Nurhayati dalam Majid, 2013:175 mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam
suatu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Dalam sistem belajar yang kooperatif, siswa belajar kerja sama dengan anggota lainnya. Menurut Ngalimun
2014:161 model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep,
menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa dalam pembelajaran
kooperatif siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota untuk belajar. Pembelajaran kooperatif sangat
efektif untuk diterapkan di dalam kelas karena setiap siswa mempunyai perbedaan sehingga dengan pembelajaran kooperatif siswa dapat saling asah, asih dan asuh
saling mencerdaskan karena siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga dari sesama teman. Menurut Nurul Haryati dalam Majid, 2013:177 mengemukakan
bahwa terdapat lima unsur dasar pembelajaran kooperatif, yaitu 1 ketergantungan positif; 2 pertanggungjawaban individual; 3 kemampuan bersosialisasi; 4 tatap
muka; dan 5 evaluasi proses kelompok.
2.4.2. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Kooperatif
Majid 2013:175 menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa tujuan, diantaranya :
2.4.2.1. meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Model
kooperatif ini memiliki keunggulan dalam membantu siswa untuk memahami konsep-konsep yang sulit;
2.4.2.2. agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai
perbedaan latar belakang; 2.4.2.3.
mengembangkan ketrampilan sosial siswa; berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau
menjelaskan ide atau pendapat, dan bekerja dalam kelompok. Menurut Linda Lungren dalam Majid, 2013:175-176, ada beberapa
manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan prestasi belajar yang rendah, yaitu 1 Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas; 2 Rasa harga diri menjadi
lebih tinggi; 3 Memperbaiki sikap terhadap IPA dan sekolah; 4 Memperbaiki kehadiran; 5 Angka putus sekolah menjadi rendah; 6 Penerimaan terhadap
perbedaan individu menjadi lebih besar; 7 Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil; 8 Konflik antar pribadi berkurang; 9 Sikap apatis berkurang; 10
Pemahaman yang lebih mendalam; 11 Meningkatkan motivasi lebih besar; 12 Hasil belajar lebih tinggi; 13 Retensi lebih lama; 14 Meningkatkan kebaikan,
budi, kepekaan, dan toleransi. Berdasarkan hal di atas pola belajar kelompok dengan cara kerjasama
antar siswa dapat mendorong timbulnya gagasan yang lebih bermutu dan meningkatkan kreativitas siswa. Ketergantungan timbal balik yang terjadi akan
memotivasi mereka untuk dapat bekerja lebih keras untuk keberhasilan mereka, hubungan kooperatif juga mendorong siswa untuk menghargai gagasan temannya
bukan sebaliknya.
2.4.3. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Ibrahim, dkk. dalam Majid, 2013:176 mengatakan pembelajaran kooperatif mempunyai ciri atau karakteristik sebagai berikut :
2.4.3.1. siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar;
2.4.3.2. kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki ketrampilan tinggi, sedang,
dan rendah heterogen; 2.4.3.3.
apabila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda;
2.4.3.4. penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu.
Ciri-ciri di atas menggambarkan bahwasannya pembelajaran kooperatif mencerminkan pandangan bahwa manusia belajar dari pengalaman mereka dan
partisipasi aktif dalam kelompok kecil membantu siswa belajar keterampilan sosial, sementara itu secara bersamaan mengembangkan sikap demokrasi dan
keterampilan berpikir logis.
2.4.4. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif