Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo
Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 190
terjadinya kesalahan dalam peresepan seperti adanya duplikasi obat, interaksi obat, serta memudahkan dalam monitoring efek samping obat yang terjadi.
Adanya sistem UDD ini lebih menguntungkan pihak Instalasi Farmasi, dapat memberikan pelayanan kefarmasian yang berorientasi kepada pasien
sehingga dapat meningkatkan kualitas terapi dan dapat mencegah terjadinya Drug Related Problems DRPs karena adanya pengawasan yang dilakukan oleh
farmasis sebelum obat diserahkan ke pasien. Peran farmasis di sini adalah melakukan pemantauan terapi obat pasien berdasarkan Rekam Medik RM dan
Kartu Catatan Obat KCO dan melakukan review terhadap kemungkinan adanya DRP yang sudah terjadi maupun yang potensial akan terjadi dan memberikan
rekomendasi kepada dokter serta melakukan konseling kepada pasien atau keluarga.
2. Ward Floor Stock WFS
WFS merupakan sistem distribusi dimana semua obat atau alat kesehatan kecuali obat yang jarang dipakai atau yang harganya mahal disimpan dalam
ruangan atau tempat yang dapat dipakai sewaktu-waktu apabila terjadi keadaan yang membutuhkan live saving drugs oleh perawat atau dokter dengan macam
dan jumlah obat yang disesuaikan dengan kebutuhan ruangan, jenis penyakit dan banyaknya penderita di suatu ruangan. Pada sistem ini kebutuhan obat yang
diperlukan oleh pasien langsung dapat dilayani oleh perawat tanpa harus menebus mengambil obat ketempat pelayanan farmasiapotek, yang kemudian
farmasi mengecek obat apa saja yang sudah diambil kemudian dimintakan RPO.
Tabel 3.83 Daftar Obat WFS di IRNA Obsgyn No.
Nama 1.
Normal Saline 0,9 500 mL dan 100 mL
2. Normal Saline 5
3.
Ringer Dextrose 5
4.
Ringer Laktat
5. Dextrose 10
6. D5 ½ NS
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo
Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 191
No. Nama
7. D5 NS
8.
Spuit 3 cc, 5 cc, 10 cc, 20 cc
9.
Catheter urine bag
10. Infus Set
Gambar 3.34Alur Distribusi Obat Sistem WFS di IRNA Obsgyn
3. Obat Emergency
Berdasarkan Permenkes Nomor 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, Rumah Sakit harus dapat menyediakan lokasi
penyimpanan obat emergensi untuk kondisi kegawatdaruratan. Obat emergency merupakan obat yang digunakan untuk kondisi kegawat daruratan dan bersifat life
saving menyelamatkan pasien dari kematian. Tempat penyimpanan harus mudah diakses dan terhindar dari penyalahgunaan dan pencurian. Pengelolaan
Obat emergency harus menjamin: a.
bila dipakai untuk keperluan emergensi harus segera diganti b.
dicek secara berkala apakah ada yang kadaluwarsa c.
dilarang untuk dipinjam untuk kebutuhan lain. d.
jumlah dan jenis Obat sesuai dengan daftar Obat emergensi yang telah ditetapkan
e. tidak boleh bercampur dengan persediaan Obat untuk kebutuhan lain
UPF Obat, Alkes,
Emergency kit
Perawat menuliskan obatalkesobat emergency yang
diambil yang kemudian dimintakan RPOnya
Pasien
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo
Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 192
Tabel 3.84 Daftar Obat Emergency Kit di Ruang Merak
NO Nama Obat
Jumlah Exp. Date
1. Aminophyllin