Uji Normalitas Uji Prasyarat

F. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu kedua kelas dikatakan homegen apabila � hitung ≤ � tabel diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. Hasil perhitungan untuk kelas eksperimen diperoleh varians sebesar 159,93. Sedangkan, untuk kelas kontrol diperoleh varians sebesar 231,38. Sehingga diperoleh nilai F hitung sebesar 1,447 lampiran 39. Berdasarkan tabel distribusi F dengan taraf signifikansi 5 dan df 1 = df 2 = 36, diperoleh F tabel sebesar 1,743. Karena F hitung F tabel 1,447 1,743 maka Ho diterima, artinya Kelas VII-2 dan VII-3 memiliki varians yang sama atau homogen. Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Jumlah Sampel Varians F hitung F tabel α=0,05 Kesimpulan Eksperimen 37 159,93 1,447 1,743 Terima Ho Kontrol 37 231,38

2. Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan uji prasyarat, ternyata kelas VII-2 dan VII-3 memiliki kemampuan yang setara dengan kelas VII secara keseluruhan di MTs Negeri 2 Ciganjur dan kedua kelas tersebut memiliki varians yang sama atau homogen, maka selanjutnya dilakukan uji-t. Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata tes kemampuan berpikir kritis matematis kelas eksperimen yang menggunakan metode IMPROVE lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata tes kemampuan berpikir kritis matematis kelas kontrol yang menggunakan kelas konvensional. Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan uji-t lampiran 40 maka diperoleh t hitung sebesar 4,732 menggunakan tabel distribusi t pada taraf signifikansi 5 dan derajat kebebasan df = 72 diperoleh t tabel sebesar 1,666. Karena diperoleh t hitung t tabel 4,732 1,666 maka Ho ditolak dan H 1 diterima atau dengan kata lain rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis pada siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis pada siswa kelas kontrol. Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan uji hipotesis disajikan pada tabel 4.11 berikut Tabel 4.11 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji-t t hitung t tabel α=0,05 Kesimpulan 4,732 1,666 Tolak Ho

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembelajaran dengan menggunakan metode IMPROVE merupakan metode pembelajaran yang terdiri dari tiga komponen yang saling bergantungan: a memfasilitasi perolehan strategi dan proses metakognitif; b belajar dalam kelompok-kelompok heterogen c penyediaan umpan balik korektif-pengayaan yang memfokuskan pada proses kognitif yang lebih rendah dan lebih tinggi. Metode ini dikembangkan dengan landasan teori konstruktivisme yang menekankan peran aktif siswa dalam menemukan suatu pengetahuan dan teori metakognisi yang menekankan proses refleksi diri siswa dalam menentukan suatu permasalahan, serta menentukan strategi dalam penyelesaian masalah, menganalisis keefektifan strategi yang digunakan dan pada akhirnya mampu mengubah strategi jika dirasa strategi yang digunakan kurang tepat. Berbeda dengan kelas ekperimen, pembelajaran di kelas kontrol, dengan menggunakan metode ekspositori. Siswa diberikan Lembar Latihan Soal LLS sama seperti pada kelas ekperimen, namun perbedaanya pada kelas kontrol tidak disertakan pertanyaan metakognitif didalamnya. Selain itu pada kelas kontrol siswa belajar tidak dalam kelompok melainkan secara individu, dan tidak diberikanya kegiatan perbaikan-pengayaan