Tahapan Penelitian study phase Tahap Pengkajian Assesment Phase

a. Tahapan Penelitian study phase

Dalam pengamatan dan studi dokumentasi yang telah dilakukan oleh peneliti perihal tahapan penelitian study phase dalam kegiatan tersebut adalah. Seperti yang telah diungkapakan Ibu Sri Mayanti, bahwa: “Pada tahap awal ini kami pasti memberikan beberapa pertanyaan mengenai latar belakang ternifeksi HIV perilaku resikonya apa, apakah pecandu ataupun seorang freesex hal inibertujuan untuk mebentuk relasi kepada ODHA yang datang kesini. ODHA yang ada di YPI ini berasal dari rujukan beberapa rumah sakit, dari RSCM, Fatmawati, RSPI, dan RSPAD atau dari teman-teman LSM lain, yang sebelumnya telah datang ke klinik YPI untuk mendapatkan perhatian ataupun informasi HIV.” 16 Hal ini juga diungkapkan oleh informan WN “penerimaan awal di YPI itu saya mencari informasi HIV di internet dan dari teman-teman karena istri saya ternyata positif HIVAIDS dan infeksi itu ditularkan melalui hubungan intim dengan saya mas, awalnya saya diminta menceritakan mengenai latar belakang saya sebagai pecandu.” 17 Sama halnya yang diungkapkan oleh informan WD “awalnya gw lagi di RSCM, dateng orang-orang dari YPI kasih kartu nama dan no telepon, selanjutnya saat gw udah agak mendingan gw ke YPI, lalu mengisi identitas gitu dan dikonseling deh tuh..” 18 Dari hasil temuan diatas bahwa tahapan awal study phase ini ODHA di YPI dilaksanakan melalui pendekatan individu dahulu untuk mengetahui faktor resiko individu terinfeksi HIVAIDS hal ini adalah penanganan pertama untuk 16 Wawancara dengan Ibu Sri Mayanti pada tanggal 27 Juli 2011 17 Wawancara dengan informan WN pada tanggal 13 Juli 2011 18 Wawancara dengan informan WD pada tanggal 13 Juli 2011 melindungi ODHA dari depresi 19 . Pada tahap inilah ODHA untuk pertama kali menjalin hubungan dengan Ohida.

b. Tahap Pengkajian Assesment Phase

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti setidaknya memberikan gambaran mengenai penggalian kebutuhan ODHA yang dilakukan di YPI. Pada proses assesmen kebutuhan ODHA di YPI dalam hal informasi dan pengobatan baik secara fisik maupun psikologis, pengurus berusaha memberikan pelayanan yang baik kepada ODHA berdasarkan kebutuhan yang diperlukan. Hal tersebut dijelaskan dalam petikan wawancara dengan ibu Sri Mayanti berikut ini, “Kalau untuk prosesnya sendiri itu memberikan pelayanan konseling secara kontinuitas untuk memnggali kebutuhan yang diperlukan oleh ODHA, pada saat ditemukan kesamaan antara ODHA WD dan WN mengenai masalah mata pencaharian mereka oleh sebab itu disini diberikan alternative terapi menyulam sebagai upaya untuk menguatkan diri mereka dalam hal pendapatan.” 20 Sama halnya yang dikatakan oleh Ibu Sundari, berikut ini, “untuk hal ini kita berikan konseling dukungan untuk memahami kebutuhan-kebutuhan yang ODHA perlukan, banyak hal seperti pengobatan ARV, rujukan, Gizi untuk Anak- anaknya selain terapi menyulam yang menjadi alternative utama ini.” 21 19 Observasi pada tanggal 11 Juli 2011 20 Wawancara dengan Ibu Sri Mayanti pada tanggal 27 Juli 2011 21 Wawancara dengan Ibu Sundari pada tanggal 27 Juli 2011 Begitupun dengan statment Informan WN, adalah, “dalam hal prosesnya ini lebih menekankan kepada penggalian kebutuhan, dan kebutuhan saya adalah masalah pendapatan, kadang saya narik ojeg fisik saya gak kuat kalau terlalu lama.hal ini menjadi masalah buat saya, karena saya menghidupi 3 anak.” 22 Sama halnya dengan statement Informan WD, “sekarang gw sih jadi konselor adiksi di Puskesmas, tapi untukmenghidupi dua anak itu berat banget buat gw, jadi gw ikut terapi ini sebagai alternatif jika nanti hasilnya bisa dipasarkan itu kan lumayan banget.” 23 Proses assesmen ini sendiri pada dasarnya adalah penggalian kebutuhan yang dilakukan Ohida dalam memberikan pelayanan kepada ODHA di Yayasan Pelita Ilmu YPI. Prosesnya sendiri berdasarkan hasil wawancara di atas dengan mengadakan konseling dukungan yang berkelanjutan pada tiap minggunya, tepatnya setiap 2 minggu disaaat ada pertemuan Obrass, kumpul bocah dan terapi menyulam 24 . Dalam hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Informan WD dan WN masuk kedalam peserta terapi menyulam karena latar belakang masalah yang sama yakni pendapatan sehari-hari.

c. Tahap Intervensi