Sama halnya yang diungkapkan oleh informan YL “perlakuan diskriminasi yang aku terima dari keluarga
suamiku itu membuat aku depresi, udah aku ditinggal suami meninggal, eh aku malah di jauhin dikeluarga, beruntung ada
tetangga yang support kepadaku yang memberitahu YPI ini, pertemuan pertama kali ,mereka menanyakan dengan rinci
kenapa aku bisa terinfreksi HIV ini.”
53
Dari hasil temuan diatas bahwa tahapan awal study phase ini ODHA di YPI dilaksanakan melalui pendekatan
individu dahulu untuk mengetahui faktor resiko individu terinfeksi HIVAIDS hal ini adalah penanganan pertama untuk
melindungi ODHA dari depresi
54
.
b. Tahap Pengkajian Assesment Phase
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti
setidaknya memberikan
gambaran mengenai
penggalian kebutuhan ODHA khususnya terapi menari yang dilakukan di YPI.
Hal tersebut dijelaskan dalam petikan wawancara dengan ibu Sri Mayanti berikut ini,
“Kalau untuk prosesnya sendiri itu memberikan pelayanan konseling secara kontinuitas untuk menggali
kebutuhan yang diperlukan oleh ODHA, pada kasus ini karena banyak ODHA yang depresi karena ‘status baru’ mereka yang
membuat mereka menutup diri mereka dari lingkungan luar.”
55
Sama halnya yang dikatakan oleh Ibu Sundari, berikut ini, “Untuk hal ini kita berikan konseling dukungan untuk
53
Wawancara dengan informan WD pada tanggal 13 Juli 2011
54
Observasi pada tanggal
55
Wawancara dengan Ibu Sri Mayanti pada tanggal 27 Juli 2011
memahami kebutuhan-kebutuhan yang ODHA perlukan, banyak hal seperti pengobatan ARV, rujukan, Gizi untuk Anak-
anaknya selain terapi kreatif ini.”
56
Begitupun dengan statment Informan YL, adalah, “dalam hal prosesnya ini lebih menekankan kepada
penggalian kebutuhan, potensi ataupun bakat ODHA bisa dibilang pemberdayaan ODHA juga, dimana menurutku
didalamnya terdapat pemberian edukasi, keterampilan yang melibatkan ODHA, ohida ataupun komunitas lain yang peduli
kepada ODHA.”
57
Proses assesmen ini sendiri pada dasarnya adalah penggalian
kebutuhan yang
dilakukan Ohida
dalam memberikan pelayanan kepada ODHA di Yayasan Pelita Ilmu
YPI. Pada proses ini didapati kesamaan permasalahan beberapa ODHA yakni sikap menutup diri dari dunia luar,
tidak percaya diri dan kurang bersosialisasi. Kesamaan permasalahan seperti ini yang melatarbelakangi adanya terapi
menari di YPI ini
c. Tahap Intervensi
Dalam pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa jenis terapi ini pada dasarnya dikembangkan
berdasarkan kebutuhan dari ODHA sebagai seorang klien. Dalam prosesnya terapi yang dikembangkan melakukan proses
diskusi untuk melakukan pemilihan alternatif pemecahan masalah, seperti yang telah diungkapakan informan YL,
56
Wawancara dengan Ibu Sundari pada tanggal 27 Juli 2011
57
Wawancara dengan Informan YL pada tanggal 28 Juli 2011
bahwa: “Terapi ini intinya menguatkan mental para ODHA,
dengan pelatihan menari ini aku nantinya akan diikutsertakan dalam
kampanye-kampanye penanggulangan
HIVAIDS, khususnya melalui tari-tarian, disini aku belajar modern dance
dan tradisional yaitu tari jaipong.”
58
Hal ini juga diungkapkan oleh informan P “terapi ini memunculkan kembali kepercayaan diri
ODHA, dengan terapi ini saya merasa rileks, ternyata dengan mengikuti ini saya berfikir tadinya badan saya akan lemah
namun ini tidak terjadi.pada saat saya menari modern dance dengan musilk yang cepat saya tidak merasakan lelah bahkan
justru lebih bersemangat, karena baru pertama kali saya seperti ini.”
59
Hal ini sependapat dengan petikan wawancara yang disampaikan Sdri. Ika
“pada proses intervensi ini saya selaku instruktur mencoba meyakinkan kepada para ODHA bahwa apa yang
akan kita jalani tidak berakibat pada kondisi fisik, namun justru menyehatkan badan. Dalam hal ini saya juga meminta
kepada Prof. Djubairi untuk memberikan arahan agar tidak terlalu menguras fisik dalam menari.”
60
Jadi, dari gambaran hasil temuan diatas dapat dikatakan bahwa jenis program terapi menari yang dilaksanakan oleh YPI
adalah berupa pelatiahan menari daerah yakni jaipong dan modern dance, untuk lebih mandiri dan kuat secara mental
bahwa ODHA layaknya orang normal dan tidak ada pebedaan sedikit pun dan berani beraktualisasi dengan lingkungan luar
dan lingkungan yang telah mendiskrimnasinya.
58
Wawancara dengan informan YL pada tanggal 13 Juli 2011
59
Wawancara dengan informan P pada tanggal 13 Juli 2011
60
Wawancara dengan Sdri. Ika pada tanggal 13 Juli 2011
Dukungan positif dari Ohida sebagai Caseworker akan dapat membantu berkembangnya kemampuan menentukan
pilihan yang akan di alami oleh ODHA. Hal ini sejalan dengan prinsip dari Art Therapy sebagai prosedur desain untuk
menguhubungkan individu dengan kondisi lingkungannya, sehingga individu ODHA tersebut menjadi mandiri atas dasar
pilihan alternatif pemecahan masalah yang mereka pilih.
d. Tahap Terminasi