5.
Bagaimana respon keluarga dan
masyarakat saat
mengetahui kondisi masmba yang
terinfeksi HIVAIDS?apakah
masmba sudah berani open status di
lingkungan?
6.
Kapan masmba menikah? Dan berapa jumlah anak masmba,
apakah anak
masmba terinfeksi?
7. Untuk penanganan kesehatan
masmba ini, mbamas itu dapat informasi tentang YPI
dari mana?
8.
Tahun berapa masmba mulai bergabung dengan YPI ini?
9.
Apa alasan mbamas memilih YPI?
bagaimana kondisi
psikologis masmba
pada waktu itu?
10.
Seperti apa
tahapan penerimaan
awal yang
diberikan YPI pada waktu itu kepada
masmba? Adakah
syarat-syarat khusus?
11. Setelah proses awal, adakah
kegiatan ataupun acara yang melibatkan masmba? Bentuk
kegiatan seperti
apa ya
masmba?
12.
Untuk program
dukungan sebaya di YPI sendiri, ada
salah satunya yaitu terapi kreatif,
apakah masmba
mengikuti kegiatan
ini? Bagaimana proses kegiatan
tersebut?
13.
Apa alasan masmba mengikuti kegiatan terapi kreatif tersebut?
14.
Dalam terapi kreatif ini, hal apa
yang diberikan
oleh pendamping ohida kepada
masmba?
15.
Bagaimana sikap para tutor ataupun
ohida dalam
memberikan dukungan kepada masmba? Adakah perlakuan
khusus?
16.
Selain pemberian
keterampilan, hal apa saja yang diberikan
kepada masmba
yang bisa dijadikan bekal, atau memberikan dampak positif
yang masmba rasakan? kira- kira
sudah berapa
lama masmba
mengikuti terapi
kreatif ini?
17.
Tujuan masmba
sendiri mengikuti terapi ini apa sih?
18.
Adakah manfaat atau hasil yang didapat oleh masmba itu
apa saja? Yaa dari aspek ekonomi, psikologis dan sosial
yang
masmba rasakan
sekarang ini?
19.
Setelah masmba mengikuti terapi ini, bagaimana respon
kondisi lingkungan sekitar, terutama keluarga masmba
sendiri?
Transkip Hasil Wawancara Informan
Subyek : P
Usia : 32 tahun
Pendidikan : SMK
Agama : Islam
Pekerjaan : Trainer Dance for life
Topik : Proses pemberian dan hasil terapi kreatif
Haritgl : Kamis, 28 Juli 2011
Tempat : Ruang Perpustakaan Sanggar Kerja YPI, Kebon Baru. Jak-Sel
No Pertanyaan
Jawaban
1.
Ceritakan mengenai kronologis latar
belakang masmba
menjadi seorang
odha?jika masmba pemakai narkoba,
bagaimana awal
mengenal narkoba
tersebut? Ataukah
karena hubungan seksual yang berganti-ganti pasangan?
Latar belakang dulu terinfeksi dari suami pada tahun 2007 dari suami yang mantan pecandu, setelah tujuh
tahun saya menikah. Saya tahu suami saya seorang pecandu jadi dulu saya juga pernah mergokin saya
buang-buangin aja jarumnya; kenapa saya juga mau dinikahin karena sama pecandu, ya waktu itu
namanya anak muda kan ya, suami saya juga udah berhenti pas niat mau nikahin saya, memang gak
langsung berhenti tapi bertahap berhenti jadi pecandunya; saya tahu terinfeksi itu pada tahun 2007,
jadi pada tahun 2006 sampai awal 2007 suami saya jatuh sakit bolak balik kerumah sakit katanya tipes
tapi ternyata ada TB nya, 1bulan setengah terapi TB tapi gak ada perubahan begitu aja malah makin buruk
kondisinya, akhirnya april 2007 dikonseling di rumah sakit koja, terus tes darah akhirnya ketahuan positif.
Saya juga dipanggil ke ruangan dokter, dan dijelaskan kalau latar belakang suami saya yang mantan pecandu
itu menyebabkan terinfeksi HIV, dan HIV sendiri bisa menular melalui hubungan seksual; dan ibu yang
tengah menyusui, saat itu saya diminta untuk melakukan tes darah, dan anak saya juga. Dan
hasilnya saya positif anak saya negatif, saya shock banget saya kena HIV, udah gitu suami saya juga
meninggal. Kondisi psikologis bener-bener depresi waktu itu mas.
2.
Sebelum terinfeksi, apakah masmba mengetahui apa itu
HIVAIDS, baik penularannya, dampaknya
maupun cara
pengobatannya?bisa tolong
ceritain yang masmba ketahui tentang HIVAIDS tersebut?
Kini setelah tahu, bagaimana perasaan masmba sendiri?
Saya gak tahu sama sekali soal penularan HIV sendiri, yang saya tahu kalau HIVAIDS itu hanya tertular
dari hubungan seksual yang berganti-ganti pasangan kaya PSK atau yang homoseksual, sama sekali gak
tahu kalau mantan pecandu bisa terkena HIV.ya saat saya tahu, saya depresi. Suami saya meninggal, saya
positif HIV bener-bener saat itu deh. Kalau inget gak punya anak udah coba bunuh diri kali mas. Karena
waktu itu saya dirujuk ke klinik YPI oleh salah satu dokter di RS. Koja saya dapet konseling deh tuh, saya
ikut gabung sama teman-teman odha di YPI, akhirnya saya juga bersyukur ternyata banyak diantaranya yang
anaknya tertular HIV. Setelah suami saya meninggal say alebih rutin cari informasi gak Cuma dari YPI tapi
LSM-LSM
lain saya
cari tahu
giamana penanganannya, penyebarannya seperti apa.
3.
Bagaimana keadaan ekonomi keluarga sebelum dan setelah
masmba terinfeksi HIVAIDS ini,
apakah ada
perubahan?perubahan seperti
Keadaan ekonomi keluarga saat suami saya masih sehat mah terjamin mas, suami saya bekerja sebagai
maintenance di bengkel ternama, samapai suatu saat dia ditawarin untuk keluar negeri tapi gak mau karena
ada medical check-up, mungkin karena takut kali ya ketahuan mantan pecandu, berhentilah suami saya, itu
apa? pas sebelum sakit tuh. Gak lama berhenti suami saya
sakit sampai akhirnya meninggal saya pernah ikut orang jadi buruh kerja borongan di KBN cakung.
Setelah suami meninggal itu saya sama ibu saya bikin usaha makanan, tiap pagi saya sama ibu saya jualan
nasi uduk dirumah.
4.
Bagaimana keadaan sosial dan psikologis masmba sebelum
dan setelah masmba terinfeksi HIVAIDS?
Berbalik 180º Depresi mas, saya sempet gak mau ketemu sama siapa-siapa dulu sampe saya bener-
bener ngerasa siap nerima semuanya, pelan-pelan setelah gabung di YPI ikut terapi kreatif, dapet
konseling dukungan saya mulai berani buat sosialisasi lagi, pernah saya testimoni di acara empat mata, cerita
tentang kehidupan saya yang berstatus odha. Tapi untuk sekarang saya sudah berani untuk berhubungan
dengan orang lain, saya punya seseorang yang bisa dibilang pacar mas, yah masih calon untuk gantiin
ayahnya anak saya nanti.
5.
Bagaimana respon keluarga dan
masyarakat saat
mengetahui kondisi masmba yang
terinfeksi HIVAIDS?apakah
masmba sudah berani open status di
lingkungan? Saya masih close status karena alasan keluarga besar
saya, ayah saya kan agamis pula, jadi kalau saya open status dilingkungan gak enak nantinya sama keluarga
saya, saat suami saya meninggal aja gak ada yang tahu, tahu-tahu saya udah sendiri. Kalau keluarga
memang saat di konseling itu sudah dikasih tahu, bahwa saya juga terinfeksi, respon mereka sih biasa
saja Cuma memang lebih merhatiin saya lagi, kalau di keluarga juga ada kakak saya yang terkena HIV
namun beliau gak mau terbuka. Sudah 3 tahun gak bisa apa-apa sekarang.
6.
Kapan masmba menikah? Dan berapa jumlah anak masmba,
apakah anak
masmba terinfeksi?
Saya menikah tahun 2000, mempunyai anak 1 saat ini berumur 9 tahun, pada 200 saya ketahuan terinfeksi
oleh virus HIV ini. Dan alhamdulillah anak saya negatif.
7.
Untuk penanganan kesehatan masmba ini, mbamas itu
dapat informasi tentang YPI dari mana?
saya kenal YPI dari dokter di Rs. Koja, kebetulan beliau mempunyai teman yang praktek di klinik YPI,
jadi saya dirujuk kesana, di Rs. Koja itu kan belum ada perawatan untuk odha, bahkan ARV belum
masuk kesana, jadi saya di rujuk lagi, saya juga bingung saat itu saya masih odha baru, saya bingung
atas status baru saya, jadi saya diminta lagi untuk ke kebon baru, dimana tempat ada kelompok dukungan
odha.
8.
Tahun berapa masmba mulai bergabung dengan YPI ini?
Pada tahun 2004
9.
Apa alasan mbamas memilih YPI?
bagaimana kondisi
Buat saya YPI merupakan rumah kedua ya, tadi mas lihat sendiri saya dateng masuk ya masuk aja, mau
psikologis masmba
pada waktu itu?
makan tinggal ambil aja. Memang di YPI ini welcome sekali, jadi saya merasa nyaman kalau lagi datang
kesini juga. Dulu itu dianjurkan juga saya ke YPI dulu karena ada TOP support nya, jadi kelompok
dukungan odha-odha seperti saya.
10.
Seperti apa
tahapan penerimaan
awal yang
diberikan YPI pada waktu itu kepada
masmba? Adakah
syarat-syarat khusus? Kalau di YPI lain dari yang lain, jangan disebutkan
LSM lain ya, kalau di YPI itu seperti rumah kedua saya merasa nyaman. Kalau di klinik YPI itu respon
mereka itu juga udah kaya keluarga. Syarat-syarat khusus gak ada, tapi kalau di klinik itu ada riwayat
saya, identitas saya ada juga.
11. Setelah proses awal, adakah