Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo
Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 187
Ruang Kenari: 1 UPI
: 6 Bed 2 Kelas 3
: 11Bed Total
: 17Bed
3.11.2. Manfaat dan Tujuan Kegiatan PKPA di IRNA Obsgyn
Tujuan PKP di IRNA Obsgyn: 1.
Mempelajari dan mengetahui sistem pelayanan kefarmasian kepada pasien rawat inap di IRNA Obsgyn.
2. Mahasiswa mendapat gambaran tentang pola penyakit dan pola terapi di
IRNAObsgyn 3.
Memahami tugas, wewenang, dan tanggung jawab seorang farmasis yang bertugas di ruangan dalam rangka pelaksanaan Pharmaceutical Care
dengan prinsip Pengelolaan dan Penggunaan Obat Secara Rasional PPOSR.
4. Mahasiswa mendapat gambaran tentang cara menghitung dosis obat
sitostatikayang digunakan pasien kemoterapi di IRNA Obsgyn.
3.11.3. Pelayanan Farmasi di UPF
3.11.3.1. Bidang Pelayanan dan Pengolahan
Obat-obat yang digunakan di IRNA Obsgyn meliputi obat-obat sitostatika dan obat-obat non sitostatika. Pendistribusian obat dan alat kesehatan yang
dilakukan di IRNA Obsgyn dilakukan dengan sistem sebagai berikut:
1. Sistem Unit Dose Dispensing UDD
Penyaluran obat dengan sistem UDD adalah metode yang dikoordinir oleh instalasi farmasi mulai penyiapan sampai dengan pengawasan pemakaian obat di
unit perawatan. Sistem UDDini obat dikemas dalam dosis tunggal siap pakai dan disiapkan untuk pemakaian selama 24 jam. Sistem distribusi obat dan alkes di
IRNA Obsgyn yang dilakukan melalui UDD meliputi obat-obat oral maupun injeksi, sitostatika, dan non sitostatika.
Penggunaan obat sitostatika, Asisten Apoteker AA terlebih dahulu mengisi form pembuatan obat sitostatika berdasarkan RPO yang telah ditulis dokter, kemudian
form tersebut dikaji oleh Apoteker untuk kebenaran isinya,setelah itu diserahkan
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo
Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 188
kepada unit produksi untuk dihandling. Obat yang sudah dihandlingdibungkus dalam kantong berwarna hitam yang telah diberi etiket kemudian diserahkan
kepada perawat yang ada di ruangan untuk diberikan kepada pasien yang telah diberi premedikasi sebelumnya. Alur distribusi obat sitostatika dapat dilihat pada
bagan berikut:
Gambar 3.32Alur Distribusi Obat Sistem UDD di IRNA Obsgyn untuk Obat
Sitostatika
Obat non sitostatika dilakukan peracikan UDD yang dikemas dalam wadah plastik atau clip dalam satuan unit terkecil yang diserahkan kepada perawat
untuk kebutuhan 24 jam. Obat yang sudah disiapkan tersebut tidak langsung diserahkan kepada keluarga pasien tetapi kepada perawat. Pasien tidak membayar
harga obat yang tertulis pada kartu instruksi obat, tetapi hanya membayar sejumlah obatbarang farmasi yang terpakai saja. Sistem distribusi obat secara
UDD merupakan tanggung jawab farmasis yang juga terkait dengan staf medis, perawat, dan administrasi.
Pemberian obat pagi jam 06.00 diberi dengan etiket merah, siang jam 14.00 diberi dengan etiket hijau, malam jam 22.00 diberi dengan etiket kuning,
dan pemberian di luar jam yang telah disebutkan diberikan dengan etiket putih. Etiket-etiket tersebut harus memuat tanggal, nama pasien, kamarnomor bed,
nomor DMK pasien, jam pemberian obat, jumlah obat, saat penggunaan obat sebelumsaatsesudah makan, dan petunjuk penggunaan khusus. Obat diserahkan
kepada perawat dan disimpan dalam kotak obat dalam almari obat di ruang
Premedikasi
Form Sitostatika Resep
Protokol terapi
BidanPerawat UPF
Unit Produksi Pasien
Sitostatika
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo
Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 189
perawatan dan diberikan oleh perawat setiap jam pemberian yang telah ditentukan. Alur distribusi obat non sitostatika dapat dilihat pada bagan berikut:
Gambar 3.33Alur Distribusi Obat Sistem UDD di IRNA Obsgyn untuk Obat
non Sitostatika
Saat ini sistem pelayanan farmasi yang dilaksanakan oleh Unit Pelayanan Farmasi di IRNA Obsgyn adalah sistem pelayanan satu pintu, dimana seluruh
kebutuhan obat dan alat kesehatan dipenuhi oleh Instalasi Farmasi RSUD Dr. Soetomo sehingga dengan sistem ini diharapkan dapat mempermudah farmasis
dalam pemantauan distribusi obat kepada pasien, menghindarkan kemungkinan
RPO Dokter RPO Diserahkan ke petugas farmasi ruangan
Apoteker mengkaji penggunaan obat
Asisten Apoteker menyiapkan obat secara Unit Dose Dispensing untuk 1 hari Diskusi dengan
dokter Asisten Apoteker memeriksa resep
Kelengkapan persyaratan administrasi Tidak ada masalah
Tidak ada masalah Ada masalah
Asisten Apoteker melakukan entry RPO sesuai dengan jumlah yang digunakan Asisten Apoteker melakukan serah terima obat dengan perawat ruangan
Keluarga pasien dimintamelengkapi
persyaratan
Perawat memberikan obat kepada pasien sesuai jam pemberian obat Asisten Apoteker memengecek ketersediaan obat dan meng-input data administrasi obat
Ada masalah
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo
Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 190
terjadinya kesalahan dalam peresepan seperti adanya duplikasi obat, interaksi obat, serta memudahkan dalam monitoring efek samping obat yang terjadi.
Adanya sistem UDD ini lebih menguntungkan pihak Instalasi Farmasi, dapat memberikan pelayanan kefarmasian yang berorientasi kepada pasien
sehingga dapat meningkatkan kualitas terapi dan dapat mencegah terjadinya Drug Related Problems DRPs karena adanya pengawasan yang dilakukan oleh
farmasis sebelum obat diserahkan ke pasien. Peran farmasis di sini adalah melakukan pemantauan terapi obat pasien berdasarkan Rekam Medik RM dan
Kartu Catatan Obat KCO dan melakukan review terhadap kemungkinan adanya DRP yang sudah terjadi maupun yang potensial akan terjadi dan memberikan
rekomendasi kepada dokter serta melakukan konseling kepada pasien atau keluarga.
2. Ward Floor Stock WFS