93
enggan mengikuti pelajaran dan ketika guru menerapkan metode ceramah saja siswa akan cenderung mengantuk di kelas.
Berdasarkan angket diagnosa kesulitan belajar kimia yang diberikan kepada siswa SMA Muhammadiyah I Surakarta khususnya kelas XII IA
1
dan XII IA
2
tahun ajaran 20092010 yang pernah menerima materi Laju Reaksi. Dari hasil angket tersebut diketahui bahwa :
1. Ketertarikan siswa terhadap ilmu kimia 86 tertarik.
2. Ketertarikan siswa terhadap materi pokok Laju Reaksi 66 tertarik
3. Pendapat siswa tentang materi pokok Laju Reaksi menyatakan 55 sulit.
4. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal hitungan pada materi pokok
Laju Reaksi sebesar 66 menyatakan sulit 5.
Bagian materi yang sulit pada materi pokok Laju Reaksi 64 teori tumbukan dan hubungannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
Dari angket kesulitan belajar kimia khususnya materi pokok Laju Reaksi, maka dapat diketahui bahwa siswa cukup tertarik dengan ilmu kimia
namun masih kesulitan dalam mempelajari materi Laju Reaksi sehingga perlu adanya sarana yang mendukung pembelajaran serta perlu adanya variasi dalam
pembelajaran. Pada awal penelitian dilakukan tes awal yang dilaksanakan pada tanggal
28 September 2009 dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan materi Laju Reaksi. Tes awal ini sekaligus digunakan sebagai
dasar pembagian kelompok-kelompok kecil yang setiap kelompoknya terdiri dari 4 orang dengan memperhatikan heterogenitas hasil tes awal siswa.
B. Deskripsi Hasil Siklus I
1. Tahap Perencanaan Tindakan I
Pada siklus I peneliti meminta silabus pelajaran Kimia pokok bahasan laju reaksi kepada guru kimia yang bersangkutan. Silabus tersebut disusun oleh
sekolah sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolah. Berdasarkan silabus tersebut, peneliti membuat satuan pembelajaran yang terdiri dari lima pertemuan
94
untuk siklus I. Masing-masing pertemuan menggunakan metode kooperatif GI dengan bantuan media laboratorium
virtual
dilengkapi
handout
. Oleh karena itu peneliti menyiapkan media pembelajaran yang berupa media laboratorium
virtual
dan
handout
. Media laboratorium
virtual
berisi simulasi laboratorium tentang faktor-faktor laju reaksi dan teori tumbukan, serta penjelasan tentang konsep laju
reaksi, orde reaksi, beserta cara penentuannya. Sedangkan
handout
pembelajaran berisi materi dan soal-soal latihan.
Handout
disini berfungsi sebagai bahan ajar pelengkap media laboratorium
virtual
, sehingga materi yang ada di
handout
lebih lengkap jika dibandingkan dengan media laboratorium
virtual
.
Handout
dan media labolatorium
virtual
digunakan pada saat investigasi kelompok dalam pemecahan masalah.
Instrumen lain yang tidak kalah penting adalah alat evaluasi prestasi belajar yang berupa soal tes aspek kognitif dan angket aspek afektif. Kedua
instrumen ini harus diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui kelayakannya sebagai alat evaluasi. Kedua instrumen ini diujicobakan pada siswa kelas XII IA-1
dan XII IA-2 baru kemudian dianalisis untuk mengukur validitas butir soal, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukarannya. Berdasarkan hasil analisis
diperoleh 25 soal objektif sebagai tes kognitif dan 15 soal cek point sebagai tes afektif yang akan digunakan sebagai soal pretest dan postest siklus I.
Instrumen lain yang harus disiapkan adalah lembar kerja siswa yang terdiri dari permasalahan-permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa melalui
investigasi kelompok. Untuk memperlancar proses observasi disiapkan pula jurnal harian yang terdiri daftar hadir siswa, lembar frekuensi siswa yang bertanya, dan
lembar kerjasama kelompok.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan I dan Tahap Observasi I