2 Tekananaksen
Pada saat tertentu, rangkaian pola gerakan harus memiliki “tekananaksen“ yang menggigit, menyita perhatian agar tidak
monoton, dan memberi penegasan dalam bentuk tanda seru gerak. Orang seperti melihat tanda baca pada sebuah kalimat
yang digarisbawahi.
Perhatikan pola gerakan berikut.
Sumber : www.
daulagiri.iles.wordpress.com
3 Kualitas
Teknik dalam menari yang baik akan selalu dapat menun- jukkan kualitas penari. Jika penari mampu menyajikan dengan
kemampuan menari seperti yang diharapkan seorang pencipta tari koreografer, ungkapan ekspresi sang koreografer dapat
diwujudkan.
b. Pengolahan Ruang
Pernahkah Anda menonton sebuah pertunjukan tari yang menyajikan sebuah tari kelompok di atas panggung, yang
menari dengan posisi berdiri, bergerombol di wilayah tertentu di atas panggung dari awal hingga akhir tarian? Bagaimanakah
menurut pandangan Anda tentang hal itu? Pernahkah Anda menonton acara bertema komedi di televisi yang menampilkan
cuplikan kejadian yang lucu dan diambil dari kehidupan nyata atau peristiwa? Di sana dipertontonkan jatuhnya seorang
penari dari atas panggung ketika sedang menari akibat penari yang berada di depannya bergerak mundur dan menubruk
penari yang jatuh tadi. Itulah salah satu contoh yang perlu ditangkap sebagai sebuah pelajaran membuat komposisi pola
lantai berdasarkan luasnya panggung, berdasarkan kesan yang ingin ditimbulkan dari garis lantai, dan memperhitungkan
posisi berdiri para penari ketika bergerak, agar seluruh gerakan terlihat jelas oleh penonton, dan penari tidak sulit bergerak
maksimal karena bertubrukan dengan penari lainnya.
Gambar 5.6
Tari Rantak, salah satu contoh tari kelompok dengan gerak
dinamis.
Unsur Estetis Tari Tunggal Nusantara
77
Besar kecilnya volume gerak akan menjadi sebuah kom- posisi yang membentuk ruang gerak. Tidak semua gerakan
terdiri atas gerak bervolume besar, atau sebaliknya. Oleh karena itu, pola gerak dibuat dengan cara mengolah gerakan
dan memadukannya dengan unsur penggunaan tenaga. Ke se- imbangan ruang gerak ini mendapat penyeimbang jika di dukung
dengan mengolah posisi berdiri penari ketika menari. Gerak tersebut dapat dilakukan dengan cara diam di tempat maupun
gerak yang berpindah membentuk lintasan.
Desain lantai posisi penari diolah berdasarkan ruang gerak tari, dan lintasan penari yang membentuk garis, seperti berikut.
1 Garis Lantai
- Simetris
A B
- Asimetris
2 Desain Lantai
Pada gedung pertunjukan, kedudukan kursi penonton diatur dari depan dengan ketinggian minimal hingga kursi
belakang yang paling tinggi, diatur demikian agar penonton dari semua jarak dapat melihat keseluruhan panggung.
Demikian pula pada penyajian karya tari tinggi rendahnya, sikap berdiri penari diatur sedemikian rupa untuk memberikan
kesan tiga dimensi, kedalaman. Dengan bermain level atau tinggi rendahnya penari berdiri sambil bergerak ditunjukkan
dengan penggunaan cara menggunakan kaki. Kedua Kaki di te kuk hingga lutut menyentuh lantai, atau punggung kaki
merapat ke lantai, atau tubuh telungkup. Tubuh rebah di- kategori kan sebagai level bawah.
Gambar 5.7
Garis simetrisparalel kedudukan penari atau lintasan gerakan
penari.
Praktis Belajar Seni Tari untuk SMAMA
78