Iringan Internal Iringan sebagai Pendukung Seni Karawitan pada Tari

Keindahan pada tarian tidak akan lengkap secara visual sebelum diwujudkan dengan dukungan rias dan busananya. Bagaimana sosok seorang putri nan cantik dalam imajinasi Anda menjelma pada penari yang membawakan tarian tentang seorang ratu dengan busana. Kesan pertama tentang siapa tokoh tari akan diceritakan oleh busana. Karakter tokoh yang dimainkan pada tari tunggal selain oleh bentuk gerak, juga diwujudkan oleh garis dan desain busana. Selain itu, sebuah identitas kultur juga akan terbaca dari busana tarinya karena Indonesia khas dengan multietniknya. Keindahan busana Tari Klasik dari Jawa ditunjukkan dengan desain busana wanita dan pria yang khas. Wanita mengena kan busana sebatas dada dan kain yang dililit mem- bentuk tubuh penari dan identik dengan putri kerajaan zaman dulu. Mereka mengenakan sanggul atau konde dengan ber- bagai bentuk dan menunjukkan dari mana kultur tari tersebut berasal. Jika Anda memperhatikan tari-tarian dari Sumatra Barat atau Aceh, bagian yang terbuka pada penari wanita hampir tidak ada. Hal tersebut berkaitan dengan kultur dan kebiasaan yang lekat pula dengan kehidupan beragama bagi mereka. Para penari wanita mengenakan sarung pada bagian bawah dan baju kurung pada bagian atasnya, juga menutup kepala dengan kain. Para penari pria mengenakan celana panjang bernama galembong dan tutup kepala dengan desain ciri khas aceh, ikek atau ikat pinggang, dan sisampiang kain yang diikat di pinggang sebatas paha, sedikit di atas lutut. Karakter tokoh ditunjukkan pula oleh garis rias wajah. Tarian dari Pulau Jawa pada genre atau kelompok tertentu menggunakan rias karakter yang tegas. Seperti pada garis alis untuk wanita dengan karakter lincah ladak berbeda dengan karakter wanita halus alus.

a. Jenis Properti Tari sebagai Bagian dari Unsur Seni Rupa

Sebagian besar tarian menggunakan alat bantu yang disebut properti. Desain dan bentuk sebuah properti jelas mendapat sentuhan ide dan tangan perupa. Properti dimainkan menjadi bagian dari gerak dan membentuk pola gerak. Pola gerak properti yang satu akan berbeda dengan pola gerak properti lainnya. Ketika properti digunakan, gerak dapat menjadi lebih hidup. Gerakan dapat ditangkap maksudnya karena permainan properti. Berbagai jenis properti digunakan di setiap daerah, wujud isik properti dan fungsinya, serta cara memainkannya bergantung kepada kultur daerah setempat. Gambar 5.16 a. Busana penari Jawa wanita b. Busana penari Sumatra wanita Perhatikan perbedaanya. Sumber :www. farm1.static.lickr.com Sumber : www.img514.imageshack.us a b Unsur Estetis Tari Tunggal Nusantara 87