Faktor Internal Persepsi Informan tentang VCT 1 Faktor Internal

Universitas Sumatera Utara Puskesmas Teladan, meliputi faktor internal dan faktor eksternal dari diri masing- masing informan.

4.3.1 Faktor Internal

Faktor internal menjadi kumpulan faktor yang melekat dari dalam diri informan yang mempersepsikan pelayanan VCT Puskesmas Teladan, meliputi variabel informasi, pengetahuan, penilaian, pengalaman, dan kepercayaan terhadap pelayanan VCT tersebut.

4.3.1.1 Informasi

Informasi membentuk suatu pesan dan keterangan yang informan dapatkan terkait keberadaan pelayanan VCT Puskesmas Teladan. Hasil wawancara mendalam tentang persepsi informan mengenai informasi pelayanan VCT Puskesmas Teladan, mengetahui kepanjangan VCT, cara penyampaian informasi oleh narasumber kepada informan, diperoleh pernyataan sebagai berikut : “Informasinya dari bang ardi aktivis GSM. Saya baru ini berobat. Kepanjangan VCT saya tidak tahu. Yang tahu cuma disini kliniknya. Dia tidak menyampaikan tapi melalui BBM. Dia menyampaikan bahwa dia kerja dengan komunitas orang peduli HIV, jadi saya tertarik.” Informan 2 Kutipan diatas juga didukung oleh informan lain yang mengemukakan bahwa persepsi mereka mengenai informasi pelayanan VCT Puskesmas Teladan, diperoleh pernyataan sebagai berikut : “Dari anggota GSM secara individual. Setiap yang tahu beritahu sama yang lain. Informasi jelas. Media sosial tidak ada. VCT itu nggak tahu apa panjangannya. Saya tahu VCT di Padang Bulan, Veteran, dan Petisah. Lebih dekat dari tempat tinggal. Ngapain jauh- jauh.” Informan 6 “Saya dulu di veteran. Saya kenal bang Hadis. Dia anggota GSM. Jadi abang itu mengasi kami seminar di hotel pada tahun 2014. Universitas Sumatera Utara Dari situ saya tahu Puskesmas Teladan. Akses lebih dekat dari rumah saya. Saya di amplas. VCT nggak tau kepanjangannya. Saya cuma tahu ada tiga klinik VCT: di Teladan, Veteran, dan Petisah Bestari.” Informan 5 Beberapa pernyataan informan diatas dapat ditarik hasil penelitian bahwa informan menyatakan pernah mendengar informasi tentang Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan dari aktivisanggota LSM yang bergerak dalam penanggulangan IMS dan HIVAIDS pada kalangan LSL dan waria yang bernama Gerakan Sehat Masyarakat GSM serta mereka juga memperoleh informasi dari teman dekat sekomunitas. Satu dari enam informan mengetahui kepanjangan VCT, sisanya menyatakan tidak tahu apa kepanjangannya. Narasumber yang memberikan informasi pelayanan VCT kepada informan mudah dipahami karena rasa teman akrab sesama komunitas LSL dari GSM sehingga penyampaian mengenai hal itu tidak sulit, informasi yang diberikan bagus, jelas, tidak terlalu formal sifatnya sharing. Namun satu informan menyatakan informasi yang diberikan melalui seminar sehingga sifatnya terlalu formal dalam penyampaian klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan.

4.3.1.2 Pengetahuan

Pengetahuan ialah segala hal yang diketahui informan tentang penyediaan pelayanan VCT di Puskesmas Teladan demi memenuhi kebutuhan dan permintaannya. Hasil wawancara mendalam tentang persepsi informan mengenai pengetahuan dari segi manfaat dan alasan kepentingan informan akan adanya pelayanan VCT Puskesmas Teladan, diperoleh informasi sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara “Menyembuhkan dan mengobati penyakit kelamin. Penting. Alasannya kita kena sakit kelamin kan ada penanggulangannya.” Informan 1 “Bagus juga kalau orang gak ngerti apa... jadi tahu berobat sini. Pernah kawan menderita kencing nanah, dia merasa malu. Ku bilang rahasia terjamin. Sangat penting. Yang sini banyak begitu LSL dan seks bebas hampir setiap anak kos-kosan begitu semua.” Informan 6 Sedangkan menurut informan keempat mendukung pengetahuan tentang manfaat dan alasan kepentingan informan akan adanya pelayanan VCT Puskesmas Teladan, seperti yang dikemukakannya bahwa : “Manfaatnya tentu sangat banyak ya, terutama untuk mencegah HIV, IMS, mengobati juga dalam pengambilan ARV. Sangat penting karna banyak orang masalah kendala biaya ya misalnya, cek ke laboratorium lain kan mahal. Kalau disini gratis. Oh ya uda deket, LSL ini kan payah keluarkan uang berobat, yang gratis saja susah, gimana lagi yang bayar.” Informan 4 Beberapa pernyataan informan diatas dapat ditarik hasil penelitian bahwa keseluruhan informan memiliki persepsi tersendiri mengenai pengetahuan tentang pelayanan VCT Puskesmas Teladan. Informan cenderung menyatakan manfaat Klinik IMS dan VCT bukan mengenai manfaat pelayanan VCT itu sendiri yaitu mengobati penyakit kelamin dan HIV, melakukan pencegahan diri sendiri, serta konseling kesehatan seputar IMS dan HIVAIDS.

4.3.1.3 Penilaian

Penilaian menjadikan bagaimana cara informan menilai tingkat kegunaan pelayanan VCT sebagai kebutuhan akan kesehatan pribadinya. Hasil wawancara mendalam tentang persepsi informan mengenai penilaian keberadaan dan manfaat Universitas Sumatera Utara yang didapatkan setelah menggunakan pelayanan VCT Puskesmas Teladan, diperoleh informasi sebagai berikut : “Sangat setuju. Dekat dari rumah, klinik yang pertama kali aku kenal itu, yang merasa aku nyaman itu disini. Pernah juga aku ke klinik lain....” Informan 4 Informan kedua mengutarakan penilaian keberadaan dan manfaat yang didapatkan setelah menggunakan pelayanan VCT Puskesmas Teladan, seperti berikut ini : “Saya setuju aja walaupun jauh dari rumah. Seharusnya setiap kecamatan ada klinik seperti ini. Maksudnya ini tidak setuju kalau cuma disini aja. Kan untuk kepentingan orang banyak. Setelah melakukan pemeriksaan, kita jadi tahu la pencegahan kesehatan dari kita. Hanya menambah wawasan saja jadinya. Sosialisasi pencegahan harus diutamakan.” Informan 2 Sedangkan menurut informan kesatu mengutarakan penilaian tentang keberadaan dan manfaat yang didapatkan setelah menggunakan pelayanan VCT Puskesmas Teladan, seperti keterangan berikut ini : “Setuju-setuju yang penting pelayanannya bagus. Setelah melakukan pemeriksaan, kita tahu kecemasan dari penyakit kita .” Informan 1 Beberapa pernyataan informan diatas dapat ditarik hasil penelitian bahwa keseluruhan informan memiliki persepsi yang sama mengenai penilaian tentang pelayanan VCT Puskesmas Teladan. Informan cenderung menyatakan setuju- setuju saja dengan keberadaan klinik tersebut dikarenakan lokasi puskesmas dekat dari tempat tinggal informan, pelayanan yang diberikan bagus. Manfaat yang informan dapatkan setelah melakukan VCT yaitu rasa kecemasan dalam diri berkurang, menambah wawasan dan lebih menjaga diri, serta merasa nyaman. Universitas Sumatera Utara 4.3.1.4 Pengalaman Pengalaman memberikan arti sejauh mana informan mengalami secara langsung hal-hal yang dirasakan atas menggunakan pelayanan VCT Puskesmas Teladan. Hasil wawancara mendalam tentang bagaimana persepsi mereka mengenai pengalaman mendapatkan pelayanan VCT Puskesmas Teladan berdasarkan kunjungan yang pernah dilakukan informan, kepuasan prosedur pelayanan, beserta saran sebagai bahan masukan bagi pihak puskesmas diperoleh pernyataan sebagai berikut : “Saya baru dua kali. Saya kan kerja juga dari pagi sampe sore. Gak sempat datang ke klinik. Prosedurnya gak rumit la. Pelayanannya bagus, fasilitasnya lengkap, dokter yang menangani juga ramah. Mereka mengerti. Kita yang periksa nyaman. Tapi pernah juga pengalaman saya datang kesana sudah agak sore dan petugas perawatnya suruh saya datang lagi besok. Kecewa juga sih. Tapi emang salah ku juga ya. Hehehe...” Informan 3 “Baru sekali ini saya datang. Waktu luang gak ada. Kan saya kerja juga. Prosedurnya biasa la nggak ribet. Pelayanannya bagus, ramah, gratis. Cara penyampaian atau penyuluhan dokter tadi bagus. Saran perubahan perilaku sih belum ada, belum ada diberikan kesempatan untuk bertanya. Sarana kan masih lengkap. Pengetesan HIV dan pengobatan lengkap.” Informan 2 Sedangkan menurut informan keenam dan keempat mengungkapkan pengalamannya yang berbeda tentang pelayanan VCT Puskesmas Teladan, seperti berikut ini : “Saya tiga bulan sekali wajib periksa. Waktu pun ada. Baik, orangnya ramah-ramah, ada diberi semangat perubahan perilaku. Banyak diberi kesempatan untuk bertanya. Kalau bisa pun ditambah lagi petugasnya. Kan kadang sering seminar, aku nunggu lama jadinya, bosan. Kadang dokter gak ada. Kalau mau berobat harus telepon dulu.” Informan 6 “Kalau dihitung itu baru empat kali. Rentangnya enam bulan sekali saya datang. Tidak begitu periksa karna merasa baik-baik Universitas Sumatera Utara saja. Intinya pakai pengaman kan... Dokternya sendiri aku kenal semua. Mereka lebih welcome bersahabat. Semuanya ramah. Mereka selalu menekankan saran. Sebenarnya gini, sistem konseling HIV ini mereka tidak bakal menanyakan apapun sesuai yang ditanyakan aja. Tetapi disini kejujuran kita sendiri. Sarannya buat orang laboratorium aja. Untuk hari sabtu itu selalu tidak ada.” Informan 4 Beberapa pernyataan informan diatas dapat ditarik hasil penelitian bahwa informan memiliki persepsi yang sama mengenai pengalaman tentang pelayanan VCT Puskesmas Teladan. Informan menyatakan sudah melakukan pemeriksaan selama dua kali serta ada jarak waktu tiga bulan sekali. Ada beberapa informan menyatakan kesediaan waktu yang tidak sempat untuk memeriksakan diri di puskesmas dikarenakan adanya aktivitas bekerja sehari-hari. Informan menyatakan bahwa prosedur dalam mendapatkan pelayanan VCT tidak sulit karena lansung naik ke lantai dua ruangan Klinik IMS dan VCT. Keseluruhan informan menyatakan puas dengan pelayanan yang diberikan oleh pihak Puskesmas Teladan seperti sikap petugas klinik yang baik, ramah, merasa nyaman, serta sarana prasarana lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat dari enam informan menyatakan adanya kritikan terhadap pelayanan VCT yang diberikan petugas sewaktu mereka berkunjung. Hal ini dikarenakan belum adanya semangat perubahan perilaku bagi informan, masih kurangnya diberi kesempatan informan untuk bertanya, petugas laboratorium selalu tidak ditempat pada hari sabtu, dan dokter kadang-kadang tidak berada di klinik dikarenakan adanya kegiatan di luar gedung puskesmas sehingga tidak dapat melayani setiap pasien yang datang. Universitas Sumatera Utara 4.3.1.5 Kepercayaan Kepercayaan memberikan arti bagaimana cara informan memberikan keyakinan dan ketergantungan dalam penanganan dan pencegahan HIVAIDS sepenuhnya pada pelayanan VCT Puskesmas Teladan. Hasil wawancara mendalam tentang persepsi mereka mengenai keyakinan dan kebutuhan akan pelayanan VCT Puskesmas Teladan, diperoleh informasi sebagai berikut : “Aku cuma disini aja yang tahu pelayanan VCT. Kawan aku yang informasinya kemari saja. Ngapain kemana-mana lagi, katanya. Aku pun ikut-ikut aja. Ada niat untuk mengetahui kecemasan tadi la makanya aku kesini.” Informan 1 Sedangkan menurut tiga orang informan lainnya mengungkapkan kepercayaannya yang berbeda tentang pelayanan VCT Puskesmas Teladan, seperti berikut ini : “Kesadaran saya juga untuk periksa IMS, tapi waktu ini kadang nggak sempat, aku kerja. Aku lebih memilih praktek dokter swasta. Tapi kalo periksa HIV, saya tidak mau, saya kan nggak beresiko HIV.” Informan 3 “Saya dulu di veteran. Dari seminar anggota LSM itu saya tahu Puskesmas Teladan. Akses lebih dekat dari rumah saya. Saya tidak tertarik untuk pelayanan VCTnya karna saya nggak beresiko terkena HIV. Saya kena IMS sekarang. Saya harus menjaga kesehatan saya, makanya berobat kemari. Kalau VCT masih ragu untuk datang. Malas lah.” Informan 5 Saya lebih dekat dari tempat tinggal puskesmas ini. Ngapain jauh- jauh. Niatnya ada nggak bakteri, bersih nggak. Kadang kan mau juga bakteri bukan karna virus saja. Paling IMS sering periksa. HIV kan nggak terlalu.” Informan 6 Beberapa pernyataan informan diatas dapat ditarik hasil penelitian bahwa informan memiliki persepsi yang hampir sama mengenai kepercayaan tentang pelayanan VCT Puskesmas Teladan. Sebagian besar informan menyatakan masih Universitas Sumatera Utara memiliki keyakinan yang kuat untuk menggunakan pelayanan IMS dari pada pelayanan VCT Puskesmas Teladan. Saran dari teman sekomunitas LSM juga mempengaruhi informan untuk mau dan yakin menggunakan klinik di Puskesmas Teladan dikarenakan ketidaktahuan tempat Klinik IMS dan VCT lainnya.

4.3.2 Faktor Eksternal

Dokumen yang terkait

Pengetahuan dan Sikap Kelompok Resiko Lelaki Seks Lelaki (LSL) Dalam Pencegahan Penularan HIV/AIDS

8 128 114

Determinan Penyakit Sifilis pada Kelompok Lelaki Suka Lelaki (LSL) di Klinik Infeksi Menular Seksual-Voluntary Counselling and Testing (IMS-VCT) Veteran Kota Medan

5 85 115

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Layanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) pada Kelompok Risiko HIV/AIDS di Klinik IMS dan VCT Veteran Medan

5 90 147

Persepsi Pekerja Seks Komersial Terhadap Pemanfaatan Klinik IMS Dan VCT Di Klinik VCT Kantor Kesehatan Pelabuhan Belawan Kota Medan Tahun 2009

1 44 97

Pengetahuan dan Sikap Kelompok Resiko Lelaki Seks Lelaki (LSL) Dalam Pencegahan Penularan HIV/AIDS

0 0 49

Pengetahuan dan Sikap Kelompok Resiko Lelaki Seks Lelaki (LSL) Dalam Pencegahan Penularan HIV/AIDS

0 0 23

Pengetahuan dan Sikap Kelompok Resiko Lelaki Seks Lelaki (LSL) Dalam Pencegahan Penularan HIVAIDS di Klinik IMS dan VCT Veteran Medan

0 1 12

Determinan Penyakit Sifilis pada Kelompok Lelaki Suka Lelaki (LSL) di Klinik Infeksi Menular Seksual-Voluntary Counselling and Testing (IMS-VCT) Veteran Kota Medan

0 0 17

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Layanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) pada Kelompok Risiko HIV/AIDS di Klinik IMS dan VCT Veteran Medan

0 0 13

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Layanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) pada Kelompok Risiko HIV/AIDS di Klinik IMS dan VCT Veteran Medan

0 0 16