Gambar 8.10
Sardono W. Kusumo
Sumber : www.muslimvoicesfestival.org
Demikian dengan pakaian Shinta. Gerakan yang ditampilkan menunjukkan kebebasan berekspresi serta unsur pendukung
tari secara keseluruhan menunjukkan bentuk yang baru. Operet ini merupakan sajian drama musikal nonetnik yang lucu dan
menarik sehingga membuat suasana gembira.
Ide tari nonetnik atau nontradisi memberikan keleluasaan pada usia remaja seperti setingkat SMA untuk menuangkan
potensi dan kemampuan berkreasi. Tari nonetnik atau nontradisi dapat diwujudkan dalam bentuk tarian lepas yang disajikan
dalam bentuk tari kelompok atau tunggal. Tari nonetnik atau nontradisi dapat dilatarbelakangi sebuah pilihan cerita tertentu
dalam bentuk dramatari atau dikemas dalam kolaborasi, seperti operet.
2. Tema Nonliterer
Tema nonliterer berisi tarian lepas, gagasannya tersusun dari pengolahan gerak sebanyak-banyaknya yang menimbulkan
kesan dalam secara keseluruhan sajian. Gerak tersebut sebagai ekspresi dalam menyikapi hidup dan kehidupan secara luas.
Indonesia memiliki penari yang meskipun usianya telah lanjut tetapi namanya hingga kini masing diingat sebagai
penari dengan ide-ide baru yang nyentrik modern. Salah seorang di antaranya adalah Sardono W. Kusumo. Respons dan
kepekaannya terhadap peristiwa di lingkungannya atau sudut pandangnya terhadap berbagai peristiwa sosial dan politik
mendorongnya menciptakan tari yang bertema nonliterer. Di antara karya tari nonetnik yang diciptakannya adalah Plastik,
Sampah, dan Sawah.
Praktis Belajar Seni Tari untuk SMAMA
138
E Sinopsis
Dengan menggunakan langkah yang sama dalam menyusun sebuah sinopsis tari Nusantara di Kelas XI, lakukanlah tahapan
prosesnya pada tari kelompok dengan kreasi pijakan sumber kreativitas nonetnik.
Gagasan utamanya adalah menyampaikan perasaan dan keinginan dari sang koreografer, tanpa perlu menyebutkan
karakter tarian karena bukan menggambarkan sosok tokoh secara utuh. Bisa saja mengangkat sifat atau kebiasaan tokoh,
atau kejadian yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan trauma pada hidupnya. Dalam hal ini, yang digambarkan pada
tari hanya ide memunculkan perasaan trauma seseorang, kesedihannya, ketakutannya, perasaan dendamnya, atau
perasaan lain yang berkecamuk di dalam jiwanya.
Semua jenis, bentuk, genre tarian mengacu kepada disiplin ilmu yang sama. Beragamnya tarian di Indonesia merupakan
kekayaan yang patut dipertahankan dan dibanggakan keber- adaannya. Hal tersebut menunjukkan identitas bangsa, terutama
oleh generasi muda. Generasi muda adalah tulang punggung bangsa. Hal itu dapat diwujudkan apabila generasi muda seperti
Anda memiliki fondasi kuat dengan memiliki wawasan yang baik, ilmu yang bermanfaat, dan memiliki nurani.
Perhatikan contoh sinopsis tari nonetnik berikut ini. - Tari Nonetnik bertema literer
Judul : Yudistira adu dadu
Sinopsis : Darah ... karena nafsu membutakan hati, meski negara harus menjadi pertaruhan demi
keserakahan, manusia lupa diri bertaruh mempertahankan ketidakpastian.
- Tari Nonetnik bertema Nonliterer Judul
: Simbiosis Sinopsis : Kamu ada ... aku tak ada. Aku tak ada …. Kamu
tak ada pula, boleh jika itu maumu, tapi tidak buatku. Kita sama-sama ada … untuk kita.
Pahami perbedaan sinopsis tari nonetnik yang bertema literer dan tema nonliterer itu. Selanjutnya, Anda dapat meng-
ikuti langkah-langkah pemahaman penyusunan sinopsis dengan semakin banyak berlatih membuat sinopsis. Bisa dimulai dengan
membuat sinopsis untuk sebuah lagu, atau sebuah kegiatan seni,
baru kemudian cobalah lebih spesiik pada tari-tari yang Anda kenal di daerah Anda sendiri.
Kegiatan Seni
Pikirkanlah sebuah ide untuk diwujudkan dalam
sebuah tari nonetnik. Kemudian, uraikanlah ide
Anda tersebut.
Tari Tunggal dan Kelompok Nonetnik
139