Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo
Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 19
Gambar 3.2 Skema kegiatan di unit produksi
3.1.6.1.Produksi Sediaan Steril
Sediaan steril yang dibuat di unit produksi meliputi ekstrak alergen dan cairan volume kecil.
1. Ekstrak Alergen
Ekstrak alergen adalah sediaan ekstrak yang mengandung asam amino dari bahan yang dapat menimbulkan reaksi alergi pada seseorang. Pembuatannnya
berdasarkan permintaan yang biasanya datang dari ruangan, poli, dokter, dan dari luar lingkungan RSUD dr. Soetomo. Untuk setiap hasil ekstrak alergen yang
diproduksi terlebih dahulu diuji di laboratorium farmasi untuk menjamin sterilitas ekstrak biasanya sebanyak 20 cc. Alergen digunakan untuk tujuan tes alergi pada
bagian punggung dan lebih banyak pada bagaian lengan dan untuk tujuan terapi. Tes alergi untuk mengetahui apakah seseorang mengalami alergi terhadap
suatu alergen tertentu yang dicurigai atau tidak. Sedangkan untuk tujuan terapi adalah melakukan desensitisasi dengan pemberian ekstrak alergen tertentu secara
intramuskular, mulai dari konsentrasi yang rendah yang ditingkatkan sedikit demi sedikit ke konsentrasi yang lebih tinggi supaya tubuh mampu mentoleransi kebal
terhadap alergen tersebut. Ekstrak alergen di Unit Produksi dibagi menjadi tiga jenis yaitu Alergen
Kontrol coca filtra, histamin fosfat, dan solutio 4880, Alergen Inhalan debu rumah bulu anjing, bulu kucing, bulu ayam, kecoa, mite tungau, jamur, kapuk,
IV admixture
TPN
Repacking
Handlingc ytotoxic
Cairan volume kecil
Ekstrak alergen
Aseptic dispensing Produksi sed. non steril
Produksi sed. steril Kegiatan di Unit Produksi Farmasi RSUD dr. Soetomo
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo
Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 20
wool, tepung sari bunga,dll, dan Alergen Makanan putih telur, kuning telur, daging ayam, coklat, daging sapi, daging kambing, tongkol, pindang, bandeng,
kepiting, udang, pepaya, nanas, vitsin, bayam, dll. Cara mengumpulkan debu rumah dengan menggunakan vacum. Hal yang susah dan lama adalah
pengumpulan bahan baku seperti bulu baik bulu kucing dan bulu anjing. Bahan yang paling sering menyebabkan alergi misalnya telur, udang, kepiting, ikan.
Pemisahan bahan yang mengandung lemak dan yang tidak mengandung lemak dilakukan sebelum pembuatan ekstrak alergen. Pemisahannya biasanya
menggunakan etanol dengan proses defatting. Bahan yang mengandung lemak antara lain semua jenis daging, semua jenis ikan, pepaya, mangga, pisang,
tongkol, bawang merah, terong, kapuk, kacang-kacangan, beras, susu, kuning telur, durian, apokat, kelapa, nangka, teh, kopi, coklat, tepung, tempe, tahu, nasi,
kangkung, cabe. Bahan yang tidak mengandung lemak antara lain bayam, putih telur, wortel, mentimun, jeruk, nanas, rambutan, blewah, labu siam, buah yang
berair, kubis, kecambah, apel, anggur, kentang, kacang panjang, buncis, rebung, anggur, kentang, kacang panjang, buncis, jambu biji, jambu air, dan semangka.
Proses pembuatan ekstrak Alergen meliputi proses antara lain Comminution, Defatting, Extractie, Clarification, Dialysis, Concentration, Sterilization,
Standardization, dan Quality Control. Masing-masing proses dijabarkan sebagai berikut:
a. Comminution
Tujuan: mempermudah ekstrak dengan jalan memperbesar luas permukaan total. Cara: material dibuat sehalus mungkin dengan blender,
grinding machinejuice, extractor atau cutting instrumen. b.
Defatting Tujuan: mempermudah ekstraksi dengan jalan menghilangkan lemak
dalam larutan material proses untuk bahan yang mengandung lemak. Cara: material direflux dalam deffating agen aether, toluen, atau chloroform.
c. Extractie
Tujuan: Menarik zat allergenik yang aktif kedalam pelarut. Cara: Mengocok material dalam larutan buffer saline, glycerid saline, dextros,
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo
Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 21
phosphat buffer glycerid saline, hypertonis glycerid saline stirers, bikarbonat saline cocos, dextrosa bicarbonat.
d. Clarification
Tujuan: Memisahkan inactive material dan partikel tersuspensi yang dapat menyumbat bakteri filter. Cara: Disaring dengan penyaring kasar atau
kain bila perlu dapat dipakai buchner dengan pompa isap atau dapat pula disentrifuge.
e. Dialysis
Tujuan: Membebaskan dari bahan-bahan yang dapat menyebabkan iritasi seperti zat warna yang dapat mewarnai kulit penderita dan elektrolit
yang tidak dikehendaki. Cara: Ekstrak dalam cellophone bag yang didialisir dalam air mengalir, larutan buffer saline, atau cairan ekstrak tertentu.
f. Concentration
Tujuan: Mendapatkan kadar yang lebih tinggi dengan jalan pemekatan larutan. Cara: Penguapan pelarut dengan menggunakan panas tidak
langsung. Volume kecil menggunakan evaporating dish dengan aliran udara, volume besar menggunakan vacum evaporator dengan penangas air.
g. Sterilization
Tujuan: Meniadakan semua bentuk mikroorganisme. Cara: Karena sifat alergen yang termolabil maka dilakukan sterilisasi tanpa pemanasan
dengan menggunakan bakteri filter. Seluruh proses dilakukan dengan alat- alat steril dalam kondisi aseptis.
h. Standardization
Tujuan: Pembakuan ekstrak alergen. Cara: Pollen unit of noon, total nitrogen content, protein unit-N dan standardisasi menurut berat volume
atau prosentase. i.
Quality Control Tujuan: Menjaga mutu ekstrak alergen. Cara: Dilakukan pemeriksaan
terhadap sterilitas, pirogenitas dan potensi.
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo
Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 22
2. Sediaan Cairan Volume Kecil