Penerapan Metode Penelitian di Lapangan

kesimpulan. Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyerdahaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan dan pengambilan tindakan. Sedangkan kesimpulan, peneliti sudah memulainya sejak pengumpulan data. Pada penelitian ini, peneliti akan menganalisis data dengan terlebih dahulu melakukan reduksi atau pemusatan data dari setiap data yang dikumpulkan di lapangan. Artinya dari setiap data yang terkumpul peneliti akan melihat mana yang koheren, pantas, layak, dan kurang mendukung terkait tujuan penelitian. Maka dari itu akan ada data-data yang terbuang dan akan muncul data yang spesifik terkait tujuan penelitian yang sebenarnya. Setelah itu, data yang sudah dikuncupkan tadi menjadi bagian-bagian paling berhubungan dengan tujuan penelitian akan peneliti sajikan dalam bentuk teks naratif, atau catatan lapangan. Setelah itu peneliti akan memberikan tafsiran atau kesimpulan secara menyeluruh dari setiap kesimpulan yang muncul mulai dari awal penelitian hingga penyajian data.

3.6 Penerapan Metode Penelitian di Lapangan

Penelitian dilapangan berlangsung sekitar tiga bulan. Untuk memulai semua kegiatan penelitian, peneliti terlebih dahulu membereskan semua urusan administrasi, yaitu dengan memberikan surat izin meneliti kepada semua intansi yang terkait dengan penelitian peneliti. Surat tersebut dikeluarkan oleh Kepala Universitas Sumatera utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Medan atas permohonan peneliti sebelumnya dengan membawa surat dari Fakultas. Selama berada di lapangan melakukan penelitian, peneliti mendapat kemudahan dan juga sedikit kesulitan. Kemudahan yang peneliti dapatkan misalnya ketika meneliti di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan, dimana peneliti disambut baik oleh pegawai yang bertugas menerima peneliti, yaitu oleh Ibu Adis. Ibu Adis kemudian mengarahkan saya langsung ke kantor Bapak Arpian dimana Bapak Arpian bisa memberikan informasi yang saya butuhkan, tidak harus kepada Bapak Kepala Dinas. Selain itu, Ibu Adis memberikan semua dokumen, data sekunder yang saya butuhkan. Ketika melakukan wawancara dengan Bapak Arpian, saya juga ditanggapi dengan sangat baik. Selama melakukan wawancara di ruang kerja Bapak Arpian, saya disughi secangkir teh manis dan Bapak Arpian mengatakan bersedia diwawancara lagi kalau ada data yang masih dibutuhkan. Setelah melakukan wawancara dengan Bapak Arpian, saya kemudian diarahkan ke oleh Bapak Arpian ke kantornya Bapak Arnanda untuk informasi yang tidak dapat diberikan oleh Bapak Arpian. Beberapa hari kemudian saya melakukan wawancara singkat dengan Bapak Arnanda untu melengkapi informasi dari Bapak Arpian, dan Bapak Arnanda menanggapi saya dengan baik. Penelitian di kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan berlangsung sekitar dua minggu. Setelah merasa data yang dibutuhkan dari kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil cukup, peneliti mulai menyusun semua data wawancara, dengan melakukan reduksi lalu membuatnya ke dalam bentuk Universitas Sumatera utara transkrip wawancara. Selain itu, peneliti juga mulai menyusun semua data sekunder yang didapatkan di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan. Setelah itu, peneliti kemudian menuju Kantor Camat Medan Denai untuk melanjutkan penelitian, untuk meneliti secara langsung proses pencetakan KTP. Disini saya agak kesulitan melakukan komunikasi dengan pegawai kantor camat yang menerima surat izin penelitian saya. Namun, saya terus berusaha hingga saya dioper ke bagian pemerintahan setelah surat saya diterima. Dari bagian pemerintahan saya kemudian menyampaikan maksud penelitian saya secara lisan, dan saya langsung dioper kepada bagian penerbitan KTP, langsung menuju admin, Ibu Julina. Ibu Julina menyambut saya dengan baik, dan kami langsung melakukan wawancara. Setelah melalui ibu Julina, saya kemudian diperenalkan kepada operator yang langsung menangangi proses pencetakan KTP, ibu Betty dan ibu Sri. Kemudian kami melakukan janji untuk melakukan wawancara. Penelitian di kantor camat Medan Denai berlangsung sekitar tiga minggu. Setelah merasa data yang dibutuhkan dari kantor camat Medan Denai telah cukup, kemudian saya mulai menyusun semua data yang diperlukan dengan melakukan reduksi data. Setelah itu, saya kemudian melanjutkan penelitian langsung kepada masyarakat Parmalim, yaitu di Bale Parsantian Parmalim, Jalan Air Bersih Ujung. Menemui masyarakat Parmalim saya sedikit kesulitan, karena mereka tidak mau memberikan informasi secara individual, artinya mereka hanya mau memberikan informasi secara terbuka saat mereka sedang berkumpul atau mendapat izin dari Universitas Sumatera utara kepala punguan. Untuk memudahkan pertemuan dengan mereka, saya harus mendatangi mereka pada saat ibadah, yaitu setiap Hari Sabtu. Maka, selama beberapa minggu, setiap hari Sabtu saya pergi ke Bale Parsantian Parmalim di Jalan Air Bersih Ujung. Setelah mereka selesai beribadah, baru saya mulai mendekati dan bertemu dengan ketua organisasi pemudanya, Renaldi Rumapea. Saya kemudian melakukan wawancara dengan beberapa orang diantara mereka. Setelah itu, saya kemudian meminta dipertemukan dengan Kepala Punguan, Bapak Simanjuntak. Permintaan saya dipenuhi oleh Ketua organiasi pemuda, dan kemudian saya membuat janji dengan Bapak Simanjuntak untuk melakukan wawancara. Penelitian disini berlangsung sekitar tiga minggu. Di sela-sela melakukan penelitian di Bale Parsantian, saya juga melakukan wawancara dengan beberapa kepala lingkungan yang ada di Kecamatan Medan Denai, Kelurahan Binjai tempat adanya Bale Parsantian. Hal ini dikarenakan penemuan baru dilapangan bahwa untuk mengurus KTP harus diawali dari kepala lingkungan. Maka peneliti melakukan wawancara dengan beberapa kepala lingkungan untuk memperoleh data penyeimbang terhadap semua data-data yang telah dikumpulkan, baik dari dinas, kecamatan, maupun masyarakat Parmalim. Setelah itu, kemudian peneliti mulai menyusun semua data yang telah dikumpulkan.

3.7 Etika Penelitian

Dokumen yang terkait

Implementasi Peraturan Wali Kota No 35 Tahun 2011 Tentang Pajak Hiburan Di Kota Medan

3 70 113

Proses Pelaksanaan Peraturan Walikota Medan Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Rincian Tugas Pokok Dan Fungsi BadanPenanaman Modal Kota Medan (Studi Pada Pengawasan Badan Penanaman Modal Kota Medan)

0 124 257

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Pajak Reklame (Studi Tentang Penerbitan Izin Reklame di Kota Medan)

7 150 212

Politik Anggaran Dalam Penyusunan Peraturan Daerah Kota Medan Tentang Pajak Daerah (Studi Kasus: Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Pajak Hiburan)

1 64 108

Implementasi Peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 7 Tahun 2011 tentang Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)

6 111 114

“Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Pajak Reklame

8 145 136

Penerapan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok Berdasarkan Hukum Administrasi Negara (Studi Di Kota Medan)

13 140 63

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Teori - Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan (Studi Tentang Pengosongan Kolom Agama Pada Kartu Tanda Penduduk Aliran Kepercayaan “Parmalim” Di Kota Medan)

0 0 29

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan (Studi Tentang Pengosongan Kolom Agama Pada Kartu Tanda Penduduk Aliran Kepercayaan “Parmalim” Di Kota Med

0 0 8

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan (Studi Tentang Pengosongan Kolom Agama Pada Kartu Tanda Penduduk Aliran Kepercayaan “Parmalim” Di Kota Medan)

0 0 17