Analisis Instrumen METODOLOGI PENELITIAN

� 11 = � � − 1 1 − � 2 � 2 Keterangan : r 11 = koefisien reliabilitas tes n = banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes 1 = bilangan konstan � � ² = jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item. � � ² = varian total Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes r 11 pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut: 10 1 Apabila r 11 sama dengan atau lebih besar dari pada 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi reliable 2 Apabila r 11 lebih kecil dari pada 0,70 berarti bahwa tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi un-reliable Berdasarkaan hasil perhitungan reliabilitas instrumen, diperoleh nilai 0,94. Maka instrumen penelitian tersebut dapat disimpulkam memiliki kriteria reliabilitas yang tinggi, dan memenuhi persyaratan instrumen yang memiliki ketetapan jika digunakan. 3. Taraf Kesukaran Uji taraf kesukaran instrumen bertujuan untuk mengetahui sukar, sedang atau mudahnya suatu soal. Bilangan yang menunjukkan sukar, sedang atau mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran difficulty index. 11 Indeks kesukaran item dapat diperoleh dengan menggunakan rumus berikut: 12 10 Ibid., h. 209 11 Arikunto, op.cit., h. 207 � = � � Keterangan: p = tingkat kesukaran � = skor siswa N = skor maksimal siswa Tolak ukur untuk menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir soal digunakan kriteria sebagai berikut: 13 p 0,70 = mudah 0,30 ≤ p ≤ 0,70 = sedang P 0,30 = sukar Berdasarkan hasil perhitungan uji taraf kesukaran butir soal instrumen, dari 14 soal yang diujikan diperoleh 7 soal dengan taraf kesukaran “sedang” dan 7 soal dengan taraf kesukaran “sukar” 4. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh berkemampuan rendah. 14 Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal digunakan rumus sebagai berikut: 15 � = � � − � � � � = � − � � 12 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009, Cet . 2, h.272. 13 Ibid. 14 Arikunto, op. cit., h. 211 15 Ibid., h. 213 Keterangan : J A = skor maksimal kelompok atas J B = skor maksimal kelompok bawah B A = skor siswa kelompok atas B B = skor siswa kelompok bawah � = � � = Proporsi kelompok atas � � = � � � � = Proporsi kelompok bawah Menginterpretasikan koefisien daya pembeda dapat menggunakan kriteria yang dikembangkan oleh Ebel, sebagaimana dikutip oleh Arifin, sebagai berikut: 16 Index of discrimination Item evaluation 0,40 and up : Very good items. 0,30 – 0,39 : Reasonably good, but possibly subject to Improvement. 0,20 – 0,29 : Marginal items, usually needing and being subject to improvement. Below – 0,19 : Poor items, to be rejected or improved by revision. Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda soal, dari 14 soal yang diujikan, 4 soal memiliki daya pembeda “cukup”, dan 8 soal memiliki daya pembeda “baik”, serta 2 soal memiliki daya pembeda “baik sekali” Berikut adalah rekap data hasil uji validitas, reliabilitas instrumen, taraf kesukaran dan daya pembeda soal : 16 Arifin., op. cit., h. 274 Tabel 3.3 Rekapitulasi Data Hasil Uji Analisis Butir Soal No. Soal Validitas Taraf Kesukaran Daya Pembeda Ket. Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria 1 0,7141 Valid 0,32 Sedang 0,38 Baik Digunakan 2 0,7024 Valid 0,29 Sukar 0,34 Baik Digunakan 3a 0,777 Valid 0,3 Sedang 0,34 Baik Digunakan 3b 0,8649 Valid 0,18 Sukar 0,25 Cukup Digunakan 4a 0,7834 Valid 0,4 Sedang 0,37 Baik Digunakan 4b 0,8296 Valid 0,24 Sukar 0,38 Baik Digunakan 4c 0,7655 Valid 0,38 Sedang 0,47 Baik Sekali Digunakan 5a 0,653 Valid 0,26 Sukar 0,25 Cukup Digunakan 5b 0,6836 Valid 0,18 Sukar 0,24 Cukup Digunakan 6a 0,7147 Valid 0,34 Sedang 0,35 Baik Digunakan 6b 0,8014 Valid 0,18 Sukar 0,29 Cukup Digunakan 7a 0,7312 Valid 0,37 Sedang 0,44 Baik Sekali Digunakan 7b 0,8955 Valid 0,19 Sukar 0,35 Baik Digunakan 7c 0,7331 Valid 0,31 Sedang 0,38 Baik Digunakan

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data ini berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang diajukan 1. Uji Normalitas Pengujian asumsi distribusi normal bertujuan untuk mengetahui distribusi sampel yang terpilih berasal dari sebuah distribusi populasi normal atau tak normal. 17 Data yang mempunyai distribusi yang normal berarti mempunyai sebaran yang normal pula. Dengan profil data seperti ini maka data tersebut dianggap bisa mewakili populasi. 17 Kadir, op. cit., h.107. Banyaknya sampel yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari 30 n 30 dan data tersusun berkelompok. Sehingga, Pengujian normalitas data pada penelitian ini menggunakan Chi-Square � 2 . Adapun langkah-langkah dari pengujian normalitas dengan menggunakan Chi-Square sebagai berikut: 1 Perumusan hipotesis Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H 1 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal 2 Menentukkan nilai � 2 ℎ����� Rumus Chi-Square: 18 � 2 = � − � 2 � Keterangan : � 2 = harga chi kuadrat hitung � = frekuensi hasil observasi dari sampel penelitian � = frekuensi yang diharapkan pada populasi penelitian 3 Menentukan taraf signifikansi yaitu α = 0,05 4 Menentukan � 2 tabel pada derajat bebas df = k – 1- c dengan k = banyak kelas dan c = banyaknya parameter yang diestimasi dari data sampel , misalnya 0 uniform, 1 poisson, 2 normal 5 Menentukan kriteria pengujian, yaitu Jika � 2 hitung ≤ � 2 tabel maka Ho diterima Jika � 2 hitung � 2 tabel maka Ho ditolak 6 Bandingkan � 2 hitung dengan � 2 tabel 7 Buatlah kesimpulan � 2 hitung ≤ � 2 tabel artinya sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal 18 Ibid., h.113 2 hitung 2 tabel artinya sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah kedua data tersebut homogen atau tidak. Yang dimaksud homogen berarti bahwa kelompok data yang dijadikan sampel pada penelitian memiliki varians yang sama. Persyaratan agar pengujian homogenitas dapat dilakukan ialah apabila kedua datanya telah terbukti berdistribusi normal. Pengujian homogenitas pada dua kelompok independent dapat dilakukan dengan menggunakan uji F. Adapun langkah-langkah pengujian homogen dengan uji F sebagai berikut: 1 Perumusan hipotesis Ho : � 1 2 = � 2 2 Kedua varians populasi homogen H 1 : � 1 2 ≠ � 2 2 Kedua varians populasi tidak homogen 2 Menentukan nilai F hitung Rumus uji F sebagai berikut : 19 � = �� � �� � �� � �� � = � 2 � � 2 � Keterangan : F = harga F hitung Varian besar = varians besar dari data sampel Varians kecil = varians kecil dari data sampel 3 Menentukan taraf signifikansi yaitu α = 0,05 4 Menentukan F tabel pada derajat bebas df 1 = n 1 -1 dan df 2 = n 2 -1 5 Menentukan kriteria pengujian, yaitu Jika � hitung ≤ � tabel maka Ho diterima Jika � hitung � tabel maka Ho ditolak 6 Bandingkan � hitung dengan F tabel 19 Ibid., h. 118