Untuk penanganan kesehatan Saran

belum berani, karena menurut saya di tempat tinggal saya masih awam tentang HIV, takutnya saya open status yang kena imbasnya anak-anak saya mas, makanya saya belum berani untuk open. 6. Kapan masmba menikah? Dan berapa jumlah anak masmba, apakah anak masmba terinfeksi? Saya menikah pada tahun 2000 dan itu saya menikah dengan istri saya yang negatif, jadi beliau saya wariskan HIV mas, hehehe. Anak saya jumlahnya 2 orang dengan istri saya alhamdulillah anak saya keduanya negatif. Tahun 2007 itu ketawan positif HIV, saat istri saya ikut program PMTCT.

7. Untuk penanganan kesehatan

masmba ini, mbamas itu dapat informasi tentang YPI dari mana? Saya dapat info YPI itu kan berawal dari istri saya ikut program PMTCT di puskesmas trus VCT ternyata hasilnya positif, lalu saya cari-cari info ke teman-teman ke internet akhirnya ketemu lah YPI ini. 8. Tahun berapa masmba mulai bergabung dengan YPI ini? Sejak tahun 2007 saya bergabung dengan YPI. 9. Apa alasan mbamas memilih YPI? bagaimana kondisi psikologis masmba pada waktu itu? Alasannya yaitu karena istri saya positif HIV, saya cari tempat penanganannya, kebetulan YPI ini memang tergolong aktif dan lengkap dari informasiseputar HIV-nya, kan mereka juga punya klinik di Bukit duri, disana selain penanganan istri saya dan saya dikonseling, dari situ deh pandangan saya yang tadinya cuek jadi mulai terbuka untuk lebih peka dan sadar lagi atas apa yang kami jalanin ini. 10. Seperti apa tahapan penerimaan awal yang diberikan YPI pada waktu itu kepada masmba? Adakah syarat-syarat khusus? Penerimaan awal di YPI itu saya mencari informasi HIV di internet dan dari teman-teman karena istri saya ternyata positif HIVAIDS dan infeksi itu ditularkan melalui hubungan intim dengan saya mas, awalnya saya diminta menceritakan mengenai latar belakang saya sebagai pecandu. Penerimaan awal di YPI itu saya mencari informasi HIV di internet dan dari teman-teman karena istri saya ternyata positif HIVAIDS dan infeksi itu ditularkan melalui hubungan intim dengan saya mas, awalnya saya diminta menceritakan mengenai latar belakang saya sebagai pecandu. 11. Setelah proses awal, adakah kegiatan ataupun acara yang melibatkan masmba? Bentuk kegiatan seperti apa ya masmba? Saya diikutkan berbagai kegiatan mas, terapi menyulam saya ikut, buddies services atau pendampingan dan pelatihan-pelatihan semua ODHA yang aktif pun turut ikut juga. Dimana waktu itu ada penyuluhan HIVAIDS di Depok bulan lalu, saya dan beberapa temen-temen ODHA diminta oleh YPI menjadi narasumber untuk penyuluhan kepada remaja tentang HIVAIDS dan juga testimoni sebagai ODHA, saya berceritera saat saya pakai narkoba sampai pada akhirnya saya terinfeksi HIVAIDS ini. 12. Untuk program dukungan sebaya di YPI sendiri, ada salah satunya yaitu Terapi Menyulam, apakah masmba mengikuti kegiatan ini? Bagaimana proses kegiatan tersebut? Iya, saya ikut mas, prosesnya ya yang waktu itu mas lihat, kita para ODHA diberikan terapi ini jatohnya itu kita dilatih untuk membuat aksesoris sulaman, latihan nari juga ada. Jadi yang ditanamkan yang paling utama itu bahwa kita ini ODHA, bisa kok menghasilkan sesuatu, dan kita juga bukan individu yang istilahnya tinggal nunggu meninggalnya aja gitu mas. Tapi ya gitu karena kebanyakan yang ikut terapi dan yang bergabung disini adalah ODHA perempuan, saya suka canggung mas, kadang datangnya itu jarang pas ada terapi. Jadi saya gak optimal untuk ikut nih terapi. 13. Apa alasan masmba mengikuti kegiatan Terapi Menyulam tersebut? Ya itu tadi mas, sebelumnya ada acara konseling, diskusi, share, bisa kumpul ketemu sama yang lain; bisa jadi tempat untuk menyegarkan pikiran saya juga ikut terapi ini, ada juga acara obrass itu saya rutin sama istri saya ikut tiap bulannya. 14. Dalam Terapi Menyulam ini, hal apa yang diberikan oleh pendamping ohida kepada masmba? Banyak mas, pandangan hidup, motivasi yang bisa bikin saya berubah yang tadinya cuek jadi bisa lebih merasakan satu sama lain; selain itu juga keterampilan yang diberikan bisa kita jual kalau ada acara, lumayan hasilnya kita kumpulin. 15. Bagaimana sikap para tutor ataupun ohida dalam memberikan dukungan kepada masmba? Adakah perlakuan khusus? Mereka mendukung sekali mas kalau kita punya ide; teman-teman ohida juga banyak meberikan ilmu, kita berbagi pengalaman; perlakuan khusus ya gak ada, kebanyakan kita yang ODHA daripada ohidanya. 16. Selain pemberian keterampilan, hal apa saja yang diberikan kepada masmba yang bisa dijadikan bekal, atau memberikan dampak positif yang masmba rasakan? kira- kira sudah berapa lama masmba mengikuti Terapi Menyulam ini? Saya ikut terapi dari akhir 2007 sampai sekarang, tapi ya kadang-kadang kan saya sekarang narik bajaj sama jemput anak sekolah mas; Dampak positif nya banyak mas, saya diajarin berbagi disini dengan ODHA- ODHA yan lain yang tadinya saya cuek pelan-pelan saya terbuka matanya, gitu deh mas saya jadi tambah semangat. 17. Tujuan masmba sendiri mengikuti terapi ini apa sih? Tujuannya sih simpel mas, kalau ekonomi itu siapa tau bisa nambah penghasilan dengan keterampilan yang saya miliki, udah gitu bikin rileks kalau sehabis narik bajaj, bisa bagi-bagi ilmu sama yang lain. 18. Adakah manfaat atau hasil yang didapat oleh masmba itu apa saja? Yaa dari aspek ekonomi, psikologis dan sosial Untuk pemasarannya masih belum luas, karena kita buat aksesoris ataupun handmade lainnya, dijualnya hanya kalau ada acara-acara tertentu aja, tidak setiap hari ada barang yang terjual, kita memang masih yang masmba rasakan sekarang ini? bingung dalam hal pemasarannya. masalahnya karya kita kan belum ada link pemasarannya, tapi alhamdulillah istri saya dapat pinjaman modal dari YPI, jadi saya gunain bikin warung aja, psikologis sama sosialnya itu ehmm, saya jadi lebih tenang, lebih percaya diri lagi. 19. Setelah masmba mengikuti terapi ini, bagaimana respon kondisi lingkungan sekitar, terutama keluarga masmba sendiri? Respon dari luar sih biasa aja, kan saya masih close, tapi kalau keluarga memang udah perhatian sejak kakak saya ngasih tahu kalau saya HIV, tapi gini mas kalau emang yang saya rasain untuk bergaul dengan seseorang yang negatif yang istilah katanya lebih mapan saya gak ngerasa canggung mas. Transkip Hasil Wawancara Informan Subyek : WD Usia : 33 tahun Pendidikan : SMK Agama : Islam Pekerjaan : Konselor Adiksi Puskesmas Tn. Abang Topik : Proses pemberian dan hasil Terapi Menyulam Haritgl : Kamis, 28 Juli 2011 Tempat : Ruang Perpustakaan Sanggar Kerja YPI, Kebon Baru. Jak-Sel No Pertanyaan Jawaban 1. Ceritakan mengenai kronologis latar belakang masmba menjadi seorang ODHA?jika masmba pemakai narkoba, bagaimana awal mengenal narkoba tersebut? Ataukah karena hubungan seksual yang berganti-ganti pasangan? gw kena hivaids itu gara-gara pemakaian jarum suntik gantian ma suami gw, tapi sekarang laki gw udah almarhum dari 2004, Kalau gw tahun 2000 sudah gak jadi pemakai lagi, karena waktu itu gw hamil, tp suami gw masih jadi pemakai, dia bener- bener berhenti pas tahun 2002, dan tahun 2003 gw punya anak kedua semenjak itu suami gw berhenti candu putawnya dan beralih ke ganja-ganja aja. Tahun 2005 1 tahun setelah suami gw meninggal gw sakit, cukup lama itu bolak-balik masuk rumah sakit akhirnya gw divonis kena TB, dan itu jadi gejala awal udah ada virus HIV dalam tubuh gw, udah gitu gw sadar selama gw hamil sampai melahirkan itu, gw sariawan gak sembuh-sembuh, udah kering, nanti ada lagi ditempat lain sampai bentuknya pun gede banget sariawannya, itu juga mungkin jadi gejala awal gw HIV. Gw jadi pecandu saat kenal suami gw tahun 1994, lulus SMK waktu itu. kita berdua make bareng, share jarum suntik bareng, pedaw juga bareng- bareng. Nah dari situ ge ngerasa sama suami gw cocok kan, sampai akhirnya kita nikah. 2. Sebelum terinfeksi, apakah masmba mengetahui apa itu HIVAIDS, baik penularannya, dampaknya maupun cara pengobatannya?bisa tolong ceritain yang masmba ketahui tentang HIVAIDS tersebut? Kini setelah tahu, bagaimana perasaan masmba sendiri? Tahun 1994 sama sekali gak tahu apa itu HIVAIDS sendiri, yang gw tahu itu HIV t\itu kan dulu digambarin dengan tengkorak yang berdarah-darah. Dan yang ge tahu juga HIV biasanya hanya diderita sama orang-orang homo, atau PSK yang suka berhbungan seks dengan banyak laki-laki. Dulu sih cuek yah namun setelah kondisi semakin drop, badan juga kurus kering gw baru deh nyadar lama-lama gw bisa mati kalau kaya gini, akhirnya gw minta tolong cariin info sama nyokap gw, dan kebetulan tim ODHA dari YPI jengukin gw di RSCM kaya semacem kasih dukungan buat gw. 3. Bagaimana keadaan ekonomi keluarga sebelum dan setelah Keadaan ekonomi gak terlalu terpengaruh yah kan gw dari dulu itu dibantu sama keluarga, baik keluarga gw masmba terinfeksi HIVAIDS ini, apakah ada perubahan?perubahan seperti apa? maupun keluarga suami gw, walaupun suami gw udah kerja waktu itu. 4. Bagaimana keadaan sosial dan psikologis masmba sebelum dan setelah masmba terinfeksi HIVAIDS? Kondisi psikologis gw gak terlalu cemas, justru gw cemasnya karena ga punya TB bukan HIV, jujur aja kalau masalah HIVAIDS gw gak ngerti apa-apa, nah kalau TB, itu ge takut kenapa-kenapa paru-paru gw. Sosialnya juga gw pas sakit gak bisa keman-mana drop mpe badan gw kurus karena TB juga yang gw punya, pokoknya dari sosialisasi keluar gak bisa keman-mana gw, hanya di tempat tidur doang. 5. Bagaimana respon keluarga dan masyarakat saat mengetahui kondisi masmba yang terinfeksi HIVAIDS?apakah masmba sudah berani open status di lingkungan? dilingkungan rumah gw gak open status karena kan gak enak sama keluarga, kalau dikeluarga responnya itu juga tanggap, karena sebelumnya ada 4 orang sepupu gw terkena HIVAIDS juga, jadi mungkin keluarga lebih punya persiapan dan dari penanganannya bisa saling share juga. 6. Kapan masmba menikah? Dan