54
sebesar 2,36, sedangkan terendah di Kecamatan Taman Sari yakni 0,08 BPS Kota Administrasi Jakarta Barat, 2014 : 5.
4.2.5. Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB
PDRB diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di suatu wilayah dalam jangkan waktu tertentu biasanya per tahun
tanpa memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi dari dalam wilayah tersebut atau tidak. Lebih jauh, indikator ekonomi
makro yang kerap dipakai sebagai acuan evaluasi proses pembangunan antara lain Laju Pertumbuhan Ekonomi LPE dan pendapatan perkapita yang terdapat di
dalam PDRB. Dari sisi sektoral, selama tiga tahun terakhir perekonomian Kota Jakarta
Barat didominasi oleh sektor tersier jasa-jasa, tahun 2013 menyumbang sekitar 78,5 PDRB Jakarta Barat, terutama sektor perdagangan dan keuangan. Setelah
itu diikuti oleh sektor sekunder dengan rata-rata kontribusi sebesar 21,39 dan sektor primer yang hanya menyumbang kurang dari 1.
Perekonomian Kota Jakarta Barat pada tahun 2013 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto PDRB atas harga konstan 2000,
menunjukkan pertumbuhan sebesar 6,24. Pertumbuhan tahun 2013 sedikit melambat bila dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2012, yaitu hanya
mencetak angka 6.39. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6. Pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan sektor
pengangkutan dan komunikasi sebesar 9,98, dan di dukung pula sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran juga merupakan sektor yang memberi
sumbangan terbesar sebanyak 27,21 untuk Kota Jakarta Barat tahun 2013. BPS
55
Kota Administrasi Jakarta Barat 2013 : 20. Secara rinci perkembangan PDRB Kota Adminsitrasi Jakarta Barat dari Tahun 2011 sampai dengan 2013 disajikan
pada Tabel 6. Tabel 6 Perkembangan PDRB Kota Administrasi Jakarta Barat, Tahun 2011-2013
Indikator 2011
2012 2013
PDRB-Atas Dasar Harga Konstan
2000 Milyar Rp. 62397,5
66385,2 70525,4
PDRB-Atas Dasar Harga Berlaku
Milyar Rp. 145329,0
163041,4 186017,7
PDRB-Atas Dasar Harga Konstan
Juta Rp. 25,73
28,30 29,43
PDRB per Kapita Atas Dasar Harga
Berlaku Juta Rp 62,88
70,55 77,62
Pertumbuhan Ekonomi
6,25 6,39
6,24
Sumber : BPS Kota Adm. Jakarta Barat
2013 : 20
4.3. Perpasaran Jakarta Barat
Usaha penjualan buah-buahan di Kotamadya Jakarta Barat dilakukan melalui dua saluran pemasaran yaitu pasar tradisional dan pasar modern.
Mayoritas pasar tradisional di Jakarta Barat dikelola oleh pemerintah yang di serahkan kepada Perusahaan Daerah PD Pasar Jaya. Sedangkan pasar modern
atau yang biasa disebut perpasaran swasta merujuk Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 44 Tahun 2003 karena sebagian besar pasar dikelola oleh pihak swasta ini
dibagi menjadi Hypermarket, Supermarket, Minimarket dan Toko Khusus Buah. Pasar tradisional dan pasar modern yang ada di Kota Jakarta Barat dapat dilihat
pada Tabel 7 berikut :
56
Tabel 7 Data Pasar Tradisional dan Modern di Jakarta Barat Tahun 2013 Pasar
JumlahNama Gerai Tradisional
27 Hypermarket
8 Supermarket
6 Minimarket
12 Toko Khusus Buah
Total Buah Segar, Raja Buah, Rezeki Fresh Fruit Center, Jakarta Fruit Market
Sumber : Lampiran 9-13
4.3.1. Pasar Tradisional
Pedagang buah di pasar tradisional memiliki kios-kios non permanen sampai dengan semi permanen. Pedagang seperti ini pada umumnya memiliki
buah dalam jumlah besar dan beraneka ragam buah impor dan buah lokal. Pedagang buah di pasar tradisional biasanya melayani konsumen golongan
menengah ke bawah yang sehari-hari sudah biasa mengkonsumsi buah impor
disamping buah lokal.
Pemilihan pasar tradisional dilakukan secara purposive, yaitu Pasar
Tradisional Slipi dengan mempertimbangkan :
- Konsumen Pasar Tradisional Slipi memiliki karakteristik tidak jauh berbeda dengan pasar tradisional lainnya.
- Usaha penjualan buah sudah dijadikan mata pencarian tetap. - Buah yang dijajakan bermacam-macam diversivikasi pemasaran.
- Menjalankan usahanya secara teratur dari pagi sampai sore atau malam. - Sudah ada sentuhan manajemen, seperti digunakan timbangan, adanya
pembukuan sederhana dsb.