Mohammad Rosyid
3
2.3 Kebijakan Pengosongan Kolom Agama di KTP
, secara khusus melakukan penelitian tentang layanan khusus bagi pemeluk agama lokal. Penelitian yang fokus pada layanan pendidikan
bagi Masyarakat Samin, pemeluk agama Adam ini menunjukkan bahwa praktik pendidikan belum mengakomodir kebutuhan pendidikan khusus bagi pemeluk
agama lokal. Praktik pendidikan rumahan pada dasarnya pendidikan mengakomodir kebutuhan masyarakat Samin, akan tetapi, produk hukum tentang
homeschooling belum ada. Dengan demikian, ia menyimpulkan bahwa pendidikan formal adalah solusi yang harus dipenuhi untuk pelayanan pendidikan
bagi pemeluk agama Samin. Dari penelusuran penelitian yang membahas tentang agama lokal di
Indonesia, maka penelitian yang membahas secara spesifik tentang pelayanan publik terhadap agama lokal Parmalim di kota Medan belum pernah diteliti. Oleh
karena itu, perlu diteliti dengan harapan hasil penelitian dapat memberikan kontribusi bagi penganut agama Parmalim dalam memenuhi hak-haknya sebagai
warga negara serta pemerintah dalam membuat kebijakan.
2.3.1 Undang-Undang No 23 Tahun 2006 Tentang Administrsai Kependudukan
Undang-undang no 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan disahkan oleh Prsedien Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, pada
29 Desember 2006, di Jakarta. Disahkannya undang-undang ini merupakan salah satu bentuk perwujudan kewajiban negara untuk memberikan perlindaungan dan
3
Dosen Peneliti Sekolah Tinggi Islam Negeri Kudus Jawa Tengah
Universitas Sumatera utara
pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status hokum atas setiap peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang dialami oleh penduduk
Indonesia yang berada di dalam danatau di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu, ditetapkannya undang-undang ini diharapkan
dapat memberikan pelayanan yang professional dan mengkatkan kesadaran penduduk dalam hal kepentingan data kependudukan.
Di samping hal tersebut di atas, kehadiran undang-undang ini merupakan implikasi dari tuntutan masyarakat minoritas Indonesia yang mendapat perlakuan
diskriminatif dalam akses layanan publik. Mereka adalah golongan dari aliran kepercayaan, seperti Parmalim yang terdapat di Kota Medan. Sudah sekian lama
para golongan aliran kepercayaan melakukan penuntutan pengakuan negara atas kepercayaan mereka sebagai agama agar mendapat perlakuan yang sama serta
tempat yang sama di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sama- sama diperjuangkan oleh nenek moyang kita, baru pada tahun 2006 mereka dari
golongan aliran kepercayaan merasa lega, meski belum sepenuhnya. Tuntutan para penganut aliran kepercayaan adalah pengakuan atas
kepercayaan mereka sebagai agama sebagaimana yang lain yang dianggap sebagai agama resmi Indonesia. Namun, menurut undang-undang no 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan, dalam pasal 64, para penganut kepercayaan hanya boleh mengosongkan kolom agama di KTP mereka, bukan mengisi kolom
agama sesuai aliran kepercayaan yang mereka anut. Pasal 64 ayat 2 undang- undang tersebut berbunyi, “keterangan tentang agama sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 bagi penduduk yang agamanya belum dikaui sebagai agama berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan atau bagi penghayat
Universitas Sumatera utara
kepercayaan tidak diisi, tetapi tetap dilayani dan dicatat dalam database kependudukan.” Dari isi ayat ini, dapat disimpulkan bahwa penghayat
kepercayaan hanya boleh mengosongkan kolom agama mereka di KTP, bukan mengisinya sesuai dengan aliran kepercayaan yang dianut. Tentunya ini menjadi
identitas bagi mereka penganut kepercayaan di Indonesia. KTP atau Kartu Tanda Penduduk merupakan kartu identitas resmi
Penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. KTP dikeluarkan oleh
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil di wilayah yang bersangkutan bagi warga negara Indonesia dan Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap yang sudah
berusia 17 tujuh belas tahun ke atas atau sudah kawin atau pernah kawin. KTP berlaku selama 5 tahun dan disesuaikan dengan tanggal dan bulan kelahiran si
pemegang KTP. Sebuah KTP memuat Nomor Induk Kependudukan, Nama, TempatTangga Lahir, Jenis Kelamin, Alamat, Agama, Pekerjaan, Golongan
Darah, Masa Berlaku, Kewarganegaraan, Foto Pemilik KTP, Tanda Tangan pemegang KTP dan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang
mengeluarkan. KTP yang memuat hal-hal tersebut di atas harus diisi dengan jujur sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. UU Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Pasal 64 ayat 1 mengatur tentang muatan KTP,
yaitu KTP mencantumkan gambar lambang Garuda dan peta wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, memuat keterangan tentang NIK, nama, tempat
tanggal lahir, laki-laki atau perepuan, agama, status perkawinan, golongan darah, alamat, pekerjaan, kewarnageraan, pas foto, masa berlaku, tempat dan tanggal
Universitas Sumatera utara
dikeluarkan KTP, tandatangan pemegang KTP, serta memuat nama dan nomor induk pegawai pejabat yang menandatanganinya. Untuk mengisi kolom agama
dalam KTP, pasal 64 ayat 2 menyebutkan keterangan tentang agama sebagaimana dimaksud pada ayat 1 bagi Penduduk yang agamanya belum diakui
sebagai agama berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan atau bagi penghayat kepercayaan tidak diisi, tetapi tetap dilayani dan dicatat dalam database
kependudukan. Selain sebagai identitas, KTP juga berfungsi sebagai alat untuk dapat
mengakses layanan publik. Maka dalam Pasal 63 ayat 5 UU Nomor 23 Tahun 2006 menyebutkan Penduduk yang telah memiliki KTP wajib membawa pada saat
berpergian. Karena seseorang yang hendak mengurus Surat Izin Bermotor atau SIM harus menunjukkan KTP, jika tidak ada KTP maka permintaan tidak akan
diproses. Demikian juga jika hendak melamar pekerjaan, si pelamar wajib memiliki KTP atau hendak menikmati layanan pesawat terbang.
2.3.2 Peraturan Daerah Kota Medan No 1 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-undang No 23 Tahun 2006 Tentang
Admnistrasi Kependudukan
Suatu undang-undang yang diterbitkan harus ditindaklanjuti dengan aturan pelaksanaannya, baik secara nasional maupun daerah. Secara nasional,
Pelaksanaan Udang-undang No 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37
Tahun 2007. Sedangkan lingkup daerah, setiap daerah provinsi membuat peraturan daerah tersendiri untuk menjamin pelaksanaan undang-undang tersebut.
Universitas Sumatera utara
Di Kota Medan, pelaksanaan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Adminsitrasi Kependudukan diatur dalam Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 1
Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan.
Di dalam peraturan daerah Kota Medan Nomor 1 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Adminsitrasi
Kependudukan, disebutkan bahwa pendaftaran penduduk memiliki tujuan; menjamin Legalitas Identitas Setiap Penduduk dan terselenggaranya Tertib
Administrasi pemerintahan Bidang Kependudukan dan Catatan sipil.
KARTU TANDA PENDUDUK KTP
Kartu Tanda Penduduk KTP merupakan alat bukti sah dan menjadi dasar dalam proses pelayanan masyarakat dan merupakan keterangan jati diri
penduduk yang menjelaskan tentang nama, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, status perkawinan, pekerjaan, alamat, golongan darah dan agama. KTP sebagai
bukti diri legitimasi bagi setiap penduduk dalam wilayah Negara Republik Indonesia. Adapun persyaratan yang harus di penuhi adalah sebagai berikut:
1. Surat Pengantar dari Kepala Lingkungan
2. Kartu Keluarga Asli
3. Pasphoto berwarna terbaru ukuran 3x 4=2 lembar
4. KTP yang habis masa berlakunya bagi perpanjangan KTP
5. KTP yang rusak untuk penggantiann KTP baru
6. Surat Keterangan dari kepolisian untuk penggantian KTP yang hilang
Universitas Sumatera utara
7. Mengisi formulir KTP model F1.21
Di dalam peraturan daerah Nomor 1 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Administrasi Kependudukan tidak disebutkan sama sekali tentang teknis
pengosongan kolom agama pada KTP aliran kepercayaan di Kota Medan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa syarat dan teknis penerbitan KTP bagi agama
resmi dan aliran kepercayaan tidak memiliki perbedaan.
2.3.3 Peraturan Walikota Nomor 24 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2010
Peraturan walikota adalah sebuah peraturan yang diterbitkan oleh walikota sebagai petunjuk teknis dalam mengimplementasikan suatu peraturan daerah.
Peraturan walikota Medan Nomor 24 Tahun 2010 mengatur tentang pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Administrasi
Kependudukan. Peraturan walikota Medan Nomor 1 Tahun 2010 memuat tiga pasal, yaitu:
Pasal 1 Pelaksanaan peraturan daerah Nomor 1 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Administrasu Kependudukan diserahkan kepada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan.
Pasal 2 Hal-hal yang menyangkut teknis pelaksanaan Peraturan Daerah ini akan diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Walikota Pasal 3
Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Peneliti telah melakukan penelusuran terkait dengan bunyi pasal 2
peraturan walikota di atas, tetapi tidak menemukan. Sehingga hal ini memperkuat kesimpulan penulis bahwa teknis dan syarat pengurusan KTP, baik bagi penganut
Universitas Sumatera utara
agama resmi maupun Aliran Kepercayaan, tidak memiliki perbedaan, sebagimana telah diatur dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Adminstrasi
Kependudukan, Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006, dan Peraturan Daerah Kota Medan
Nomor 1 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan.
2.4 Agama Lokal “Parmalim”