Harmoni juga merupakan paduan penggunaan warna busana tari yang dapat memberi kesan sebuah karakter dengan
warna yang pada. Contohnya kuning dengan hijau, merah dengan biru atau kuning. Namun misalnya untuk karakter
lincah misalnya, tidak me ma dukan hitam dengan ungu tua.
3. Balance Keseimbangan
Bagian ini maksudnya adalah proporsional dalam meng- olah dimensi ruang, waktu, tenaga yang ditentukan dengan
jumlah dan ukuran. Proporsional dengan pemahaman bahwa bukan jumlah penari yang harus sama, tetapi kedudukannya
seimbang dengan besarnya ruang atau arena pentas. Begitu pula dengan desain pola lantai kedudukan penari, durasi waktu
penyajian seimbang dengan tema tarian, tidak bertele-tele seperti mengungkapkan sesuatu yang terlalu berbelit-belit. Harus pro-
porsional menggunakan tenaga karena jika semua gerakan menggunakan tenaga yang kuat, akan menguras keringat penari
dan melelahkan penonton.
4. Dinamika
Naik turunnya suasana tarian menentukan wujud struktur tarian. Sebuah tarian yang dapat menciptakan kejutan kecil
yang dapat membuat penonton penasaran untuk terus me- nyaksikannya dan dapat ditangkap maksudnya, maka dia
telah memakai dina mika sajian tari. Cepat lambatnya sebuah gerakan tempo, cepat lambatnya atau tebal tipisnya iringan,
juga kontras atau har moninya antara gerakan dan iringan termasuk dinamika.
a. Tenaga
1 Intensitas
Pengaturan kekuatan tenaga yang digunakan penari ketika bergerak akan berbeda. Ada saatnya gerakan terlihat lembut
tanpa mengeluarkan tenaga yang besar, ada kalanya tenaga sangat kuat pada gerakan yang dapat menimbulkan kesan
yang berbeda bagi penonton. Hal tersebut diperlukan selain agar penari tidak terkuras tenaganya jika selalu bertenaga
besar, juga kesan dari sebuah pola gerakan dapat dinikmati penonton. Perasaan imajinasi penonton larut dalam suasana
yang ingin disampaikan melalui gerakan tadi. Oleh karena itu, pemilihan tenaga ber gantung kepada tenaga yang lemah, kuat,
dan sedang.
Info Tari
Komunikasi berasal dari wujud isik penari dari
teknik menarinya yang kita lihat secara visual dan
gerakan tubuhnya yang luwes. Kita juga menangkap
sebuah perasaan dan imajinasi yang sama ketika
melihat sajian dilakukan dengan penuh penjiwaan,
seolah-olah begitu menjelma menjadi tokoh dengan
karakter seperti sebenarnya.
Praktis Belajar Seni Tari untuk SMAMA
76
2 Tekananaksen
Pada saat tertentu, rangkaian pola gerakan harus memiliki “tekananaksen“ yang menggigit, menyita perhatian agar tidak
monoton, dan memberi penegasan dalam bentuk tanda seru gerak. Orang seperti melihat tanda baca pada sebuah kalimat
yang digarisbawahi.
Perhatikan pola gerakan berikut.
Sumber : www.
daulagiri.iles.wordpress.com
3 Kualitas
Teknik dalam menari yang baik akan selalu dapat menun- jukkan kualitas penari. Jika penari mampu menyajikan dengan
kemampuan menari seperti yang diharapkan seorang pencipta tari koreografer, ungkapan ekspresi sang koreografer dapat
diwujudkan.
b. Pengolahan Ruang
Pernahkah Anda menonton sebuah pertunjukan tari yang menyajikan sebuah tari kelompok di atas panggung, yang
menari dengan posisi berdiri, bergerombol di wilayah tertentu di atas panggung dari awal hingga akhir tarian? Bagaimanakah
menurut pandangan Anda tentang hal itu? Pernahkah Anda menonton acara bertema komedi di televisi yang menampilkan
cuplikan kejadian yang lucu dan diambil dari kehidupan nyata atau peristiwa? Di sana dipertontonkan jatuhnya seorang
penari dari atas panggung ketika sedang menari akibat penari yang berada di depannya bergerak mundur dan menubruk
penari yang jatuh tadi. Itulah salah satu contoh yang perlu ditangkap sebagai sebuah pelajaran membuat komposisi pola
lantai berdasarkan luasnya panggung, berdasarkan kesan yang ingin ditimbulkan dari garis lantai, dan memperhitungkan
posisi berdiri para penari ketika bergerak, agar seluruh gerakan terlihat jelas oleh penonton, dan penari tidak sulit bergerak
maksimal karena bertubrukan dengan penari lainnya.
Gambar 5.6
Tari Rantak, salah satu contoh tari kelompok dengan gerak
dinamis.
Unsur Estetis Tari Tunggal Nusantara
77