Universitas Sumatera Utara
budaya, dan norma-norma sosial di masyarakat. Becker dalam Notoatmodjo 2003 berpendapat bahwa model kepercayaan kesehatan Health Belief Model
dipengaruhi oleh salah satunya persepsi kerentanan terhadap penyakit perceived susceptibility.
Persepsi kerentanan adalah tingkat respon atau pendapat informan tentang dirinya rentan atau tidak rentan terhadap HIVAIDS, termasuk persepsi tentang
konsekuensi spesifik pada resiko dan kondisi yang akan terjadi mudahtidak mudah tertular akibat tindakan seksual yang dilakukan. Seseorang akan bertindak
untuk mengobati atau mencegah penyakitnya, bila ia merasa bahwa ia atau keluarga terdekatnya rentan terhadap serangan penyakit tersebut. Oleh karena itu
persepsi responden yang baik tentang kerentanan dirinya terkena HIV akan mendasari untuk terjadinya perilaku VCT. Akan tetapi apabila persepsi tentang
kerentanan HIVAIDS kurang baik maka akan menimbulkan perubahan perilaku yang kurang baik pula dalam hal permintaan pelayanan kesehatan.
5.1.2 Persepsi Keparahan HIVAIDS
Menurut hasil penelitian dapat diketahui bahwa informan menafsirkan HIVAIDS sebagai penyakit yang berbahaya, kondisi kesehatannya melemah,
sering mudah masuknya penyakit lain ke dalam tubuh. Namun demikian masih ada dua dari enam informan menyatakan HIVAIDS menyebabkan kematian dan
tidak bisa disembuhkan karena saat sekarang ini yang ada hanya untuk menjaga daya tahan tubuhnya atau virus HIVnya bisa dikendalikan. Apabila diperhatikan
secara seksama, masih sedikitnya informan menyatakan HIVAIDS itu menyebabkan kematian dan tidak adanya kepastian sembuh dari penyakit ini
Universitas Sumatera Utara
menjadi faktor yang menimbulkan persepsi keparahan HIVAIDS bagi informan tergolong belum baik.
Hal ini menunjukkan bahwa sudah ada informan yang merasakan keseriusan HIVAIDS, namun masih ada informan memiliki persepsi penyakit
bukanlah suatu masalah serius, mereka hanya mengetahui informasi dasar mengenai HIVAIDS. Informan belum memiliki persepsi yang baik tentang
keparahan HIVAIDS dikarenakan pengetahuan yang kurang dan belum sempurna. Informan menganggap HIVAIDS itu seperti penyakit biasa yang tidak
mematikan dan bisa disembuhkan dengan berobat. Persepsi keseriusan merupakan pandangan individu tentang beratnya
penyakit yang diderita. Becker dalam Notoatmodjo 2003 menyatakan jika tindakan seseorang untuk mencari pengobatan dan pencegahan penyakit akan
didorong pula oleh persepsi keseriusan atau beratnya penyakit tersebut terhadap individu atau masyarakat. Keseriusan ini ditambah dengan akibat dari suatu
penyakit misalnya: kematian, pengurangan fungsi fisik dan mental, kecacatan dan dampaknya terhadap kehidupan sosial. Namun hal tersebut tidak menunjukkan
kesesuaian antara teori dengan fakta di lapangan, meski ada dua informan yang memiliki persepsi keseriusan yang sudah baik.
Persepsi keseriusan yang dirasakan terhadap HIVAIDS kemungkinan juga berbeda-beda pada setiap orang risiko tinggi tergantung dari kepercayaan
keparahan penyakit, informasi medis, atau pengetahuan. Hal itu karena tiap orang risiko tinggi memiliki pandangan subjektif terhadap keseriusan HIVAIDS.
Universitas Sumatera Utara
Apabila melihat kaitan persepsi keparahan belum baik terhadap demand pelayanan VCT diperoleh hasil bahwa persepsi keparahan HIVAIDS tidak
memengaruhi informan dalam demand pelayanan VCT. Kondisi ini sesuai dengan penelitian Fajariyah 2014 yang menunjukkan bahwa persepsi keseriusan yang
dirasakan oleh kelompok risko HIVAIDS yang memanfaatkan layanan Voluntary Counseling and Testing VCT di Klinik IMS dan VCT Veteran Medan tentang
HIVAIDS termasuk dalam kategori sedang dan bukan merupakan faktor yang mempengaruhi mereka dalam memanfaatkan layanan VCT. Penelitian
Khairurahmi 2009 menunjukkan perasaan takut dan malu menjadi penghalang utama ODHA dalam memanfaatkan VCT dan menyebabkan persepsi tentang
keparahan terhadap penyakit menjadi tidak begitu pengaruh.
5.1.3 Persepsi Ancaman HIVAIDS