2.9. Kerangka Berpikir
Mata pelajaran KKPI merupakan salah satu mata pelajaran adaptif yang diajarkan di SMK, salah satu materi yang diajarkan untuk kelas XII adalah
jaringan komputer. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara di SMK Cut Nya’ Dien Semarang, pelajaran adaptif KKPI menggunakan model pembelajaran
ekspositori, dimana guru menjelaskan materi pelajaran dan siswa hanya mengamati dan mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru, namun terkadang
ada beberapa siswa yang tidak mendengarkan dan asik mengobrol dengan temannya sendiri, bahkan ada juga siswa yang melamun. Karena itu pada
kenyataan di lapangan, penggunaan model pembelajaran ekspositori cenderung membosankan dan kadang menyebabkan siswa kurang atau tidak memahami
materi yang bersifat sukar yang diberikan oleh guru. Dari data yang telah dikumpulkan, diperoleh informasi bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa
berdasarkan ulangan harian pada kompetensi jaringan komputer belum menunjukkan angka yang maksimal karena didapati sebagian besar siswa belum
mencapai kriteria ketuntasan minimal senilai 75. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya agar bagaimana siswa kelas XII
SMK Cut Nya’ Dien Semarang dapat meningkatkan hasil belajarnya dengan nilai rata-rata yang mencapai kriteria ketuntasan minimal KKM dalam pembelajaran
KKPI khususnya materi jaringan komputer. Salah satu cara yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang
dapat mengkondisikan siswa sehingga siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran, mampu berkomunikasi, dan bekerjasama dengan siswa lainnya,
serta mampu meningkatkan kreativitas berpikir siswa. Pada kesempatan ini peneliti ingin melakukan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Think-Pair-Share berbantuan Microsoft Interactive Classroom pada materi jaringan komputer mata pelajaran KKPI.
Pembelajaran Think-Pair-Share
memiliki langkah-langkah
yang diterapkan secara eksplisit untuk memberi waktu kepada siswa dalam berfikir,
menjawab, dan saling membantu satu sama lain, sehingga siswa diharapkan mampu berpikir logis, kritis, dan sistematis. Model pembelajaran Think-Pair-
Share ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat belajar dengan teman sebaya yang akan melatih keaktifan dan kerjasama dalam belajar. Selain
itu, guru dalam menerapakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair- Share ini dibantu dengan aplikasi Microsoft Interactive Classroom untuk proses
pengajarannya, sehingga diharapkan dapat memberikan keberartian pengalaman belajar pada siswa dan berimplikasi positif terhadap hasil belajar siswa.
Berdasarkan argumentasi di atas, peneliti menyatakan bahwa jika terdapat dua kelas berbeda, yaitu kelas yang diajar dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Think-Pair-Share
berbantuan Microsoft Interactive Classroom
dan kelas yang diajar dengan pembelajaran ekspositori, maka diduga hasil belajar siswa yang
diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share
berbantuan Microsoft Interactive Classroom
lebih baik dibandingkan dengan hasil
belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran ekspositori.
Berdasarkan gambaran diatas, kerangka berfikir dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
Gambar 2.15. Kerangka Berfikir
Fakta yang ditemui
PBM Pembelajaran
cenderung bersifat Teacher Oriented
Kurang adanya variasi metode pembelajaran
Nilai rata-rata hasil belajar siswa KKM
Pembelajaran dengan menerapkan model Pembelajaran Kooperatif tipe
Think-Pair-Share dengan bantuan Microsoft Interaktif Classroom
1. Menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan bantuan Microsoft Interaktif Classroom
2. Memberikan suatu masalah pertanyaan 3. Siswa memikirkan pertanyaan masalah tersebut dengan mandiri
4. Siswa saling berpasangan dan berdiskusi 5. Beberapa pasangan berbagi kepada seluruh kelas tentang hasil diskusinya
Hasil belajar siswa meningkat Suasana pembelajaran lebih
menyenangkan
2.10. Hipotesis Penelitian