pengumpulan data tidak dipandu oleh teori, tetapu dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian di lapangan. Oleh karena itu analisis data yang
dilakukan dapat dikontruksikan menjadi hipotesis dan teori Sugiyono, 2008:1-2. Dari definisi di atas, maka alasan peneliti menggunakan metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif adalah bermaksud untuk dapat melihat realitas yang sesungguhnya terjadi di lapangan dan kemudian
mendeskripisikannya dengan interpretasi peneliti.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan, yang beralamat di Jalan Iskandar Muda No. 270 Medan. Karena saat ini
dalam pengurusan KTP di kota Medan menggunakan prinsip “jemput bola”, sehingga pengurusan KTP dilakukan di kecamatan dengan menempatkan pegawai
pengurus KTP di setiap kecamatan yang ada di kota Medan, dimana pegawai tersebut merupakan pegawai Dinas Dukcapil, dan seluruh inventaris yang
digunakan pegawai pengurus KTP merupakan milik dinas Dikcapil, bukan milik kecamatan. Jadi dalam hal ini Dukacpil hanya menempati ruangan Kecamatan.
Dengan demikian, dari sekian banyak kecamatan yang ada di Kota
Medan, peneliti memilih lokasi pengurusan KTP di Kantor Camat Medan Denai, dengan pertimbangan di kecamatan tersebut banyak terdapat penganut Ugamo
Malim dan terdapat istana Parmalim, yakni di Jl. Air Bersih Ujung yang merupakan Bale Parsantian Parmalim.
Universitas Sumatera utara
3.3 Informan Penelitian
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, maka peneliti menggunakan informan, yaitu orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang
situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi, ia harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian. Ia berkewajiban secara sukarela menjadi anggota tim
penelitian walaupun hanya bersifat informal. Sebagai anggota tim dengan kebaikannya dan kesukarelaannya, informan tersebut dapat memberikan
pandangan dari segi orang dalam tentang nilai-nilai, sikap, bangunan, proses serta kebudayaan yang menjadi latar penelitian tersbut Moeleong, 2004:132
Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hail penelitiannya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak dikenal
dengan adanya populasi dan sampel. Menurut Bagong Suyanto 2005:171-172, informan penelitian meliputi beberapa macam, yaitu 1 Informan kunci key
informan merupakan mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian; 2 Informan Utama, merupakan mereka
yang terlibat angsung dalam interaksi social yang diteliti; 3 Informan Tambahan, adalah mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung
terlibat dalam interaksi social yang diteliti. Dengan uraian di atas, maka peneliti menentukan informan kunci
dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu penentuan informan tidak didasarkan atas strata, pedoman atau wilayah tetapi didasarkan adanya tujuan
tertentu yang tetap berhubungan dengan permasalaha penelitian. Maka yang menjadi informan kunci yaitu:
Universitas Sumatera utara
1. Awalnya peneliti menetukan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil Kota Medan. Namun, pada saat penelitian berlangsung, informan kunci, yaitu Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
Medan memberikan dirinya diwakilkan oleh Bapak Arpian Saragih S. Sos, M.Si, selaku Kepala Bidang Informasi dan Pengendalian
Kependudukan. 2.
Bidang Database Kependudukan yang menjadi pusat pengelola data kependudukan. Bidang Database Kependudukan yang menjadi
informan adalah Bapak Arnanda, AMD. Kom Dan Informan Utama pada penelitian ini adalah mereka yang terlibat
secara langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Dalam penelitian, peneliti menentukan informan utama yaitu beberapa pegawai di Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil yang terjun langsung dalam melayani Parmalim membuat KTP. Maka, Informan Utama dalam penelitian ini adalah:
1. Admin pengurusan KTP di Kantor Camat Medan Denai, yang bertugas
mengumpulkan semua berkas pemohon penerbitan KTP. Admin pengurusan KTP di Kantor Camat Medan Denai yang menjadi informan
adalah Julina Silalahi 2.
Operator penerbitan KTP, yaitu orang yang langsung berperan meng-entri data untuk mencetak KTP. Operator penerbitan KTP di kantor camat
Medan Denai yang menjadi informan adalah Ibu Betty Hutapea dan Ibu Sri.
3. Kepala lingkungan sebagai implementor kebijakan yang berhubungan
langsung dengan masyarakat. Kepala lingkungan yang menjadi informan
Universitas Sumatera utara
utama adalah Bapak M. Siahaan, Kepala Lingkungan IV dan Bapak E. Siregar, Kepala Lingkungan V.
4. Kelurahan sebagai institusi pelaksana kebijakan tahap kedua dalam
pengurusan KTP. Kelurahan yang dipilih dalam penelitian adalah Kelurahan Binjai, dan yang menjadi informan utamanya adalah Ibu
Sepriati sebagai kepala seksi pemerintahan. Informan tambahan, yaitu orang-orang yang tidak terlibat langsung
dalam persoalan penelitian namun mengetahui tentang masalah yang diteliti. Adapun informan tambahan yang peneliti pilih adalah beberapa warga penganut
Parmalim di Kota Medan. Beberapa warga tersebut adalah, Bapak Renaldi Rumapea, Bapak Tarapul Sijabat, Bapak Elman Sinaga.
Penentuan informan tambahan dilakukan dengan menggunakan teknik accidental sampling yaitu penentuan informan yang dilakukan secara tiba-tiba
terhadap orang yang dijumpai di lokasi penelitian dan cocok untuk dijadikan sebagai sumber informasi.
3.4 Teknik Pengumpulan Data