Persepsi Informan tentang HIVAIDS 1 Persepsi Kerentanan Informan tentang HIVAIDS
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 3. HASIL WAWANCARA MENDALAM INDEPTH INTERVIEW
PERSEPSI LELAKI SEKS LELAKI LSL TENTANG HIVAIDS DAN VCT DALAM PENINGKATAN DEMAND PADA PELAYANAN
VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING VCT DI KLINIK IMS DAN VCT PUSKESMAS TELADAN KOTA MEDAN
1. Persepsi Informan tentang HIVAIDS 1.1 Persepsi Kerentanan Informan tentang HIVAIDS
Matriks 1. Pernyataan Informan untuk Dapat Tertular HIVAIDS Informan
Pernyataan
1 “Ku rasa yang bisa terserang HIVAIDS karena sering berhubungan
seks yang tidak aman.”
2 “Orang yang bisa kena... saya kurang tau. Tapi saya dengar-dengar
dari media massa dan dengar dari orang, ya itu berhubungan seks secara bebas. Mungkin dari makanan orang pengidap HIV. Hanya itu
yang bisa menularkan ke orang lain.” 3
“Ya betul sih aku beresiko... Pastilah semua PMS lah yang paling sering, itu karena sering gonta ganti pasangan. Kalo aku gak karena
kan setia, hehehe... Paling pake kondomlah dek. Tapi nggak tahu juga pasanganku setia apa nggak. Hehehe... HIVAIDS sekarang itu lebih
parah WPS menurut ku. Kalo LSL atau gay, nggak juga
.” 4
“HIV bakalan tidak menunjukkan gejala apapun bagi orang yang HIV positif. Kelihatannya seperti orang biasa, susah dilihat secara fisik.
Mungkin tidak nampak diawal. Kan ada beberapa fase. Ada masa dimana fase HIV yang tidak bergejala 1-10 tahun. Baru lah
selanjutnya masa HIV bergejala. Ini bisa aja ia tularkan dan mudah terserang ke orang lain secara tiba-
tiba dan tidak diketahui olehnya.” 5
“Sebelumnya aku gatau kalau LSL itu beresiko HIV tapi lama kelamaan aku tau karena kawan-kawan ku penah cerita masalah ini,
zaman kan juga udah canggih kak aku cari infonya di internetlah. Aku nanggapinya biasa aja. LS
L biasanya kena IMS ku tengok.” 6
“Penyakit yang sangat menular dan berbahaya jika tertular dengan penderita HIV. Cara tertularnya bisa melalui seks bebas, tidak
memakai alat kontrasepsi, alat jarum suntik secara bergantian. Orang- orang seperti itu keknya
yang kena HIV.”
117
Universitas Sumatera Utara 1.2 Persepsi Informan tentang Keparahan HIVAIDS
Matriks 2. Pernyataan Informan Mengenai KonsekuensiRisiko yang akan Terjadi dan Tingkat Kesembuhan jika Informan Menderita
HIVAIDS Informan
Pernyataan
1 “Apalah... bahaya. Resikonya mati. Ku dengar-dengar tidak bisa
disembuhkan, cuma virusnya ditidurkan bisa. Nampaknya penderita kurang sehat lah, lesu.
” 2
“Yang jelasnya berbahaya karena dia satu... belum ada obatnya, mungkin yang ada pun sekarang ini seperti apa... untuk menjaga daya
tahan tubuh aja, tidak menghabiskan seluruh penyakitnya. ”
3 “HIV itu penyakit yang memang berbahaya karna sampai sekarang
pun tidak ada menyembuhkannya. Yang ada hanya untuk menahan tumbuhnya bakteri itu. Kalo orang uda terkena positif HIV tentu
sangat mempengaruhi kesehatan, psikologis juga mempengaruhi atau terganggu karna mungkin ya orang yang terkena HIVAIDS jadi
bahan pikiran bagi dia. Apalagi pada fase kritis, dia terlihat melemah, penyakit-penyakit lain datang dan mudah masuk karna antibodi itu
sudah diserang ama virus HIV tadi. Nah, apabila ketika seseorang sudah mengetahui HIV positif dan pada saat itu dia tidak berobat
dalam artian mencegah virusnya itu maka lama kelamaan ditambah lagi dia seks bebas dan tetap mengulangi tidak menggunakan
pengaman, maka lama kelamaan virus tersebut akan menggerogoti tubuh. Jadi sehingga virus akan semakin banyak datang, penyakit-
penyakit yang lain pun akan mudah datang sehingga menyebabkan mungkin dari fisik menurun berat badan, lemah, atau bahkan
terbaringlah di tempat tidur.
” 4
“HIV dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh pada manusia. Bakal tidak menunjukkan gejala apapun bagi orang yang HIV positif.
Kelihatannya seperti orang biasa. Mungkin tidak nampak diawal. Kan ada beberapa fase. Ada masa dimana fase HIV yang tidak bergejala
1-10 tahun. Baru lah selanjutnya masa HIV bergejala. HIV juga bisa
terhubung dengan penyakit lain.” 5
“Buruk. Dapat membuat kita, kondisi badan melemah, berat badan berkurang, dan menyebabkan kematian.”
6 “HIV tidak kelihatan secara kasat mata kecuali sudah pada stadium 4
sudah AIDS, dah tergeletak. Segeralah sebelum kena dengan berobat.”
Universitas Sumatera Utara 1.3 Persepsi Informan tentang Ancaman HIVAIDS
Matriks 3. Pernyataan Informan yang Dapat Mengancam Dirinya dalam Kehidupan Bekeluarga dan Bermasyarakat dari Adanya
Penularan HIVAIDS Informan
Pernyataan
1 “Tidak dapat disembuhkan. Jelek. Dampaknya negatif. Kasihan lah.
Apalagi bagi mereka yang tidak tahu apa-apa menjadi terkena. Takut juga aku dinyataka
n HIV positif. Nanti kepikiran pula” 2
“Ya jelas ya terkucilkanlah... Kalau di luar ya, masyarakat mendiskriminasi. Saya belum berani, belum bisa, lah, belum siap
ungkapkan ke keluarga jika hasilnya positif. Sudah pasti diskriminasilah secara umum. Jadi b
eban pikiran. Ngeri juga yah.” 3
“Khususnya Indonesia itu kan memegang adat timur. Jadi kebanyakan orang tidak mengerti ketika seseorang terkena
HIVAIDS itu penyakit hina, penyakit kutukan, penyakit akibat suka berhubungan seks yang bebas. Eh sebenarnya, tak ada orang yang
mau terkena penyakit ini. Jadi dampaknya ya bagi mereka yang tidak mengerti lagi mengenai mengenai permasalahan bisa tertular HIV
pasti akan menjauhi penderita. Dalam artian takut tertular. Padahal HIVAIDS itu tidak sembarangan juga nularkan kepada seseorang.
Kita makan satu wadah dengan orang yang HIV tidak akan tertular. Penularan kan melalui darah, air mani, ASI. Ketika kita mandi bareng
dengan orang yang HIV tidak akan menularkan tapi karna mereka yang tidak tahu maka mereka takut tertular. Keluarga yang tidak
memahami juga mungkin akan diusir atau dicampakkan. Ketika orang yang mengerti, ia akan berikan support, mendukung karna
tidak semua yang HIV itu dikarenakan mereka yang seksnya bebas pelacur. Bagaimana perempuan yang menyusui ketika kena
anaknya, apakah anaknya yang masih bayi pelacur? Kan enggak. Tapi kenapa mereka terkena? Kan bukan perbuatannya juga.
Mungkin dari suami, ke perempuanistri, kena ke anak. Jadi tidak
semua penyakit HIV itu dikarenakan berhubungan bebas.” 4
“HIV untuk saat ini tidak dapat disembuhkan. Secara psikis mentalnya akan down. Kok bisa sih aku seperti ini aku kena
Padahal dia nggak ingat siapa dia dulu perilakunya. Kalau dalam bermasyarakat sih biasanya tidak terlalu ini... karna masyarakat bakal
tidak tahu dia positif HIV atau tidak. Tetapi dalam keluarga kita harus memberitahukan kalau kita positif HIV. Bagaimana pun pasti nanti
ada dampak kalau kita tidak kasi tahu ke keluarga. Apalagi seorang
istri sama saja menzholimin nggak kita kasi tahu.” 5
“Tidak bisa disembuhkan. Dia merasa drop, cemas dengan penyakitnya itu. Kalau keluarga saya akan malu, mungkin keluarga
tahu setelah berikutnya lama tahu sendiri. Takut juga ya misalkan
aku dinyatakan HIV positif. Kehilangan pelanggan, hehe...” 6
“Tidak, itu kan emang penyakit seks menular jadi memang dari sana
Universitas Sumatera Utara
katanya tidak bisa untuk mengobati, untuk mengapakan virus itu menetralisirnya ada namanya ARV. Kalau sama keluarga diberitahu
akan ada stigma HIV itu kan uda kotor banget. Takut juga ya kalo positif HIV. Beban mental juga.”
2. Persepsi Informan tentang VCT 2.1 Faktor Internal