92
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Tahap Persiapan
Berdasarkan observasi awal peneliti melalui wawancara, observasi kesulitan belajar, dan observasi langsung di lapangan pada mata pelajaran Kimia
diketahui bahwa guru biasa menggunakan metode ceramah dengan memberikan contoh–contoh yang menguatkan tentang materi tersebut, kemudian menunjuk
siswa untuk maju ke depan dan mengerjakan soal yang diberikan dalam proses pembelajaran. Pada saat pembelajaran siswa hanya diam dan mendengarkan
ceramah dari guru di kelas maka lama–kelamaan siswa merasa jenuh dan cenderung ngobrol dengan teman sebangkunya dan bermain – main sendiri di
dalam kelas misalnya dengan menggambar di kertas. Selain dalam hal kejenuhan siswa pada saat pembelajaran kimia, kendala
yang dialami guru dalam mengajar diantaranya adanya keterbatasan alat dan bahan laboratorium kimia sehingga perannya sebagai media pembelajaran kurang
dioptimalkan oleh guru. Dari tiga guru kimia yang ada di SMA Muhammadiyah I Surakarta, hanya satu guru yang menggunakan laboratorium sebagai media
pembelajaran pada materi tertentu. Sedangkan kelebihan yang dimiliki oleh SMA Muhammadiyah I Surakarta berupa komputer sebanyak ± 24 unit belum
dioptimalkan sebagai media pembelajaran kimia. Masalah-masalah tersebut mengakibat rendahnya prestasi belajar kimia khususnya pada materi pokok Laju
Reaksi Melihat siswa yang terdiri dari berbagai kemampuan cenderung masih
pasif dalam proses pembelajaran serta masih rendahnya kerja sama yang dimiliki siswa dalam mempelajari materi yang diajarkan guru, maka pembelajaran dengan
metode kooperatif GI dapat diterapkan pada proses pembelajaran di sekolah tersebut. Dengan metode kooperatif GI menuntut siswa berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran. Ketika siswa kurang aktif di kelas maka siswa cenderung
93
enggan mengikuti pelajaran dan ketika guru menerapkan metode ceramah saja siswa akan cenderung mengantuk di kelas.
Berdasarkan angket diagnosa kesulitan belajar kimia yang diberikan kepada siswa SMA Muhammadiyah I Surakarta khususnya kelas XII IA
1
dan XII IA
2
tahun ajaran 20092010 yang pernah menerima materi Laju Reaksi. Dari hasil angket tersebut diketahui bahwa :
1. Ketertarikan siswa terhadap ilmu kimia 86 tertarik.
2. Ketertarikan siswa terhadap materi pokok Laju Reaksi 66 tertarik
3. Pendapat siswa tentang materi pokok Laju Reaksi menyatakan 55 sulit.
4. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal hitungan pada materi pokok
Laju Reaksi sebesar 66 menyatakan sulit 5.
Bagian materi yang sulit pada materi pokok Laju Reaksi 64 teori tumbukan dan hubungannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
Dari angket kesulitan belajar kimia khususnya materi pokok Laju Reaksi, maka dapat diketahui bahwa siswa cukup tertarik dengan ilmu kimia
namun masih kesulitan dalam mempelajari materi Laju Reaksi sehingga perlu adanya sarana yang mendukung pembelajaran serta perlu adanya variasi dalam
pembelajaran. Pada awal penelitian dilakukan tes awal yang dilaksanakan pada tanggal
28 September 2009 dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan materi Laju Reaksi. Tes awal ini sekaligus digunakan sebagai
dasar pembagian kelompok-kelompok kecil yang setiap kelompoknya terdiri dari 4 orang dengan memperhatikan heterogenitas hasil tes awal siswa.
B. Deskripsi Hasil Siklus I