25
Variabel lain dalam mempelajari perilaku konsumen adalah variabel ubservable
, yaitu pendekatan kotak hitam black box. Kita dapat memahami variabel-variabel tersembunyi pada kotak hitam. Kita dapatkan input-input
stimulus pada kotak hitam, dan output respon tertentu sebagai reaksinya, tetapi kita tidak dapat melihat variabel intervening yang berhubungan dengan input dan
output.
2.5. Pengembangan Buah Lokal
Pengembangan agribisnis perlu difokuskan pada komoditas yang berpotensi sebagai komoditas unggulan yang diindikasikan oleh kemampuan
tanaman untuk tumbuh dan berkembang terutama pada kondisi biofisik, teknologi dan lingkungan sosial ekonomi tertentu. Pengembangan komoditas hortikultura,
khususnya buah-buahan yang dirancang menjadi sumber pertumbuhan pembangunan pertanian yang cukup penting dalam pembangunan jangka panjang.
Pengembangan aneka jenis buah-buahan diharapkan mampu memberi nilai tambah bagi produsen dan industri pengguna serta berkembangnya Sentrum
Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan SPAKU di berbagai daerah Suartining, 2011:2.
Komoditas hortikultura merupakan produk yang prospektif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun internasional. Permintaan pasar
baik di dalam maupun di luar negeri masih besar. Di samping itu, produk ini juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Kemajuan perekonomian menyebabkan
permintaan produk hortikultura semakin meningkat. Di sisi lain, keragaman karakteristik lahan, agroklimat serta sebaran wilayah yang luas memungkinkan
26
wilayah Indonesia digunakan untuk pengembangan hortikultura tropis dan sub tropis termasuk anggur didalamnya.
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil buah lokal yang memiliki keanekaragaman dan keunggulan cita rasa yang cukup baik bila
dibandingkan dengan buah-buahan dari negara-negara penghasil buah lokal lainnya. Produksi buah lokal nusantara terus mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun. Pada Tabel 3 dapat dilihat tingkat kebutuhan buah-buah dan produksi buah-buahan, dan terlihat kebutuhan akan buah-buahan pada tahun 2009
meningkat sebesar 27,22 apabila dibandingkan dengan tahun 2005 sedangkan, produksinya hanya meningkat sebesar 20,57.
Tabel 3 Tingkat Kebutuhan Konsumen dan Produksi Buah-buahan di Indonesia dari Tahun 2005 sampai dengan 2009
Tahun Kebutuhan ton
Produksi ton 2005
14.267.891 14.786.599
2006 15.153.063
15.193.297 2007
16.093.149 15.838.000
2008 17.091.554
16.946.000 2009
18.151.902 17.829.000
Sumber : Direktorat Jendral Hortikultura dikutip Suartining, NK, 2010 : 4
Menurut Tjiptono 2004 : 151 harga buah yang ditetapkan mempengaruhi kuantitas buah yang dijual. Namun dengan kebutuhan buah dalam negeri tidak
bisa dipenuhi melalui kegiatan produksi, maka harus dilakukan impor buah. Pada umumnya ketika harga barang impor lebih rendah daripada harga lokal, maka
kecenderungan yang terjadi pada umumnya adalah peningkatan masuknya jumlah impor ke pasar lokal. Hal ini menunjukkan harga impor dan jumlah buah impor
memiliki pengaruh terhadap jumlah produk lokal di suatu negara. Apabila harga buah impor lebih murah dibandingkan harga buah lokal, volume buah impor akan
meningkat dan konsumen akan beralih kepada buah impor. Hal ini memberikan
27
dampak kepada buah lokal yaitu permintaan buah lokal akan menurun yang mengakibatkan harga buah lokal juga turun atau banting harga. Bila harga buah
lokal dipaksa tinggi, maka posisi buah lokal akan dengan cepat digantikan oleh buah impor.
2.6. Penelitian Terdahulu
Keseluruhan hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu dapat dijadikan dasar dan bahan pertimbangan serta referensi dalam
mengkaji penelitian ini, adapun penelitian terdahulu dengan topik yang sama yaitu:
Azizah 2008 melakukan penelitian mengenai Analisis Pengaruh Persepsi dan Preferensi Konsumen terhadap keputusan pembelian buah lokal studi pada
Lailai Market Buah Malang. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh Departemen Pertanian Deptan RI menyatakan keprihatinannya atas keterpurukan
hortikultura di Indonesia. Masyarakat kini lebih banyak yang menyukai buah impor dibandingkan dengan buah dalam negeri karena kualitas produk yang
belum memenuhi standar. Jumlah dan kontinuitas tanam juga masih belum bisa stabil memenuhi kebutuhan pasar. Di sisi lain harga di tingkat petani sangat
rendah hingga mereka enggan menanam buah, Tujuan penelitian ini adalah 1 untuk mengetahui pengaruh persepsi dan
preferensi konsumen terhadap keputusan pembelian buah lokal di Lailai Market Buah Malang 2 Untuk mengetahui pengaruh yang dominan di antara tingkat
persepsi dan tingkat preferensi konsumen terhadap keputusan pembelian buah lokal di Lailai Market Buah Malang.