Harmoni Keselarasan Praktis Belajar Seni Tari Kelas 11 Elly Laelasari Ria Sabaria 2010

2 Tekananaksen Pada saat tertentu, rangkaian pola gerakan harus memiliki “tekananaksen“ yang menggigit, menyita perhatian agar tidak monoton, dan memberi penegasan dalam bentuk tanda seru gerak. Orang seperti melihat tanda baca pada sebuah kalimat yang digarisbawahi. Perhatikan pola gerakan berikut. Sumber : www. daulagiri.iles.wordpress.com 3 Kualitas Teknik dalam menari yang baik akan selalu dapat menun- jukkan kualitas penari. Jika penari mampu menyajikan dengan kemampuan menari seperti yang diharapkan seorang pencipta tari koreografer, ungkapan ekspresi sang koreografer dapat diwujudkan.

b. Pengolahan Ruang

Pernahkah Anda menonton sebuah pertunjukan tari yang menyajikan sebuah tari kelompok di atas panggung, yang menari dengan posisi berdiri, bergerombol di wilayah tertentu di atas panggung dari awal hingga akhir tarian? Bagaimanakah menurut pandangan Anda tentang hal itu? Pernahkah Anda menonton acara bertema komedi di televisi yang menampilkan cuplikan kejadian yang lucu dan diambil dari kehidupan nyata atau peristiwa? Di sana dipertontonkan jatuhnya seorang penari dari atas panggung ketika sedang menari akibat penari yang berada di depannya bergerak mundur dan menubruk penari yang jatuh tadi. Itulah salah satu contoh yang perlu ditangkap sebagai sebuah pelajaran membuat komposisi pola lantai berdasarkan luasnya panggung, berdasarkan kesan yang ingin ditimbulkan dari garis lantai, dan memperhitungkan posisi berdiri para penari ketika bergerak, agar seluruh gerakan terlihat jelas oleh penonton, dan penari tidak sulit bergerak maksimal karena bertubrukan dengan penari lainnya. Gambar 5.6 Tari Rantak, salah satu contoh tari kelompok dengan gerak dinamis. Unsur Estetis Tari Tunggal Nusantara 77 Besar kecilnya volume gerak akan menjadi sebuah kom- posisi yang membentuk ruang gerak. Tidak semua gerakan terdiri atas gerak bervolume besar, atau sebaliknya. Oleh karena itu, pola gerak dibuat dengan cara mengolah gerakan dan memadukannya dengan unsur penggunaan tenaga. Ke se- imbangan ruang gerak ini mendapat penyeimbang jika di dukung dengan mengolah posisi berdiri penari ketika menari. Gerak tersebut dapat dilakukan dengan cara diam di tempat maupun gerak yang berpindah membentuk lintasan. Desain lantai posisi penari diolah berdasarkan ruang gerak tari, dan lintasan penari yang membentuk garis, seperti berikut. 1 Garis Lantai - Simetris A B - Asimetris 2 Desain Lantai Pada gedung pertunjukan, kedudukan kursi penonton diatur dari depan dengan ketinggian minimal hingga kursi belakang yang paling tinggi, diatur demikian agar penonton dari semua jarak dapat melihat keseluruhan panggung. Demikian pula pada penyajian karya tari tinggi rendahnya, sikap berdiri penari diatur sedemikian rupa untuk memberikan kesan tiga dimensi, kedalaman. Dengan bermain level atau tinggi rendahnya penari berdiri sambil bergerak ditunjukkan dengan penggunaan cara menggunakan kaki. Kedua Kaki di te kuk hingga lutut menyentuh lantai, atau punggung kaki merapat ke lantai, atau tubuh telungkup. Tubuh rebah di- kategori kan sebagai level bawah. Gambar 5.7 Garis simetrisparalel kedudukan penari atau lintasan gerakan penari. Praktis Belajar Seni Tari untuk SMAMA 78