Antibiotik Profilaksis LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 148 yang dibutuhkan. Kemudian perawat OK akan mencatat semua keperluan barang medik yang akan digunakan oleh pasien tersebut untuk disiapkan oleh petugas farmasi. Setelah operasi selesai, box akan dikembalikan ke bagian farmasi. penggunaan dan sisa barang medik yang dikembalikan, dicatat nama dan jumlahnya oleh petugas farmasi. Selanjutnya data dimasukkan oleh petugas entryAA ke komputer yang tersedia di ruangan OK. Data OK turun ke UPF lantai 1, petugas yang berada di lantai 1 melakukan verifikasi data OK, sementara itu keluarga pasien BPJS menyerahkan fotocopy data operasi dan persyaratan untuk diklaim di lantai 1. Sedangkan pasien umum melakukan pembayaran di kasir lantai dasar GBPT. Selama PKPA di Unit Pelayanan Farmasi UPF GBPT, mahasiswa melakukan pengamatan dan pencatatan obat dan alat kesehatan yang digunakan untuk keperluan operasi di GBPT. Obat-obatan yang digunakan antara lain meliputi obat-obat premedikasi, analgetika, antibiotika profilaksis dan obat-obat anestesi. Pada umumnya, kegiatan manajerial pelayanan farmasi di GBPT lantai 4, 5, maupun 6 sama. Perbedaan antara ketiga lantai tersebut terletak pada macam dan jenis operasi yang dilakukan tiap lantai, sehingga antibiotik profilaksis yang digunakan juga berbeda-beda. Akantetapi anestesi dan analgetik yang digunakan hampir sama untuk tiap lantai 4, 5, dan 6.

1. Antibiotik Profilaksis

Antibiotik profilaksis bedah diberikan pada penderita yang belum terkena infeksi, tetapi berpeluang besar untuk terkena infeksi dari daerah operasi atau yang sering disebut dengan IDO Infeksi Daerah operasi yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi pasien. Sumber kontaminasi pada proses operasi berasal dari ruangan, peralatan,maupun personil. Guna meminimalkan kontaminasi, setiap kamar operasi di GBPT telah dipasang HEPA Filter dan dilakukan desinfeksi dinding dan lantai dengan menggunakan Chlorin 0,5 setiap sebelum dan sesudah dilakukan tindakan operasi. Setiap peralatan operasi selalu dilakukan proses dekontaminasi dan sterilisasi. Dari ketiga sumber kontaminasi, personil merupakan sumber kontaminan terbesar. Oleh Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 149 karena itu, pencegahan kontaminasi oleh personel dilakukan menurut standar prosedur operasional yang diantaranya : a. Setiap personel diwajibkan cuci tangan bedah menggunakan sikat setiap hendak memasuki ruang operasi. b. Jumlah personel di dalam ruang operasi dibatasimaksimal 10 orang. c. Pasien yang akan dioperasi, dimandikan dengan Chlorhexidin 1,5. d. Kebersihan mulut mouth hygiene pasien dijaga dengan berkumur menggunakan Chlorhexidin. e. Selama proses operasi, tiap personil diwajibkan mengikuti SPO kamar operasi. Adapun tujuan pemberian antibiotik profilaksis sebelum dilakukannya tindakan operasi antara lain mencegah terjadinya infeksi daerah operasi IDO, mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas pasca bedah, mengurangi lama perawatan, menurunkan biaya perawatan, dan mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Antibiotik profilaksis yang digunakan harus bersifat: a. Aktif terhadap kuman patogen yang terbanyak mengkontaminasi luka. b. Diberikan dengan dosis tinggi dan waktu yang tepat sehingga pada saat insisi telah mencapai kadar cukup di jaringan yang bersangkutan diberikan secara IV, 30-60 menit sebelum insisi. c. Aman bagi pasien. Prinsip Penggunaan Antibiotik Profilaksis: a. Pilih antibiotika yang paling efektif melawan mikroba yang mungkin sebagai penyebab infeksi yang diakibatkan oleh sumber kontaminan misalnya dari gram positif. Pada umumnya dipilih antibiotik dengan spektrum sempit dan dengan toksisitas rendah. b. Antibiotika tunggal, dengan dosis terapeutik, intravena 30-60 menit sebelum operasi, sehingga pada saat operasi diharapkan sudah mencapai kadar yang efektif untuk menghambat pertumbuhan kuman. c. Antibiotika diulangi bila operasi lebih dari 3 jam. d. Diberikan 2 atau 3 kali pasca bedah, tidak diperlukan penggunaan yang lebih dari 24 jam. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 150 Berdasarkan kriteria tersebut, antibiotik yang dipilih haruslah paling efektif dengan toksisitas paling rendah. Persyaratan Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Kategori Operasi PPAB di Bidang Bedah RSUD Dr. Soetomo, 2009 adalah: a. Operasi Bersih Antibiotik profilaksis pada operasi bersih dianjurkan pada tindakan operasi bersih yang tidak membuka saluran pernafasan maupun pencernaan seperti:  Pemasangan implan yang permanen.  Adanya infeksi di tempat lain di luar daerah operasi.  Riwayat katup rematik atau telah memakai katup buatan.  Penderita dengan tuberkulosis tenang.  Penderita yang mengalami diseksi jaringan yang luas, vaskularisasi jaringan jelek, pemberian obat imunosupresif. Kemungkinan infeksi adalah 2-4 . Macam- macam Operasi Bersih antara lain Clipping Costae, Cranioplasty, Embolectomi, Remove platdebridement, Emdoscopi Fenestran, Soft Tissue Release, Malunion Dital Femur, PMR, Wide exc + VC Rad Basalioma, PS. BJ. Stunt DS, Tutup Stoma, Vitrektomi, AV Shunt, Thyroidectomi, Endoscopy subtotthyroidectomi, Struf Graft, Tumor mamae, Tumor adnexa, Phacoemulsification, Shunt GRAFT, AV Shunt, ATL. Untuk tindakan operasi bersih tidak memerlukan penggunaan antibiotik profilaksis, tetapi bila pasien beresiko infeksi dapat diberikan antibiotik golongan Sephalosporin generasi I yakni Cefazolin. b. Operasi Bersih Terkontaminasi Antibiotik profilaksis pada operasi bersih terkontaminasi dianjurkan pada tindakan operasi bersih yang membuka saluran pernafasan maupun saluran pencernaan seperti :  Diseksi leher yang masuk ke orofaring.  Diseksi lambung karsinoma, membuka kolon, ileum bagian distal.  Operasi kolonusus kecil dengan gangguan vaskularisasi dari usus. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 151  Operasi yang menembus saluran empedu ekstra hepatal.  Operasi saluran kemih.  Operasi yang melalui vagina. Kemungkinan infeksi adalah 5-15. Macam-macam operasi bersih terkontaminasi yaitu Laparoskopi Cholecystectomy, Laparotomi, Gastrostomy, Transanal Endorectal, Wide Excisi, Orif plating zygoma maxilla, Nefroureterectomy, Sistoskopi kp sachseLithotripsi, P5 DJ stent D, URS D5, Millin’s Prostatektomi, TAH, THA BSO, Sublobectomy, Clipping Aneurysm, Platting Femur, THR, Laparoscopy Milles Proc, Cardectomy + Uretopyasti, PSA-KP, Chellonasoraphy + rel web interdi, Tutup stoma, RPG D + URS D kp open, Ductus + VC bila EBCT LD + prop exploratifduktus, Fess, CaOvaria, Relaparotomi, Trakeotomi biopsy, Reseksi mandibular, Kistektomi, Repair jahitan post Tak-BSO, Ekstraksi granulasi, AFF DHS, Eksisi tumor, Repair lukaoperasi, Excfam S, TOT Tiroidectomy, Long Steam bipolarhemoorthoplasty, Lensektomi + Vitrektomi, Panendoscopy KLP sachrieBM, Plating Simtitis + Screwing St. Joint, APF IREAU, AFF- Screw, Decorticasi, Revisiav shunt, Debridemi + drainage, Batu urether, panendoscopysache, Exe. Grant limfoma, Circumsisi, Batu Prostst, Thining flop, Orchidopexy + circumsisi, Pating Tractus dan Plating Claenula, Sectio Caesarea, Ekstaksi gigi, Sclerotherapy, Selektif neck dissection, Open Cholecistektomy, UTP-NR-P-Herniotomy, Vesicolitotomy, Sistoskopi+TUR B staging, Off plate hidung, Tak-BSO, Kel syndactilly, IREACT Doble. Antibiotik yang digunakan untuk operasi bersih terkontaminasi merupakanantibiotik golongan sefalosporin generasi I contohnya Cefazolin dan antibiotik golongan sefalosporin generasi II contohnya Cefuroxime, apabila curiga terdapat bakteri anaerob maka dapat ditambah dengan antibiotika Metronidazole. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 152 c. Operasi Terkontaminasi Antibiotik profilaksis pada operasi terkontaminasi dianjurkan pada tindakan operasi yang telah terdapat luka dan tidak terinfeksi sebelum golden periode seperti :  Operasi yang menembus saluran empedu yang terinfeksi.  Operasi yang menembus saluran kemih yang terinfeksi.  Operasi radang akut tanpa pembentukkan nanah.  Operasi pada patah tulang terbuka. Kemungkinan infeksi adalah 16-25. Macam-macam operasi terkontaminasi adalah Debridement + Local Flap, URS DS + PNL S, Exp. Laparotomireseksi tumor, By pass pillio digestive, Bivalve Nefrotholomi. Antibiotik yang digunakan untuk operasi terkontaminasi adalah antibiotik golongan sephalosporin generasi III seperti Ceftriaxone, apabila curiga terdapat bakteri anaerob maka dapat ditambah dengan antibiotik Metronidazole. d. Operasi Kotor Kemungkinan infeksi yang terjadi sebesar 40-70 karena sebelumnya telah terjadi infeksi sepertimembuka traktus digestivus, urogenitalis,danrespiratori. Antibiotik profilaksis pada operasi kotor bertujuan untuk mencegah penyebaran intrakaviter, penyebaran ke tempat yang jauh, atau jaringan yang sebelumnya tidak terkontaminasi. Macam-macam Operasi Kotor adalah Off plate mandibula, Debridement, Nekrotomy, muscleloraphy, Pl. Zygoma maxilla d + Exp. Orbital App brcoronal, Colotransversostomy, Exe. Polyp. Recti, Repair Pseudoaneurysm, Open Biopsy, Nailing Femur. Antibiotik yang digunakan untuk operasi kotor adalah antibiotik golongan sephalosporin generasi III seperti Ceftriaxone, apabila dicurigai terdapat bakteri anaerob maka dapat ditambah dengan antibiotik Metronidazole. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 153

2. Obat Anestesi