Universitas Sumatera Utara
HIVAIDS yang diwujudkan melalui realisasi jumlah permintaan informan menggunakan pelayanan VCT di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan
semakin meningkat dan datang memanfaatkan kembali pada tingkat kunjungan selanjutnya kontinuitas.
3.6 Validasi Data
Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data yang valid maka dilakukan triangulasi. Triangulasi dilakukan sebagai pengecekan keabsahan terhadap data
dan informasi yang diperoleh dari informan. Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu triangulasi sumber, yaitu mengecek dan membandingkan hasil
data yang telah diperoleh dari sumber informan yang berbeda dan dianggap dapat memberikan jawaban sesuai dengan pertanyaan yang diajukan, serta disesuaikan
dengan kebutuhan dalam masalah dan tujuan penelitian.
3.7 Metode Analisis Data
Metode analisa data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif. Proses pengumpulan data dengan cara seluruh informasi yang telah dikumpulkan
disatukan dengan hasil rekaman dan catatan penulis. Kemudian dilakukan teknik analisa isi content analysis terhadap seluruh informasi dan data yang diperoleh
dari hasil wawancara mendalam dengan informan yang berkaitan dengan persepsi Lelaki Seks Lelaki LSL tentang HIVAIDS dan VCT dalam peningkatan
demand pada pelayanan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan. Setelah itu dilakukan koding dan meringkat data dengan membuat matriks
jawaban atau keterangan informan untuk mempermudah saat melihat data secara lebih sistematis. Penulis menginterpretasikan data dengan cara dibandingkan
Universitas Sumatera Utara
dengan teori dan kepustakaan yang ada. Penulis harus terlebih dahulu melakukan pengecekan keabsahan terhadap data dan informasi yang diperoleh dari informan
dengan teknik triangulasi sumber data.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Teladan Kota Medan terletak di Jl. Sisingamangaraja Kecamatan Medan Kota dengan mempunyai luas wilayah kerja kurang lebih
229,1 Ha yang terdiri dari 5 kelurahan, yaitu : Kelurahan Mesjid, Kelurahan Teladan Barat, Kelurahan Pasar Baru, Kelurahan Pusat Pasar, dan Kelurahan
Pandahulu I. Puskesmas Teladan berbatasan dengan :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Maimun
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Teladan Timur
c. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Perjuangan
d. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Simpang Limun
Wilayah kerja Puskesmas Teladan memiliki jumlah penduduk sebanyak 37.554 orang yang terhimpun dalam 9.252 KK dengan jumlah penduduk laki laki
sebanyak 18.490 orang dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 19.064 orang. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian terdiri dari 6,7 buruh, 21,6
pedagang, 16,8 wiraswasta, 10,8 PNS, dan 11,5 TNI-Polri. Fasilitas gedung Puskesmas Teladan memiliki :
Ruang Pendaftaran : 1 buah Ruang Kepala Puskesmas : 1 buah
Ruang Poli KIA : 1 buah Ruang Poli Obsgyn : 1 buah
Ruang Poli Lansia : 1 buah Ruang Poli Dewasa : 1 buah
Ruang Bersalin : 1 buah Ruang Poli Gigi : 1 buah
Ruang Tunggu Poli : 3 buah Ruang Konseling : 1 buah
Ruang Poli RefraksiILI : 1 buah Ruang Laboratorium : 1 buah
Ruang Administrasi Rujukan : 1 buah Ruang Tata Usaha : 1 buah
Ruang Apotek : 1 buah Ruang Gudang Obat : 1 buah
Ruang Perpustakaan : 1 buah Ruang Pertemuan : 1 buah
67
Universitas Sumatera Utara
Ruang Rawat Inap : 1 buah Ruang Pojok ASI : 1 buah
Ruang Fisioterapi : 1 buah Ruang Poli TB Paru : 1 buah
Ruang Poli IMS : 1 buah Ruang Petugas Jaga : 1 buah
Gudang : 1 buah Kamar Mandi : 4 buah
Dapur : 1 buah
Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan didirikan pada bulan Juni tahun 2008. Sistem pendanaan klinik ditanggung oleh dana BOK,
APBD, Global Fund, dan Dinkes Kota Medan. Klinik ini memberikan pelayanan kepada pasien dengan keluhan infeksi menular seksual IMS, serta konseling dan
tes HIV sukarela KTSVCT bagi orang yang memiliki risiko terinfeksi HIVAIDS. Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan memiliki 6 petugas yang
terdiri dari 2 orang dokter, 1 orang tenaga kesehatan masyarakat, 1 orang perawat, 1 orang petugas administrasi, 1 orang petugas analis laboratorium. Adapun
struktur organisasi Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan seperti berikut ini:
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan
Kepala Puskesmas Teladan Dr. Kus Puji Astuti
Koordinator Klinik IMSVCT dr. T. Yenni Febrina, M.Kes
Administrasi Rohmian Sipayung
Konselor dr.T.Yenni Febrina,M.Kes
dr. Yunita Sary, M.Kes Perawat Pelaksana
Sondang Simanjuntak,SKM Rusmanita
Laboratorium Rosmen Sianturi
Universitas Sumatera Utara
Adapun alur pemeriksaan pasien Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan adalah seperti pada gambar sebagai berikut ini :
Gambar 4.2 Alur Pasien Klinik IMS dengan VCT dan Manajemen Kasus di Puskesmas Teladan Kota Medan
4.2 Persepsi tentang HIVAIDS
Persepsi HIVAIDS merupakan rangkaian hasil wawancara tentang pandangan dan penilaian informan terhadap seluruh aspek yang berkaitan dengan
HIVAIDS baik dialami ataupun anggapan apabila tertular HIVAIDS, meliputi persepsi kerentanan, persepsi keparahan, dan persepsi ancaman HIVAIDS.
Pendaftaran Ambil Darah
Group Education 5-10 Orang
Pemeriksaan
Konseling Pretest Konseling Pengobatan
Konseling Posttest
Manajemen Kasus
Hasil Negatif Hasil Positif
Intervensi Perubahan Perilaku
MK PO Layanan
KesehatanSkrining Kesehatan
Universitas Sumatera Utara 4.2.1 Persepsi Kerentanan tentang HIVAIDS
Hasil wawancara mendalam tentang persepsi informan mengenai kerentanan terinfeksi HIVAIDS dari perilaku seksual yang mereka lakukan,
diperoleh informasi sebagai berikut : “Penyakit yang sangat menular dan berbahaya jika tertular dengan
penderita HIV. Cara tertularnya bisa melalui seks bebas, tidak memakai alat kontrasepsi, alat jarum suntik secara bergantian.
Orang-
orang seperti itu keknya yang kena HIV.” Informan 6 Berdasarkan kutipan tersebut diperoleh informasi bahwa HIVAIDS
merupakan penyakit menular yang rentan terkena pada orang yang terutama sering melakukan hubungan seks bebas, tidak memakai pengaman kondom, dan
bergantian alat jarum suntik. Sedangkan dua informan lainnya mengemukakan kerentanan HIVAIDS sebagai berkut :
“Ya betul sih aku beresiko... Pastilah semua PMS lah yang paling sering, itu karena sering gonta ganti pasangan. Kalo aku gak
karena kan setia, hehehe... Paling pake kondomlah dek. Tapi nggak tahu juga pasanganku setia apa nggak. Hehehe...
HIVAIDS sekarang itu lebih parah WPS menurut ku. Kalo LSL atau gay, nggak juga
.” Informan 3 “Sebelumnya aku gatau kalau LSL itu beresiko HIV tapi lama
kelamaan aku tau karena kawan-kawan ku penah cerita masalah ini, zaman kan juga udah canggih kak aku cari infonya di
internetlah. Aku nanggapinya biasa aja. LSL biasanya kena IMS
ku tengok.” Informan 5
Beberapa pernyataan informan diatas dapat ditarik hasil penelitian bahwa
keseluruhan informan memiliki persepsi tersendiri mengenai kerentanan terhadap HIVAIDS. Informan menafsirkan HIVAIDS sebagai penyakit menular yang
rentan terkena pada orang yang terutama sering melakukan hubungan seks bebas atau gonta-ganti pasangan. Informan lainnya mengatakan karena tidak memakai
Universitas Sumatera Utara
pengaman kondom, dan bergantian alat jarum suntik. Namun infoman memandang HIVAIDS ini masih ada keraguan di dalam diri bahwasannya
mereka merasakan kerentanan yang kecil untuk terinfeksi HIVAIDS. Kesimpulan yang diperoleh bahwa persepsi informan tentang kerentanan penyakit ini masih
belum baik.
4.2.2 Persepsi tentang Keparahan HIVAIDS