Persepsi .1 Pengertian Persepsi Faktor-Faktor yang Memengaruhi Demand Pelayanan Kesehatan
Universitas Sumatera Utara
c. Karakteristik Kebutuhan Need characteristics
Faktor yang menunjukkan kemampuan individu untuk menggunakan pelayanan kesehatan yang ditunjukkan dengan adanya kebutuhan karena alasan
yang kuat seperti penyakit yang dirasakan serta adanya jawaban atas penyakit tersebut dengan cara mencari pelayanan kesehatan. Kebutuhan merupakan dasar
stimulus langsung untuk menggunakan pelayanan kesehatan, bilamana tingkat predisposing dan enabling itu ada.
Kebutuhan diukur dengan perceived need kebutuhan yang dirasakan dan ”evaluated need kebutuhan dari diagnisis klinis melalui jumlah hari individu
tidak bisa bekerja, gejala yang dialaminya, penilaian individu tentang status kesehatannya.
Menurut Fauriza 2014, salah satu faktor dalam karakteristik predisposisi yang menentukan perilaku dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah
kepercayaan tentang kesehatan health beliefs model. Kepercayaan tentang kesehatan terkait dengan aspek persepsi, sikap dan pengetahuan tentang penyakit
dan pelayanan kesehatan. Intinya, perilaku pada saat mengalami gejala penyakit dipengaruhi secara langsung oleh persepsi individu mengenai ancaman penyakit
dan keyakinannya terhadap nilai manfaat dari suatu tindakan kesehatan.
2.3 Persepsi 2.3.1 Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan salah satu faktor psikologis yang memengaruhi konsumen dalam pembelian suatu barangjasa. Menurut Wiratno dalam Trimurthy
2008 menyatakan persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami
Universitas Sumatera Utara
oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungan baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Kunci untuk
memahami persepsi terletak pada pengenalan bahwa persepsi merupakan penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukannya suatu pencatatan yang benar
terhadap situasi. Persepsi dapat didefinisikan sebagai proses yang ditempuh individu untuk
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera yang dimiliki agar memberikan makna bagi lingkungan Robbins, 2001.
Persepsi dinyatakan sebagai proses menafsir sensasi-sensasi dan memberikan arti kepada stimuli. Persepsi merupakan penafsiran realitas masing-
masing orang memandang realitas dari sudut perspektif yang berbeda. Persepsi dapat diartikan juga sebagai proses seorang individu memilih, mengorganisasi dan
menafsirkan masukan-masukan informasi untuk menciptakan sebuah gambar yang bermakna tentang dunia.
Menurut Rakhmat 2012, pengorganisasian stimuli dengan cara melihat konteksnya. Walaupun stimuli yang diterima tidak lengkap dapat pula diisi
dengan interpretasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang dipersepsikan. Persepsi dapat terjadi dengan dimulainya proses pengamatan, sedangkan
pengamatan dapat dilaksanakan apabila muncul suatu stimuli. Pada tahap stimuli maka proses seleksi dan pengorganisasian akan berinteraksi dengan interpretasi
dan closure.
Universitas Sumatera Utara 2.3.2 Reaksi Persepsi terhadap Stimulus
Menurut Sudjana dalam Bukit 2010, reaksi persepsi terhadap suatu stimulus ransangan dapat terjadi dalam bentuk :
1. Recivingattending, yaitu semacam kepekaan menerima stimulus dari luar
dalam bentuk masalah, situasi, gejala. Dalam tipe ini termasuk kesadaran keinginan untuk menerima stimulus, kontrol dan seleksi gejala atau ransangan
luar. 2.
Responding Jawaban, yaitu reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulus yang datang dari luar, hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan,
keputusan dalam menjawab stimulus dari luar dirinya. 3.
Valuing Penilaian, yaitu berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus yang diterima, termasuk kesediaan menerima nilai, latar
belakang atau pengalaman untuk menerima nilai kesepakatan nilai tersebut. 4.
Organisasi, yaitu pengembangan dan nilai ke dalam suatu sistem organisasi, termasuk hubungan suatu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai
yang dimilikinya termasuk konsep tentang nilai dan organisasi sistem nilai. 5.
Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yaitu keterpaduan semua sistem yang dimiliki seseorang yang memengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya,
termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya.