Riwayat ODHA Informan WD Riwayatnya

a. Riwayat ODHA

latar belakang informan “WD” ini terkena HIVAIDS adalah pada tahun 1994 informan mulai menjadi pecandu putaw, WD terindikasi terkena virus tersebut dengan akses jarum suntik yang dipakai secara bergantian dengan suaminya yang juga terkena HIVAIDS pada tahun 2004, menurut pengakuan informan dirinya adalah seorang pecandu putaw, “gw kena hivaids itu gara-gara pemakaian jarum suntik gantian ma suami gw, tapi sekarang laki gw udah almarhum dari 2004.” 4 Menurut pengakuannya, pada tahun 1994 itu WD tidak mengetahui mengenai konsekuensi jika seorang pecandu yang memakai jarum suntik secara bergantian akan menyebabkan terjangkit virus HIV. Hal ini menurut pengakuannya masih kurang informasi terkait HIVAIDS di Indonesia, yang informan tahu hanya sebatas penyakit yang tertular hanya dari perilaku seks sejenis homoseksual, ataupun kepada orang yang berganti-ganti pasangan heteroseksual. Informan sendiri menjadi pecandu putaw pada tahun 1994 setelah mengenal mantan suaminya. Dan sekitar tahun 2000 informan WD tidak memakai lagi karena dalam kondisi hamil, “Kalau gw tahun 2000 sudah gak jadi pemakai lagi, karena waktu itu gw hamil, tp suami gw masih jadi pemakai, dia bener-bener berhenti pas tahun 2002, dan tahun 2003 gw punya 4 Wawancara dengan informan WD pada tanggal 11 Juli 2011 anak kedua semenjak itu suami gw berhenti candu putawnya dan beralih ke ganja-ganja aja”. 5 Jadi menurut informan seseorang yang dahulunya pecandu tidak langsung dapat berhenti total untuk lepas dari kecanduannya, namun ada peralihan jenis Napza yang akan dikonsumsinya, dalam hal ini contohnya almarhum suami dari informan WD ini beralih ke ganja, WD yang saat ini berusia 32 tahun mempunyai 2 orang anak yang keduanya negatif terkena virus HIV. WD sendiri mengetahui keadaan bahwa dirinya positif HIVAIDS pada tahun 2005 setelah 1 tahun suaminya meninggal dunia, setelah melewati beberapa pengobatan terkait kesehatan yang mulai menurun. Sebelum suaminya meninggal, salah satu dokter dirumah sakit pernah menganjurkan untuk berhenti memberikan ASI Air Susu Ibu kepada anaknya yang masih menyusui. Dengan alasan HIV itu bisa tertular dengan asupan ASI kepada anak yang sedang menyusui. Setelah suaminya meninggal, sekitar bulan Februari 2005 WD mulai men-stop ASI kepada anaknya. Namun, informan WD mengaku meriang dan beberapa kali pergi kerumah sakit dan mendapat perawatan, informan divonis mempunyai gejala TB. “rata-rata seorang Ibu setelah anaknya di sapi, mengalami masa stagnan yang bisa menimbulkan kondisi badan 5 Wawancara dengan informan WD pada tanggal 11 Juli 2011 sang ibu meriang, nah habis lepas ASI sampai seterusnya itu gw sakit.” 6 Sampai akhirnya menurut pengakuannya beberapa kali masuk ke rumash sakit akhirnya WD di vonis mengidap TB, dan akhirnya kondisi sudah benar-benar menurun WD pun sakit walaupun sudah mendapatkan perawatan di RS. Dharmais hasilnya masih sama dan tidak ada perubahan yang signifikan. Setelah itu WD dibawa pulang kembali oleh keluarganya karena salah satu keluarga WD akan menikah. Namun, syaratnya adalah WD setiap 2 minggu sekali harus kontrol ke Rumah Sakit. Awal WD bertemu dengan YPI adalah pada saat kondisi WD menurun dan akhirnya di rawat di RSCM, YPI tengah mengadakan kegiatan layanan sahabat yakni, homevisit hospital. Yaitu kunjungan kerumah sakit kepada pasien-pasien yang tekena HIV?AIDS sebagai bentuk dukungan. “kebetulan lagi diruang isolasi, nah dari situ kenal YPI, kan di YPI ada kunjungan kerumah-rumah atau kerumah sakit, dulu gw lagi di RSCM ada 10 hari. Kondisi gw kurus banget, terus ada Mba Sundari dan teman-tamannya dateng, mereka bertiga deh tuh, gw kasih kartu nama. Kasih dukungan juga ke gw,nanya keadaan gw gimana, CD4 nya berapa. ngehibur gw disana.” 7 Jadi, dalam kasus yang pertama WD mengetahui dirinya terkena HIV pada tahun 2005 satu tahun setelah suaminya 6 Wawancara dengan informan WD pada tanggal 11 Juli 2011 7 Wawancara dengan informan WD pada tanggal 11 Juli 2011 meninggal dunia,WD terkena HIVAIDS melalui jarum suntik yang dipakai secara bergantian, menurut pengakuannya WD menjadi pecandu sejak tahun 1994 rentang waktu kurang 9 tahun WD mengalami kondisi yang buruk dalam kesehatannya sampai akhirnya divonis mengidap HIVAIDS. Saat ini WD bekerja sebagai konselor adiksi di Puskesmas untuk menghidupi kedua anaknya.

2. Informan WN Riwayatnya