnya Ruseffendi mengemukakan bahwa persoalan akan menjadi suatu permasalahan bagi seorang siswa apabila: 1 siswa belum mempunyai prosedur atau algoritma tertentu dalam menyelesaikan persoalan tersebut; 2 siswa harus mampu menyelesaikannya; 3 bila ada niat untuk menyelesaikannya. Apabila salah satu dari ketiga hal tersebut tidak terpenuhi, maka sebuah persoalan bukan suatu permasalahan 2 . Suatu masalah biasanya memuat suatu situasi yang mendorong seseorang untuk menyelesaikannya akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus dikerjakan untuk menyelesaikannya 3 . Masalah menurut sebagian ahli pendidikan matematika adalah pertanyaan yang harus dijawab atau direspon, namun tidak semua pernyataan otomatis menjadi masalah. Suatu pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu menunjukkan adanya suatu tantangan challange yang tidak dapat dipecahkan 1 Ruseffendi,”pengantar kepada membantu guru mengembangkan kompetensinya dalam pengajaran matematika untuk meningkatkan CBSA ”,bandung: Transito, 2006,h.336. 2 Ibid, h.336-337. 3 Erman Suherman,dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung : JICA-UPI, 2001, h. 86

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendekatan Model-Eliciting Activities (MEAs) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa (Penelitian Quasi Eksperimen Di SMP Bhinneka Tunggal Ika)

15 64 203

Pengaruh metode penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa : penelitian quasi eksperimen terhadap siswa Kelas VIII SMPI Ruhama.

2 21 217

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Pengaruh Pendekatan Open Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa (Penelitian Quasi Eksperimen di MTs Annajah Jakarta)

1 14 197

Pengaruh pendekatan konstruktivisme strategi react terhadap kemampuan pemahaman relasional matematis siswa : Penelitian quasi eksperimen di kelas VIII SMPN 18 Kota Tangerang Selatan

0 7 0

Pengaruh pembelajaran kooperatif type quick on the draw terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa : Penelitian quasi eksperimen di kelas VIII SMP PGRI 35 Serpong

2 7 193

Pengaruh strategi heuristik vee terhadap kemampuan penalaran induktif matematis siswa : Penelitian quasi eksperimen di kelas viii MTS Daarul Hikmah, Pamulang Barat

5 38 219

PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

1 11 46

PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN DISKURSIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN SELF-CONCEPT SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

5 15 49

PENGARUH STRATEGI METAKOGNITIF TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 6 YOGYAKARTA.

1 3 103