Tabel 4.6 Deskripsi Data Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Kelas Kontrol
Berdasarkan Indikator Glaser
No. Indikator
N Skor
Ideal Nilai
Siswa Rata-
Rata SD
Nilai
1 Mengenal masalah
37 8
245 6,62
1,91 82,75
2 Menemukan cara yang
dapat dipakai untuk menyelesaiakan masalah
37 20
444 12
4,29 60
3 Menemukan hubungan
yang logis antara masalah- masalah
37 20
290 7,84
3,42 39,2
4 Menganalisis data
37 8
155 4,19
2,26 52,37
Rata-Rata 7,66
2,97 58,58
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada indikator mengenal masalah mencapai 6,62 dari skor
ideal 8. Secara umum, siswa sudah mampu menuliskan apa yang ditanyakan dengan benar. Namun, masih terdapat beberapa siswa dalam menuliskan apa
yang diketahui belum tepat karena masih terdapat beberapa informasi penting dari soal yang tidak dituliskan. Rata-rata kemampuan berpikir kritis
matematis siswa pada indikator menemukan cara yang dapat dipakai untuk menyelesaikan masalah mencapai 12 dari skor ideal 20. Masih terdapat
beberapa siswa belum mampu menuliskan langkah penyelesaian dengan sistematis dan melakukan kesalahan dalam perhitungan. Rata-rata
kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada indikator menemukan hubungan yang logis antara masalah-masalah mencapai 7,84 dari skor ideal
20. Hanya sedikit siswa yang sudah mampu menyebutkan konsep yang digunakan dalam setiap langkah penyelesaian dengan benar dan memberikan
penjelasan mengenai hubungan antara informasi yang terdapat dalam soal dengan konsep yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. Rata- rata
kemampuan berpikir kritis pada indikator menganalisis data mencapai 4,19 dari skor ideal 8. Masih terdapat beberapa siswa belum tepat dalam menilai
pernyataan dan memberikan alasan yang mendukung pernyataan tersebut bernilai benar atau salah.
Dari 4 indikator yang telah diukur terlihat bahwa nilai tertinggi ada pada indikator mengenal masalah sebesar 82,75. Sedangkan nilai terendah
ada pada indikator menemukan hubungan yang logis antara masalah- masalah sebesar 39,2. Artinya siswa pada kelas kontrol memiliki kemampuan
tertinggi pada aspek mengenal masalah. Namun, memiliki kemampuan terendah pada aspek menemukan hubungan yang logis antara masalah-
masalah. Berikut ini akan disajikan diagram batang perbedaan nilai setiap
indikator kemampuan berpikir kritis matematis kelas kontrol:
Berdasarkan gambar 4.4, terlihat bahwa indikator mengenal masalah, memiliki nilai tertinggi dibandingkan ketiga indikator lainnya sedangkan
indikator menemukan hubungan yang logis antara masalah-masalah memiliki nilai terendah dibandingkan dengan ketiga indikator lainnya.
82,75 60
39,2 52,37
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Mengenal masalah Menemukan cara
yang dapat dipakai untuk
menyelesaiakan masalah
Menemukan hubungan yang
logis antara masalah-masalah
Menganalisis data
Gambar 4.4 Diagram Batang Nilai Indikator
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas Kontrol
3. Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan uraian hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, terlihat adanya perbedaan. Untuk
lebih memperjelas perbedaan hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dapat dilihat pada Tabel 4.7
berikut:
Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Statistik Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Jumlah Siswa N 37
37 Maksimum X
max
89 79
Minimum X
min
36 23
Rata-rata �
70,89 54,8
Median Me 73,55
56 Modus Mo
79 57,5
Varians S
2
159,93 231,38
Simpangan Baku S 12,65
15,21 Kemiringan a
3
-0,64 -0,18
Ketajaman a
4
0,29 0,255
Tabel 4.7 diatas menunjukkan adanya perbedaan perhitungan statistik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan tabel tersebut dapat
diketahui bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas kontrol dengan selisih 16,09. Demikian pula
dengan nilai median dan modus, kelas ekperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Nilai siswa tertinggi dari dua kelas tersebut terdapat
pada kelas eksperimen dengan nilai 89. Sedangkan, nilai terendah terdapat pada kelas kontrol dengan nilai 23. Artinya kemampuan berpikir kritis
matematis perorangan tertinggi terdapat di kelas eksperimen, sedangkan
kemampuan berpikir kritis matematis perorangan terendah terdapat di kelas kontrol.
Jika dilihat dari sebaran data antara kelas eksperimen maupun kelas kontrol, terlihat bahwa kelas kontrol memiliki sebaran data lebih bervariasi
dan menyebar karena memiliki nilai varians dan simpangan baku lebih besar dibandingkan dengan kelas eksperimen. Pada kelas ekperimen memperoleh
tingkat kemiringan sebesar -0,64, sedangkan pada kelas kontrol memperoleh tingkat kemiringan sebesar -0,18. Karena kedua kelas memiliki tingkat
kemiringan kurang dari 0, maka kemiringannya negatif. Artinya kecendrungan data, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol mengumpul
diatas rata-rata. Untuk ketajaman atau kurtosis, pada kelas ekperimen sebesar 0,29. Hal ini menunjukkan kurva yang terbentuk berbentuk runcing atau
leptokurtis. Sedangkan pada kelas kontrol sebesar 0,255. Hal ini menunjukkan kurva yang terbentuk berbentuk datar atau platikurtis.
Tidak hanya hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis yang memiliki perbedaan antara kelas kontrol dan kelas ekperimen, namun
kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas ekperimen dan kelas kontrol berdasarkan indikator Glaser juga terlihat memiliki perbedaan. Untuk
lebih memperjelas perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis berdasarkan indikator Glaser antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dapat
dilihat pada Tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8 Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Berdasarkan
Indikator Glaser Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No Indikator
N Skor
Ideal Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol �
SD Nilai
� SD
Nilai
1
Mengenal masalah
37 8
6,76 1,69
84,5 6,62
1,91 82,75
2
Menemukan cara yang dapat dipakai untuk
menyelesaiakan masalah
37 20
15,11 3,79
75,55 12
4,29 60
3
Menemukan hubungan yang logis antara masalah-
masalah
37 20
12,08 3,56
60,4 7,84
3,42 39,2
4
Menganalisis data
37 8
5,7 2,13
71,25 4,19
2,26 52,37
Rata-Rata 9,91
2,79 72,92
7,66 2,97
58,58
Tabel 4.8 menunjukkan perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis berdasarkan indikator Glaser antara kelas eksperimen dengan kelas
kontrol. Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa rata-rata secara keseluruhan untuk setiap indikator kelas eskeprimen lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol dengan rincian, untuk indikator mengenal masalah kelas eksperimen memiliki rata-rata lebih tinggi dibandingkan kelas
kontrol, artinya kemampuan mengenal masalah pada siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Untuk indikator menemukan cara yang
dapat dipakai untuk menyelesaikan masalah kelas eksperimen memiliki rata- rata lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, artinya kemampuan menemukan
cara yang dapat dipakai untuk menyelesaiakan masalah pada siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Untuk indikator
menemukan hubungan yang yang logis antara masalah-masalah kelas eksperimen memiliki rata-rata lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol,
artinya kemampuan menemukan hubungan yang logis antara masalah- masalah pada siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol.
Untuk indikator menganalisis data kelas eksperimen memiliki rata-rata lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, artinya kemampuan menganalisis data
pada siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Sedangkan untuk standar deviasi, kelas eksperimen lebih kecil dari pada kelas
kontrol. Hal ini menunjukkan nilai jawaban yang diperoleh kelas kontrol lebih bervariasi dan menyebar dibandingkan kelas eksperimen.
Perolehan nilai tertinggi kemampuan berpikir kritis matematis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dicapai oleh indikator mengenal
masalah. Nilai tersebut dicapai oleh kelas ekperimen dengan nilai 84,5. Sedangkan nilai terendah dicapai oleh kelas kontrol dengan nilai 39,2 untuk
indikator menemukan hubungan yang logis antara masalah-masalah. Secara visual perbandingan nilai kemampuan berpikir kritis matematis berdasarkan
indikator Glaser antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut: