Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 4 Kelompok 5

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 48 3. Laporan persediaan triwulan dengan melakukan Stock Opname 4. Laporan penyerapan anggaran

3.3.3.6. Pemusnahan dan Penghapusan

Obat-obat yang rusak dan kadaluarsa di UPPFI dicatat jenis dan jumlahnya untuk kemudian dimusnahkan bersamaan dengan perbekalan farmasi dari UPPFS. Sebelum dilakukan pemusnahan, perlu diajukan permohonan pemusnahan kepada Direktur Rumah Sakit. Direktur Rumah Sakit meminta persetujuan Pemerintah Provinsi dan Biro Keuangan. Apabila pemerintah Provinsi dan Biro Keuangan menyetujui, maka Direktur Rumah Sakit akan memberi surat keputusan pelaksanaan pemusnahan dan penghapusan kepada Kepala Instalasi Famasi Rumah Sakit, kemudian dibentuk panitia kecil untuk melakukan prosedur pemusnahandanpenghapusan. Penghapusan dokumen diajukan per periode waktu.

3.3.3.7. Tugas Terstruktur

Berikut adalah tugas-tugas terstruktur dari setiap kelompok Praktek Kerja Profesi Apoteker PKPA di Unit Penyimpanan Perbekalan Farmasi Individual: Tabel 3.1 Tugas Terstruktur di UPPFI No. Kelompok Tugas

1. Kelompok 1

Mengamati alur penyimpanan, alur pelayanan sistem perbekalan farmasi di UPPFI serta sistem pengelolaan perbekalan farmasi individual.

2. Kelompok 2

1. Mengidentifikasi obat yang ada di RSUD Dr. Soetomo dengan Formularium Nasional. 2. Mengidentifikasi obat Expired Date ED bulan November, Desember 2015 dan Januari sampai dengan Oktober 2016. 3. Mengidentifikasi obat-obat sitostatika yang ada di RSUD Dr. Soetomo yang masuk kedalam Formularium Nasional 20 macam obat. 4. Mengidentifikasi obat-obat Narkotika- Psikotropika dan Prekursor yang ada di RSUD Dr. Soetomo. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 49 No. Kelompok Tugas 5. Mengidentifikasi obat-obat Kronik yang ada di RSUD Dr. Soetomo 20 macam obat. 6. Mengidentifikasi alat kesehatan seperti benang yang tersedia di RSUD Dr. Soetomo nama Merk. 7. Mengidentifikasi alat kesehatan disposible yang tersedia di RSUD Dr. Soetomo 20 jenis 3. Kelompok 3 Mengamati alur penyimpanan, alur pelayanan sistem perbekalan farmasi di UPPFI serta sistem pengelolaan perbekalan farmasi individual.

4. Kelompok 4

Menagamati alkes yang ada di UPPFI.

5. Kelompok 5

Mengidentifikasi obat yang ada di RSUD Dr. Soetomo dengan Formularium Nasional.

3.4. Unit Laboratorium Farmasi

3.4.1. Kegiatan di Unit Laboratorium Farmasi

Peran utama unit laboratorium farmasi adalah sebagai pengawas mutu terhadap bahan baku maupun produk jadi yang diperoleh dari unit produksi ataupun dari pihak luar. Terdapat tiga jenis pemeriksaan yang dilakukan di Unit Laboratorium Farmasi, antara lain:

3.4.1.1. Pemeriksaan Kualitatif

Pemeriksaan kualitatif dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi suatu bahan baku dan membuktikan bahwa bahan baku yang digunakan telah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan, seperti kelarutan, titik lebur, maupun titik didih sifat fisika kimia. Pemeriksaan kualitatif yang dilakukan meliputi: 1. Organoleptis:  Bentuk  Warna  Bau  Rasa Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 50 2. Reaksi kimia spesifik: Reaksi anion Cl - + AgNO 3 → AgCl endapan putih + NO 3 - Cl - + PbAc 2 →PbCl 2 endapan putih bila dididihkan → kristal kuning Reaksi kation Na + + Zn uranil asetat → kristal berlian K + + Tripel nitrit A B → kristal kubus K + + Asam pikrat → kristal jarum Reaksi Kawat Ni Na + + kawat Ni → nyala api kuning stabil K + + kawat Ni → nyala api merah ungu

3.4.1.2. Pemeriksaan Kuantitatif

Pemeriksaan Kuantitatif dilakukan pada bahan baku maupun produk jadi dari unit produksi atau pihak luar untuk mengetahui kadar dari sampel tersebut. 1. Titrasi argentometri untuk penetapan kadar KCl NaCl. a. Pembakuan NaCl dengan AgNO 3 1 Larutan baku NaCl 0,1 N dipipet sebanyak 5,0 ml lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer, kemudian ditambahkan 3 tetes indikator K 2 CrO 4 5. 2 Larutan baku NaCl dititrasi dengan larutan AgNO 3 sampai tepat terbentuk endapan berwarna merah bata. 3 Volume AgNO 3 yang dibutuhkan hingga terjadi perubahan warna merah bata dicatat dan Normalitas AgNO 3 dihitung dengan rumus : V AgNO 3 x N AgNO 3 = V NaCl x N NaCl b. Penetapan kadar NaCl 1 Larutan sampel dipipet sebanyak 5,0 ml lalu dimasukkan ke dalam labuukurditambah air ad 100 mL. 2 Larutansampeldipipet sebanyak 5,0 ml lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer, kemudian ditambahkan 3 tetes indikator K 2 CrO 4 5. 3 Larutan sampel dititrasi dengan larutan AgNO 3 sampai tepat terbentuk endapan berwarna merah bata. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 51 4 Volume AgNO 3 yang dibutuhkan hingga terjadi perubahan warna merah bata dicatat. c. Perhitungan kadar NaCl � � � = �. AgNO � . AgNO � � � �. � ⁄ � . � d. Penetapan hasil Hasil dikatakan memenuhi persyaratan apabila persentase kesalahan 5 untuk sediaan yang baru dan 10 untuk sediaan pertinggal.

3.4.1.4. Pemeriksaan Uji Sterilitas

Metode sterilisasi yang digunakan di Unit Laboratorium Farmasi adalah sterilisasi panas basah, sterilisasi panas kering, dan sterilisasi gas. 1. Sterilisasi panas basah Pada umumnya metode sterilisasi ini digunakan untuk alat, bahan, serta media yang tahan terhadap temperatur tinggi yaitu pada suhu 121 o C pada tekanan 1 atm selama 15 menit dengan menggunakan autoclave. Cara sterilisasi media dengan menggunakan autoclave antara lain : a. Media dimasukkan ke dalam autoclave. b. Autoclave ditutup kemudian kran uap dibuka. c. Setelah seluruh udara keluar lalu kran uap ditutup, maka temperatur akan terus naik hingga suhu mencapai 121 o C dengan tekanan 1 atm selama 15 menit. d. Setelah 15 menit, kran uap dibuka perlahan-lahan agar suhu dan manometer turun. e. Autoclave dibuka setelah manometer menunjukkan angka nol. 2. Sterilisasi panas kering Sterilisasi panas kering digunakan untuk sterilisasi alat-alat gelas dengan menggunakan oven pada suhu 170 o C selama 2 jam. Sterilisasi ini digunakan untuk senyawa yang tidak efektif bila disterilkan dengan panas basah seperti lemak dan gliserin. Cara sterilisasi panas kering adalah sebagai berikut : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 52 a. Alat-alat gelas yang sudah bersih dan kering misal: petridish, erlenmeyer, beaker glass, gelas ukur, dan lainnya dibungkus dengan kertas coklat. b. Alat-alat gelas tersebut dimasukkan ke dalam oven, kemudian thermostat diatur pada suhu 170 o C. 3. Sterilisasi gas Sterilisasi ini menggunakan gas formaldehid yang digunakan untuk sterilisasi ruangan. Sterilisasi gas dilakukan dengan cara membakar tablet formaldehid 6-7 tablet selama 15 menit, kemudian ruangan dipapar semalaman. Uji Sterilitas sediaan: 1. Persiapan a. Pembuatan media caso agar Caso agar ditimbang sebanyak 40 g dan dilarutkan dengan 1 liter aquadest dalam erlenmeyer.Media disterilkan di dalam autoclave pada suhu 121 o C selama 15 menit. Cawan petri steril disiapkan sebanyak 20 buah yang selanjutnya dibawa ke ruang aseptis. Erlenmeyer dibuka kemudian mulut erlenmeyer didekatkan pada nyala api. Media agar dituang ke dalam cawan petri dan disimpan di lemari es apabila tidak langsung dipakai. b. Persiapan ruangan Lantai dibersihkan dengan lap basah kemudian dilanjutkan dengan kreolin. Dinding kaca, laminar air flow LAF, dan meja porselin dibersihkan dengan alkohol 70. Ruangan disterilkan dengan formalin 6-7 tablet yang kemudian dilakukan pemanasan dengan pembakar listrik selama 15 menit dan dibiarkan selama 24 jam. c. Persiapan Alat  Peralatan pinset, spuit gelas, kasa dan baju laboratorium steril lengkap dengan masker, tutup kepala, sarung tangan, dan sarung kaki dimasukkan ke dalam tromol. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 53  Tromol beserta isinya disterilkan di CSSD, sebelum disterilkan diberi indikator tape. Suhu yang diperlukan untuk sterilisasi adalah 134°C selama 5 menit. Apabila terdapat perubahan warna pada indikator tape berarti peralatan tersebut sudah melalui proses sterilisasi. 2. Prosedur sterilisasi a. AC dinyalakan. b. Sampel, media, tromol, dan kereta dorong dibersihkan dengan alkohol 70, kemudian diletakkan di kereta dorong. c. Petugas masuk ke ruang penyangga atau ruang antara dengan kereta dorong beserta isinya, di ruangan ini petugas menyeka tangan dan kaki menggunakan alkohol 70. Kemudian baju laboratorium steril dipakai lengkap dengan masker, tutup kepala dan sarung tangan serta sarung kaki. d. Petugas masuk ke dalam ruang aseptis dan menyalakan lampu LAF dan aliran udara tunggu 15 menit, petugas kembali ke ruangan penyangga untuk mempersiapkan peralatan yang diperlukan e. Perbekalan yang sudah dibasuh dengan alkohol 70 dibawa ke ruang aseptis kecuali kereta dorong. Jika sampel yang dibawa masuk misalnya 1 sampel maka media yang dibawa masuk sebanyak 3 media yang digunakan untuk control dalam dan luar LAF masing-masing 1 media dan untuk sampel 1 media, sedangkan untuk 2 sampel maka media yang bisa masuk 4, hanya dilebihkan 2 sebagai kontrol yang digunakan di dalam dan di luar LAF. f. Media kontrol dibuka½ di dalam dan di luar LAF. g. Sebelum memulai proses aseptis, semua perlengkapan dibersihkan dengan alkohol 70. Kemudian sampel diambil sebanyak 1 ml dengan spuit steril dan dimasukkan ke dalam cawan petri media dengan cara menyemprotkanseluruhcairan yang diambil, baru kemudian dikocok diputarmembentukangka 8 supaya homogen. h. Petugas mengambil kereta dorong untuk tempat cawan petri dan peralatan lainnya, LAF dibersihkan, serta lampu LAF dimatikan. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 54 i. Media diinkubasi selama 24 jam di dalam inkubatorpadasuhu 37 o C. Apabila terdapat pertumbuhan mikroba, maka hasil produksi 1 batch dikatakan tidak steril. Sterilisasi ulang dilakukan bila produk tidak steril. Setelah itu dilakukan tes ulang hingga maksimal 3 kali pengulangan. Apabila hasil masih menunjukkan tidak steril, maka produk tersebut tidak boleh digunakan.

3.4.2. Hasil Kegiatan PKPA di Unit Laboratorium Farmasi

Kegiatan PKPA yang kami lakukan di unit laboratorium farmasi periode Oktober-Desember 2015. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan, hasil pengamatan uji kualitatif dan kuantitatif sampel di laboratorium farmasi antara lain: 3.4.2.1.Hasil Uji Kualitatif Tabel 3.2 Hasil Uji Organoleptis Organoleptis Kelompok 1 2 3 4 5 Tanggal 19102015 12102015 23112015 16112015 9112015 Bentuk Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan Warna Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Rasa Asin Asin Asin Asin Asin Bau Tidak berbau Tidak berbau Tidak Berbau Tidak berbau Tidak berbau Tabel 3.3 Hasil Uji Kualitatif Menggunakan Reagen dan Kawat Ni Organoleptis Kelompok 1 2 3 4 5 Tanggal 19102015 12102015 23112015 16112015 9112015 Reaksi Anion Sampel+ AgNO3 Endapan Putih + Endapan Putih + Endapan Putih + Endapan Putih + Endapan Putih + Raksi Kation Sampel+ Zn UranilAsetat Kristal Berlian Kristal Berlian Kristal Berlian Kristal Berlian Kristal Berlian Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 55 Organoleptis Kelompok 1 2 3 4 5 + + + + + Sampel+ TripleNitrit A B Kristal Jarum + Kristal Kubus - Kristal Kubus - Kristal Kubus - Kristal Kubus - Sampel + AsamPikrat Kristal Jarum - Kristal Jarum - Kristal Jarum + Kristal Jarum - Kristal Jarum - ReaksiKawat Ni Kuning intensif Kuning intensif Kuning intensif Kuning Intensif Kuning Intensif Kesimpulan NaCl NaCl NaCl NaCl NaCl

3.4.2.2. Hasil Uji Kuantitatif a.

Kelompok 1 Tabel 3.4 Pembakuan Larutan NaCl dengan Larutan AgNO 3 Kelompok 1 No Volume NaCl mL Normalitas NaCl N Volume AgNO 3 mL Normalitas AgNO 3 N

1 5,0