Motif Pengulangan Berseling 1 Motif Pengulangan Berseling 2

pola kedudukan penari yang menimbulkan adanya perubahan suasana dan perubahan karakter tari.

7. Desain Dramatik Membuat Klimaks

Naik turunnya suasana tarian merupakan sebuah tahapan untuk menuju sebuah puncak sajian tari yang disebut klimaks. Klimaks dapat diwujudkan dengan menyusun suasana yang ditimbulkan dari serangkaian pola gerakan tari dari awal ke suasana tenang hingga menunjukkan “sesuatu” di puncaknya. Biasanya ditegaskan dengan ritme gerak dan tempo iringan sebagai tanda klimaks. Adapun dalam sebuah pertunjukan, penyusunan materi pertunjukan harus dapat memberikan kesan klimaks kepada penonton dengan membuat susunan materi tarian yang dinamis agar pertunjukan menarik dan membuat penonton betah menonton walaupun sebuah pertunjukan berdurasi lebih dari satu jam. Berikut adalah tahapan menuju suasana klimaks dalam bentuk sebuah gambar kerucut. A A B2 B1 C B B C D E C Deskripsi Unsur Tari Agak sulit menerjemahkan wujud karya seni tari ke dalam sebuah tulisan yang berwujud isik atau kebendaan, tetapi di sini kita akan mencoba mendeskripsikan sebuah wujud imaji ke dalam bahasa. Akan lebih mencapai sasarannya apabila kita melakukan langsung sebuah kegiatan dan akan dengan sendirinya mene- mukan isinya. Namun demikian, berbekal pembahasan prinsip dasar seni dan berbagai elemen dasar tari, kita mencoba meng- identiikasi bagaimana sebenarnya unsur estetis pada tari dapat kita kenali. Gambar 5.9 Tahapan menuju bersama klimaks dalam tari. Keterangan: A = Pengenalan tokoh tarianmateri B = Munculnya sebab permasalahan B1 = Letupan konlik B2 = Letupan konlik C = Puncak ceritakonlik = klimaks D = Solusi penyelesaian E = Ending Unsur Estetis Tari Tunggal Nusantara 81 Substansi yang pokok pada tari jelas adalah gerak. Bagai- mana nilai keindahan gerak pada tari itu? Jawabnya adalah gerak yang diekspresikan hasil pengolahan stilasi secara estetik dan artistik.

1. Jenis Gerak

Gerak yang dilakukan dalam tarian bukan gerak saat sedang melakukan pekerjaan untuk tujuan riil, tetapi hanya berupa gerak hasil peniruan terhadap alam, peristiwa imitasi yang sudah mendapat sentuhan estetis dengan stilasi gerak penghalusan gerak menjadi tidak verbalkasar. Gerak peniruan lazim digunakan dengan cara dan bentuk yang beragam; peniruan pada gerak sehari-hari manusia yang dibawakan secara utuh sehingga gerak merupakan ben- tuk pantomimik. Peniruan gerak sehari-hari manusia yang kemudian didistorsi dilebur dan dilebih-lebihkan untuk kemu- dian diperhalus menjadi bentuk gerak maknawi gesture. Gerakan tersebut terlihat pada Tari Tenun dengan menggunakan pola gerak memintal benang pada gerakan tariannya. Pada sebuah sajian tari tunggal secara koreograi atau susunan gerak, kebanyakan menggunakan pola gesture sebagai bahasa dalam me wujud kan tokoh dan karakter tarian. Gerakan lainnya adalah gerakan abstrak. Gerakan ini tidak dapat dibaca dengan jelas oleh penonton. Gerak seperti ini bukan dipahami dengan setiap gerak per gerakan, tetapi harus diiikuti secara keseluruhan sajian dengan ikut larut dalam tiap adegan, tiap babak, tiap lakon yang sedang dibawakan sehingga dapat membaca maksudnya. Coba saja artikan salah satu gerakan pada Tari Pagelu dari Sulawesi. Tahukah Anda artinya? Sulit, bukan? Karena tarian ini dapat dikenali maksudnya dari seluruh sajian tari yang menunjukkan karakter yang halus.

2. Unsur Gerak Tari

Unsur keindahan diwujudkan karena adanya dinamika gerak. Perubahan pola gerak yang disusun berdasarkan koreo- graisusunan gerak tari menimbulkan sebuah dinamika gerak. Dinamika gerak terwujud karena penggunaan unsur pembentuk gerak, yaitu sebagai berikut.

a. Penggunaan Tenaga Intensitas

Penggunaan tenaga pada setiap gerakan akan berbeda. Kecepatan gerak yang dilakukan penari akan membutuhkan tenaga yang besar daripada gerakan yang lamban. Jika gerak terus-menerus menggunakan tenaga yang besar, tentu saja Gambar 5.10 Tari Pagelu dari Toraja Sulawesi Selatan Sumber : www.virtualaceh.com Praktis Belajar Seni Tari untuk SMAMA 82