Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

14. Memeriksa kembali terhadap solusi  Memeriksa kebenaran hasil atau jawaban  Menarik kesimpulan dari hasil yang diperoleh

3. Pendekatan Diskursif

Istilah pendekatan dapat diartikan sebagai suatu jalan, cara atau kebijaksanaan yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam pencapaian tujuan pengajaran dilihat dari sudut bagaimana proses pengajaran atau materi pengajaran itu, umum atau khusus, dikelola 18 . Pendekatan sangat menentukan dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Pendekatan mempunyai pengaruh besar terhadap hasil yang diharapkan. Oleh karena itulah sebelum melaksanakan pengajaran, guru perlu memikirkan terlebih dahulu atau menentukan pendekatan yang tepat yang akan diberikan kepada siswa dalam proses pembelajaran. Dalam pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik peran guru adalah menstimulus dan memelihara lingkungan belajar. Hal tersebut dapat dilakukan melalui terciptanya lingkungan kelas yang menyenangkan, positif dan memiliki kenyamanan dalam bertanya, tertantang, membutuhkan alasan dan pertimbangan dalam menyelesaikan suatu pemecahan masalah. Menurut sfard dalam learning discourse menyatakan bahwa dalam menangani masalah, kita akan harus berurusan dengan pertanyaan tentang bagaimana komunikasi kelas berubah menjadi satu bahasa matematika. Jelas, lawan bicara dalam wacana matematika harus berbagi beberapa nilai atau meta-aturan 19 . Oleh karena itu, interaksi didalam kelas sangat berpengaruh dalam proses pemecahan masalah matematis siswa. Langkah awal untuk mewujudkan lingkungan belajar yang membuat pembelajaran matematika lebih menyenangkan adalah membangun sikap positif, saling berdiskusi, sikap tidak takut salah, rasa bebas untuk mengekspresikan ide-ide dan kemampuan berkontribusi terhadap pembelajaran. Karena kegiatan 18 Ruseffendi, op.cit, h.240. 19 Bert van oers,”learning discourse”,netherland: kluwer academic publisher, 2001,h.66. tersebut melibatkan keahlian mendengarkan, dan ketertarikan terhadap pemikiran orang lain. Siswa mendapatkan manfaat dua arah selama pembelajaran matematika. Hal tersebut senada dengan pendapat NCTM mengenai para siswa yang memiliki kesempatan, semangat, dan dukungan untuk berbicara, menulis, membaca, dan mendengarkan di dalam kelas matematika memperoleh keuntungan ganda: mereka berkomunikasi untuk belajar matematika dan mereka belajar untuk berkomunikasi matematika 20 . Menurut Sierpinska, salah satu pendekatan pembelajaran yang memandang bahasa, komunikasi, discourse, dan berpikir bukan merupakan suatu objek refleksi teoritis yang terpisah adalah pendekatan diskursif 21 . Menurut Chilver dalam Sierpinska, dua puluh lima tahun yang lalu pendekatan diskursif dalam pendidikan memiliki arti sebagai penggunaan penulisan essay, diskusi, dan forum debat sebagai bentuk komunikasi pada seluruh bidang di sekolah 22 . Dalam pelaksanaan pembelajaran, siswa dituntut terlibat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dengan cara berdiskusi dan berinteraksi satu sama lain, sehingga mampu menemukan langkah-langkah dalam pemecahan permasalahan. Menurut Coulange dalam Sierpinska, kelas matematika pada pendekatan diskursif dipandang sebagai suatu komunitas yang dinamakan komunitas pembelajaran matematika 23 . Komunitas pembelajaran tersebut meliputi aktivitas matematika, refleksi aktivitas matematika, dan debat mengenai aktivitas matematika. Menurut Sierpinska, bahasa, komunikasi, pembelajaran, dan berpikir pada pendekatan diskursif merupakan suatu objek reflektif teoritis yang tidak terpisah. Bahasa sebagai alat komunikasi, pembelajaran merupakan contoh khusus dari komunikasi, dan berpikir merupakan jenis komunikasi dengan diri sendiri 24 . Sierpinska menyatakan bahwa Pendekatan diskursif tidak berfokus pada transmisi informasi dari seseorang kepada yang lainnya 25 . Selama pembelajaran 20 Principles and Standards for School Mathematics NCTM: USA, 2000. 21 Anna Sierpinska,”Language And Communication In Mathematics Education: Discoursing Mathematics Away”,Talk At Lule Tekniska Univesitet,2002,h.4. 22 Ibid, h.9. 23 Anna Sierpinska,op.cit., h.4. 24 Ibid, h.4. 25 Ibid, h.5. siswa menyelesaikan persoalan-persoalan, menyetujui pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah, dan strategi yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Ketiga aktivitas tersebut dilakukan melalui interaksi sosial, percakapan, diskusi, dan bentuk percakapan lainnya yang terjadi dalam komunitas pembelajaran matematika. Dalam berinteraksi ini setiap individu akan menerima tanggapan. Tanggapan yang diterima tersebut akan dijadikan refleksi bagi individu untuk menilai dan memandang dirinya sendiri. Berdasarkan interaksi yang terjadi melalui diskusi pada pembelajaran matematika dengan pendekatan diskursif akan memungkinkan konsep diri siswa yang asalnya kurang menjadi berkembang dan meningkat ke arah yang lebih positif. Pada pendekatan diskursif, aktivitas berkomunikasi, kegiatan belajar dan mengajar dan berpikir dalam memecahkan masalah dipandang bukan merupakan aktivitas individu tetapi merupakan partisipasi kelompok kelas matematika. Karena dalam pemecahan suatu masalah matematis diperlukan pemikiran dalam penyusunan langkah pemecahan suatu masalah, sehingga proses tersebut sejalan dengan prinsip Vygotsky mengenai arah pengem bangan berpikir yang benar bukanlah dari individu ke sosial tetapi dari sosial ke individu. Dengan demikian perubahan dan hasil yang diperoleh tidak hanya berupa pemahaman terhadap konsep-konsep matematika, memecahkan masalah matematis dan juga kemampuan menggeneralisasikan berbagai bentuk pengetahuan setelah memperoleh pengalaman dan lingkungan belajar matematika tetapi juga dapat meningkatkan sikap positif dari konsep diri masing-masing individu. Sierpinska mengatakan Pendekatan diskursif memandang bahwa komunikasi yang dilakukan tidak harus selalu bersifat verbal namun boleh dilaksanakan pada bentuk non verbal seperti penggunaan simbol-simbol 26 . Pemecahan masalah merupakan obyek reflektif teoritis yang tidak terpisahkan dari komunikasi baik itu verbal maupun tertulis yang didasarkan pada pengunaan simbol-simbol. Menurut Sumarmo, pembelajaran diskursif matematika memuat kegiatan komunikasi matematis seperti menulis esay matematik, diskusi, dan debat 26 Anna Sierpinska,op.cit., h.6. matematik di kelas. Oleh karena itu tugas guru dalam debat matematik adalah menciptakan situasi kelas yang mendukung berlangsungnya diskursus matematik. Beberapa kegiatan di antaranya: mengajukan masalah dan pertanyaan, tugas yang open-endeed, tugas non rutin, dan tugas yang mengundang siswa berkomunikasi aktif dan berpikir kritik 27 . Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa, pembelajaran matematika dengan pendekatan diskursif adalah pembelajaran yang memfokuskan pada kegiatan debat dengan memberikan alasan-alasan logis dan menggunakan masalah sebagai bahan diskusi. Agar pendekatan Diskursif dapat diterapkan maka proses pembelajaran harus memunculkan karekteristik Diskursif itu sendiri. Berlatar belakang dari karekteristik diatas, dapat disusun sintak yang menunjukkan penerapan Diskursif. Menurut Elsa Komala dalam disertasinya, langkah-langkah penerapan pendekatan Diskursif adalah sebagai berikut 28 : 1. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari 2. Siswa dilibatkan untuk belajar berkelompok 3. Siswa diberikan permasalahan yang dapat mendorong siswa untuk merepresentasikan pemahamannya berdasarkan pengalaman, pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya sehingga siswa bisa menyusun rumusan permasalahan. 4. Setiap siswa berdiskusi dengan anggota kelompoknya tentang masalah yang diajukan sehingga terjadi tanya jawab antar siswa, dari hasil diskusi ini siswa bisa memahami masalah misalnya apa yang diketahui, apa syaratnya, apa yang diketahui dari masalah apa yang ditanyakan bisa kongkrit, gambar, grafik atau verbal, apa yang ditanyakan dari masalah, kemudian penyelesaian yang akan digunakan, argumentasi pengaitan data. Sehingga setiap siswa bisa menyelesaikan permasalahan tersebut. 27 Utari Sumarmo,”berpikir matematika tingkat tinggi: eksperimen dengan siswa dan mahasiswa melalui beragam pendekatan dan strategi ”,FPMIPA UPI: 2010, h.4. 28 Elsa Komala , “Pembelajaran Pendekatan Diskursif untuk meningkatkan kemampuan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendekatan Model-Eliciting Activities (MEAs) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa (Penelitian Quasi Eksperimen Di SMP Bhinneka Tunggal Ika)

15 64 203

Pengaruh metode penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa : penelitian quasi eksperimen terhadap siswa Kelas VIII SMPI Ruhama.

2 21 217

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Pengaruh Pendekatan Open Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa (Penelitian Quasi Eksperimen di MTs Annajah Jakarta)

1 14 197

Pengaruh pendekatan konstruktivisme strategi react terhadap kemampuan pemahaman relasional matematis siswa : Penelitian quasi eksperimen di kelas VIII SMPN 18 Kota Tangerang Selatan

0 7 0

Pengaruh pembelajaran kooperatif type quick on the draw terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa : Penelitian quasi eksperimen di kelas VIII SMP PGRI 35 Serpong

2 7 193

Pengaruh strategi heuristik vee terhadap kemampuan penalaran induktif matematis siswa : Penelitian quasi eksperimen di kelas viii MTS Daarul Hikmah, Pamulang Barat

5 38 219

PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

1 11 46

PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN DISKURSIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN SELF-CONCEPT SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

5 15 49

PENGARUH STRATEGI METAKOGNITIF TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 6 YOGYAKARTA.

1 3 103