Sasaran Penerima Konseling dan Tes HIVAIDS Sukarela VCT Sumber Daya Manusia VCT

Universitas Sumatera Utara serta dengan jaringan ODHA. Sebuah sistem rujukan yang efisien akan memungkinkan pusat VCT untuk merujuk klien yang membutuhkan perawatan medis ke rumah sakit dan klinik. Pusat VCT juga harus merujuk klien saat konseling HIVAIDS berlangsung, bimbingan pangan dan gizi, perawatan di rumah, dan dukungan sosial Landi dan Bokhari, 2001.

2.5.5 Sasaran Penerima Konseling dan Tes HIVAIDS Sukarela VCT

Masyarakat yang datang dan mencari pelayanan VCT disebut dengan klien. Sebutan klien dan bukan pasien merupakan salah satu pemberdayaan dimana klien akan berperan aktif didalam proses konseling. Tanggung jawab klien dalam konseling adalah bersama mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan informasi akurat dan lengkap tentang HIVAIDS, perilaku berisiko, testing HIV dan pertimbangan yang terkait dengan hasil negatif atau positif Depkes RI, 2006. Menurut Lamptey 2004, konseling HIVAIDS sering ditujukan pada segmen yang lebih luas dari populasi seperti pada pasangan dan individu kelompok berisiko tinggi misalnya: pengguna narkoba, laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, pekerja seks komersial, supir truk, dan populasi migran. Konseling HIV juga sangat cocok untuk orang-orang yang sedang diuji untuk IMS lain atau TB apakah mereka terinfeksi HIV. Klien pelayanan VCT termasuk juga pada orang yang ingin mengetahui status HIV mereka termasuk keluarga ODHA, pasien yang dirujuk oleh dokter untuk diagnosis klinis, donor darah dan organ tubuh, untuk visa, asuransi atau tujuan lain Landi dan Bokhari, 2001. Layanan tes HIV untuk kelompok tatanan Universitas Sumatera Utara khusus juga diperlukan, seperti: di kalangan TNIPOLRI; layanan bagi WBP di lapas rutan; layanan di tempat kerja Kemenkes RI, 2013. Selain itu menurut Zein 2006, orang yang merasa memiliki perilaku beresiko untuk tertular HIV dan petugas kesehatan yang dalam pekerjaannya memiliki resiko untuk tertular HIV termasuk ke dalam orang yang memerlukan VCT.

2.5.6 Sumber Daya Manusia VCT

Layanan VCT harus mempunyai sumber daya manusia yang sudah terlatih dan kompeten. Petugas pelayanan VCT terdiri dari: a Kepala klinik VCT; b Dua orang konselor VCT terlatih sesuai dengan standar WHO atau lebih sesuai dengan kebutuhan; c Petugas manajemen kasus; d Seorang petugas laboratorium dan atau seorang petugas pengambil darah yang berlatarbelakang perawat; e Seorang dokter yang bertanggungjawab secara medis dalam penyelenggaraan layanan VCT; f Petugas administrasi untuk data entry yang sudah mengenal ruang lingkup pelayanan VCT; g Petugas jasa kantor atau pekarya kantor; h Petugas keamanan yang sudah mengenal ruang lingkup pelayanan VCT; i Tenaga lain sesuai kebutuhan, misalnya relawan. Menurut pendapat Lamptey 2004, orang yang memainkan peran dalam memberikan pelayanan konseling HIV meliputi: perawat, dokter, tenaga kesehatan lainnya, pekerja sosial, penyedia perawatan lainnya yang telah dilatih khusus dalam konseling HIV, pengelola program, konselor penuh waktu termasuk psikiater, psikolog, dan terapis keluarga yang telah dilatih dalam konseling HIV, pekerja berbasis masyarakat secara konsisten, dan ODHA. Universitas Sumatera Utara Orang yang termasuk dalam konselor HIV menurut KPA Sumut 2007 yaitu konselor penuh waktu yang berlatar belakang psikologi ilmuwan psikologi psychiatrists, family therapist, psikologi terapan yang sudah mengikuti pelatihan VCT dengan standart WHO; kalangan profesional dari perawat, pekerja sosial, dokter; serta pemberdayaan masyarakat dan ODHA yang sudah terlatih. Semua petugas layanan VCT bertanggung jawab atas konfidensialitas klien. Klien akan menandatangani dokumen konfidensialitas terlebih dahulu yang memuat perlindungan dan kerahasiaan klien. Pendokumentasian data harus dipersiapkan secara tepat dan cepat agar memudahkan pelayanan dan rujukan.

2.5.7 Proses Konseling dan Tes HIV Sukarela KTSVCT

Dokumen yang terkait

Pengetahuan dan Sikap Kelompok Resiko Lelaki Seks Lelaki (LSL) Dalam Pencegahan Penularan HIV/AIDS

8 128 114

Determinan Penyakit Sifilis pada Kelompok Lelaki Suka Lelaki (LSL) di Klinik Infeksi Menular Seksual-Voluntary Counselling and Testing (IMS-VCT) Veteran Kota Medan

5 85 115

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Layanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) pada Kelompok Risiko HIV/AIDS di Klinik IMS dan VCT Veteran Medan

5 90 147

Persepsi Pekerja Seks Komersial Terhadap Pemanfaatan Klinik IMS Dan VCT Di Klinik VCT Kantor Kesehatan Pelabuhan Belawan Kota Medan Tahun 2009

1 44 97

Pengetahuan dan Sikap Kelompok Resiko Lelaki Seks Lelaki (LSL) Dalam Pencegahan Penularan HIV/AIDS

0 0 49

Pengetahuan dan Sikap Kelompok Resiko Lelaki Seks Lelaki (LSL) Dalam Pencegahan Penularan HIV/AIDS

0 0 23

Pengetahuan dan Sikap Kelompok Resiko Lelaki Seks Lelaki (LSL) Dalam Pencegahan Penularan HIVAIDS di Klinik IMS dan VCT Veteran Medan

0 1 12

Determinan Penyakit Sifilis pada Kelompok Lelaki Suka Lelaki (LSL) di Klinik Infeksi Menular Seksual-Voluntary Counselling and Testing (IMS-VCT) Veteran Kota Medan

0 0 17

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Layanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) pada Kelompok Risiko HIV/AIDS di Klinik IMS dan VCT Veteran Medan

0 0 13

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Layanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) pada Kelompok Risiko HIV/AIDS di Klinik IMS dan VCT Veteran Medan

0 0 16