Obat Premedikasi dan Narkotika

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 154

3. Obat Premedikasi dan Narkotika

Premedikasi merupakan tahap awal anestesi sebelum dilakukan tindakan pembedahan. Tahap ini dilakukan di ruang induksi, biasanya dilakukan 30-60 menit sebelum dilakukan operasi. Obat-obat yang digunakan untuk premedikasi antara lain analgesik dan penenang. Obat premedikasi yang biasa digunakan untuk tindakan pembedahan antara lain Sulfas atropine antikolinergikpenghambat pengeluaran sekret, Petidin, Morfin, Fentanyl analgesik opioid, Midazolam anti anxiety agentpenenang.

3.9. Unit Pelayanan Farmasi Instalasi Rawat Darurat IRD

3.9.1. Gambaran Umum Pelayanan Farmasi Instalasi Gawat Darurat IRD

Instalasi Gawat Darurat IRD merupakan bagian dari rumah sakit RSUD Dr. Soetomo yang memberikan pelayanan untuk pasien gawat darurat dan bekerja selama 24 jam serta dilengkapi dengan tenaga, sarana, dan fasilitas penunjang untuk tindakan diagnostik dan pengobatan definitif yang diperlukan. Tujuan penanganan pasien gawat darurat untuk mencegah dan menekan seminimal mungkin terjadinya 4D yakni death kematian, disease kesakitan, disability kecacatan, dan discomfort ketidaknyamanan. Pengelompokkan status pasien yang dapat dilayani di IRD adalah pasien umum, JKN PBI dan non-PBI, Jamkesda SKM, pasien PKS, dan pasien tanpa identitas.

3.9.2. Kegiatan Mahasiswa di UPF IRD

Kegiatan Mahasiswa PKPA di UPF IRD antara lain: 1. Mempelajari kegiatan administrasi alur pasien masuk IRD, pencatatan perbekalan farmasi, bentuk form permintaan perbekalan farmasi dan alur pelayanan farmasi di setiap unit IRD yang berada di setiap lantai. 2. Mempelajari obat-obatan yang spesifik dan emergensi yang digunakan di masing-masing lantairuangan IRD. 3. Mempelajari sistem perencanaan, penyimpanan serta distribusi perbekalan farmasi di masing-masing lantairuangan IRD. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 155

3.9.3. Pelayanan Farmasi pada Tiap Lantai di IRD

3.9.3.1. UPF IRD Lantai 1 a. Alur Pelayanan Pasien

Pelayanan pasien di IRD memakai sistem TRIAGE, yaitu pasien yang datang akan dilayani berdasarkan tingkat kegawatdaruratannya. Penentuan tingkat kegawatdaruratan dilakukan oleh petugas TRIAGE yang terdiri dari dokter dan perawat melalui penilaian terhadap kondisi pasien saat datang yang meliputi pemeriksaan “ABCDE” Airway, Breath, Circulation, Dysfunction, Exposure. Tingkat kegawatdaruratan untuk pasien yang masuk ke IRD diberikan label berupa warna yang diantaranya : a. Mengancam jiwa dan kondisi pasien tidak stabil gawat dan darurat diberi label warna biru. Contoh: pasien dengan cedera otak berat, multitrauma yang kehilangan banyak darah, asma dengan bronkospasme parah. b. Mengancam jiwa namun kondisi pasien stabil gawat namun tidak darurat diberi label warna merah. Contoh: pasien DHF Dengue High dFever, pasien microedema hiposisia. c. Gawat darurat ringan diberi label warna kuning. Contoh: pasien dislokasi, diare dengan tingkat keparahan ringan. d. Gawat darurat semu tidak gawat dan tidak darurat diberi label warna hijau. Contoh: pasien diare yang belum mengalami dehidrasi berat. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 156 Gambar 3.21 Alur Pelayanan Pasien Masuk IRD Pasien datang Kuninghijau gawat darurat ringansemu Biru gawat daruratmengancam Rawat Inap Operasi Merah Gawat darurat stabil PulangIRJ Supervisi kasir Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 157

b. Alur pelayanan Resep

Gambar 3.22 Alur Pelayanan di IRD Lantai 1 Pasien dengan jaminan maka wajib melampirkan persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku seperti paket dan SEP. Klaim obat yang telah digunakan oleh pasien ke BPJS melalui sistem input. Sedangkan pelayanan pasien umum harus membayar sesuai dengan jumlah obatalkes yang dibeli atau digunakan. Penggolongan status pasien ditandai dengan adanya pemberian kitir nomor resep dengan perbedaan warna kitir, yang diantaranya adalah:  Merah muda: pasien BPJS  Kuning: pasien umum  Hijau: pasien PNS  Biru: pasien piutang atau pasien dengan menggunakan asuransi antara lain PLN, mandiri, asuransi swasta. Dokter menuliskan di lembar resep terapi obat dan alkes apa saja yang diterima oleh pasien  diserahkan ke keluarga pasien Resep kemudian ditebus oleh keluarga pasien di Unit Pelayanan Farmasi UPF IRD yang berada dilantai 1 Oleh petugas yang berjaga di penerimaan resep di analisis Administratif: Status pasienBPJSPNSUmumAsuransi lain PLN,Mandiri, Inhealthpasien piutang, kesesuaian obat dengan Formularium FornasFormularium RS, Persyaratan khusus yang harus dilengkapi  jika BPJS fotocopy kartu BPJS, hasil diagnosis. Obat diambilkan, dan diserahkan kekeluarga pasien, dan dimintakan tanda tangan pengambil resep dan untuk pasien umum dengan disertai pembayaran resep. Melengkapi persyaratan yang ditentukan terlebih dahulu Memenuhi persyaratan Tidak Memenuhi persyaratan Memenuhi persyaratan Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 158 Unit pelayanan farmasi UPF juga melayani pasien yang ingin retur obatalkes yang diperoleh dari UPF. Syarat retur dari pasien ke UPF yaitu kuitansi pembayaran obatalkes dan kondisi dari kemasan obatalkes masih baik dimana belum terbuka, belum pernah digunakan, sediaan belum berkurang. Retur hanya bisa dilayani pada hari senin sampai dengan sabtu pada pukul 09.00-12.00. Pelayanan resep yang dilakukan di UPF IRD merupakan peresepan individual. Macam resep yang dilayani di UPF IRD antara lain resep pasien Umum dan BPJS. Pasien kurang mampu ataupun pasien dengan data diri yang tidak jelas misal korban kecelakaan bisa diberikan pelayanan di IRD dengan status hutang dan setelah keadaan pasien membaik pasien mempunyai kewajiban membayar biaya pelayanan. UPF hanya melayani obat yang terdapat di Formularium Nasional dan Formularium Rumah Sakit FRS. Obat yang tidak tercantum dalam daftar BPJS dapat dilayani dengan persyaratan harus menggunakan form KFT Komite Farmasi dan Terapi dengan disertai tanda tangan dokter penanggung jawab.

c. Sistem Managemen Perbekalan Farmasi

 Perencanaan Sistem Defecta UPF lantai 1 IRD RSUD Dr. Soetomo melayani permintaan bahan dasar rumah sakit dan obat dari lantai 1 dan 2 yang terdiri dari VK medik, VK bedah, resusitasi, radiologi, laboratorium, EKO, NICU, dan obgyn. Untuk memenuhi kebutuhan bahan dasar rumah sakit, dilakukan permintaan dari tiap-tiap ruangan. Permintaan tersebut direkap dan difilter oleh UPF IRD lantai 1. Apabila terdapat permintaan yang terlalu banyak dari ruangan, tim UPF akan mengkonfirmasikan dan menanyakan tujuan dari permintaan tersebut. Setelah sesuai, permintaan bahan dasar tersebut akan diserahkan ke UPPFS Unit Penyimpanan Perbekalan Farmasi Standar menggunakan form permintaan yang ditujukan ke UPPFS. Form permintaan bahan dasar ke UPPFS dilakukan semingu sekali Senin. Lalu UPPFS akan mengirim bahan dasar ke UPF lantai 1 disertai dengan form pengiriman yang ditujukan ke UPF, yang kemudian tim UPF akan mengirimkannya ke tiap ruangan sesuai dengan jenis dan jumlah permintaan. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 159 Permintaan obat dan alat kesehatan lainnya ditujukan kepada UPPFI Unit Penyimpanan Perbekalan Farmasi Individu. Proses permintaan hingga penerimaan obat dan alat kesehatan sama dengan UPPFS, tetapi form permintaan yang ditujukan ke UPPFI dilakukan setiap 2 minggu sekali Senin dan Kamis. Apabila terdapat permintaan yang bersifat cito, maka permintaan dapat dilakukan antar UPF atau melakukan permintaan ke UPPFS tetapi harus dapat dilakukan kurang dari 12 jam. Jika UPPFS tidak bisa memberikan, maka apoteker harus konsultasi dengan dokter untuk mengganti obat lain yang sejenis.  Penyimpanan Penyimpanan obat dan alat kesehatan di UPF IRD lantai 1 disusun berdasarkan stabilitas sediaan memerlukan temperatur khusus lemari es 0- 8°C, bentuk sediaan alat kesehatan, obat injeksi, infus, topikal, sirup, dan oral padat, serta penyimpanan khusus seperti high alert, LASA, narkotika, dan psikotropika, kelas terapi baru setelah itu disusun berdasarkan alfabetis. Pengeluaran sediaan menggunakan sistem kombinasi FEFO dan FIFO. Sedangkan resep hanya disimpan di UPF IRD lantai 1 selama 15 hari tetapi disesuaikan kembali dengan banyaknya resep yang ada. Setiap harinya resep diserahkan ke motur untuk di kroscek kembali dan melakukan klaim ke BPJS.  Pencatatan dan Pelaporan Penggunaan narkotika dan psikotropika di IRD direkap oleh UPF lantai 1 yang kemudian diserahkan ke Instalasi Farmasi Rumah Sakit IFRS, kemudian pihak IFRS yang akan melakukan laporan secara online kepada Dinas Kesehatan Propinsi, Dinas Kesehatan Kota, dan Badan POM sebelum tanggal 10 setiap bulannya.  Pemusnahan Obat atau alat kesehatan yang telah rusak atau mendekati tanggal kadaluarsa 3 bulan sebelum tanggal kadaluarsa dicatat dan dilaporkan oleh UPF lantai 1 kepada UPPFI atau UPPFS. Selain itu, obat yang masuk dalam kategori death moving, yang diantaranya obat non-formularium nasionalformularium rumah Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 160 sakit, maka obat tersebut didistribusikan ke UPF lain, dan bila masih tidak dapat didistribusikan maka obat dikategorikan sebagai obat rusak dan dikembalikan ke UPPFSUPPFI untuk dimusnahkan.  Kontrol Kualitas Stock Opname dilakukan untuk mengontrol kualitas terhadap sediaan farmasi di UPF lantai 1. Terdapat 2 macam Stock Opname yang dilakukan yaitu Stock Opname mandiri dan stock opname besar. Stock Opname mandiri dilakukan oleh UPF lantai 1 IRD sedangkan stock opname besar dilakukan selama 3 bulan sekali dengan melakukan pengecekan antara stok komputer dengan stok fisik. Stok yang digunakan di UPF adalah stok komputer dan stok fisik, kecuali untuk narkotika terdapat kartu stok.

d. Sistem Manajemen Emergency Kit

UPF yang berada di gedung IRD bertanggung jawab terhadap pengelolaan yang ada di emergency kit. Setiap ruangan yang ada di IRD memiliki emergency kit. Tiap emergency kit terdapat catatan nama, dosis dan jumlah obat. IRD lantai 1 menugaskan 1 asisten apoteker untuk melakukan pengecekan terhadap emergency kit setiap harinya, apakah segel dalam keadaan terbuka atau masih tertutup. Apabila segel sudah dalam keadaan terbuka, maka dilakukan penelusuran kepada dokter yang telah menggunakannya. Dokter tersebut diminta untuk menuliskan resep atas obat emergency kit yang telah dipakai. Kemudian obat yang telah digunakan, diganti sesuai jumlah yang dipakai, lalu kotak tersebut disegel kembali. Sedangkan emergency kit yang terdapat di ambulan juga dilakukan pengecekan setiap seminggu sekali oleh 1 asisten apoteker juga. Emergency kit yang berada di ruangan-ruangan di lantai 1berisi epinephrin, dexamethasone, sulfat atropin, aminophyllin, blood set, iv catether, spuit 3cc; 5cc; 10cc, PZ. Obat-obat emergency yang ada di UPF IRD lantai 1 yaitu vaksin rabies, vaksin tetagam tetanus, Anti Tetanus Serum ATS,Serum Anti Bisa Ular SABU, Anti Difteri Serum ADS, etanol 96, natrium thiosulfat 25, natrium nitrit 3. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 161

e. Standar Pelayanan Minimal

Standar pelayanan minimal kepada pasien adalah waktu pelayanan minimal mulai dari penerimaan resep hingga penyerahan obat kepada pasien harus dipenuhi. Standar pelayanan minimal kepada pasien yakni pada resep non-racikan kurang lebih 30 menit, sedangkan pada resep racikan kurang lebih 1 jam 60 menit. Hasil respon time yang diperoleh dari UPF lantai 1 IRD RSUD Dr. Soetomo diperoleh bahwa hasil pelayanan kepada pasien antara14 menit sampai dengan tidak lebih dari 15 menit.

3.9.3.2 .UPF Ruang Resusitasi IRD Lantai 1

a. Alur Pelayanan Resep di UPF resusitasi

Gambar 3.23 Alur Pelayanan di IRD Ruang Resusitasi Pasien tiba di ruang resusitasi Diambil stiker barcode dari rekam medik pasien, dan ditempelkan pada buku permintaan obat dan alkes sementara Pada saat dokter melakukan permintaan obat, obat disiapkan oleh asisten apoteker yang bertugas di ruangan, dan segera dicatat pada buku permintaan obat dan alkes sementara Dokter akan menuliskan resep segera saat keadaan pasien stabil Sambil menunggu kondisi pasien stabil, ditanyakan kepada keluarga pasien untuk pembiayaan umumasuransi. Bila pasien asuransi, maka akan diminta untuk melengkapi persyaratan yang dibutuhkan Obat dan alkes yang dicatat pada buku permintaan sementara, diinputkan ke komputer Administrasi dilakukan di UPF IRD lantai 1 Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 162 Keterangan:  Untuk pasien yang tidak diketahui identitasnya tidak mempunyai keluarga maka tetap dilayani tetapi obat alkes hanya dapat diserahkan kepada perawat dokter. Pembiayaan akan masuk piutang IRD.  Obat diluar Formularium Nasional dan FRS Formularium Rumah Sakit serta jika ada terapi khusus, maka dikonsultasikan dengan apoteker penanggung jawab di IRD. Bila obat untuk BPJS tidak terdapat dalam Fornas maka ditanyakan kepada keluarga pasien, jika pasien setuju maka terapi dilanjutkan tetapi jika pasien tidak sanggup membayar maka dilakukan pulang paksa PP. Tetapi bila keadaan emergency langsung dilakukan tindakan tanpa meminta persetujuan keluarga pasien.  Sistem defekta Sistem defekta di ruang resusitasi dilakukan setiap hari oleh petugas shift pagi ke UPF IRD lantai 1. Bila di UPF IRD lantai 1 tidak ada maka dapat meminta ke UPF lain terdekat, bila tidak ada maka harus ke UPPFI. Defekta di ruang resusitasi dilakukan setiap hari karena ruangan penyimpanan obatalkes di ruang resusitasi cukup terbatas sehingga hanya dapat menampung obatalkes untuk kebutuhan pasien satu hari. Penataan obat di ruang resusitasi disusun berdasarkan obat-obat yang sifatnya fast moving. Ruang resusitasi tidak memiliki emergency kit tetapi memiliki box emergency. Box emergency dibagi menjadi 2 jenis yaitu khusus untuk anak pediatric dan khusus untuk dewasa. Box emergency anak berisi propofol 10mgml, ketamin 100mg10cc, midazolam 1mgml, rocuronium 10mgml, atracurium 25mg2.5ml, vacuronium 10mg, sulfas atropin 2.5mgml, epinephrin 1mgml, lidocaine 2, dexamethasone inj, diazepam inj, ephedrine inj, xylocaine spray, NaCl 500ml, Nabic, Ca gluconas, D40, surflo 2224, blood set, mayo 2, ETT 4.55.05.5, spuit 3cc; 5cc; 10cc; 20cc, needle 18, jackson rees anak, masker anastesi anak, suction catether 6. Sedangkan box emergency dewasa berisi propofol 10mgml, ketamin 100mg10cc, midazolam 1mgml, rocuronium 10mgml, atracurium 25mg2.5ml, vacuronium 10mg, sulfas atropin 2.5mgml, epinephrin 1mgml, lidocaine 2, Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 163 dexamethasone inj, diazepam inj, ephedrine inj, xylocaine spray, RL 500ml, NaCl 500ml, surflo 18, blood set, nasopharing dewasa 7, mayo 5, ETT 7.07.5, spuit 3cc; 5cc; 10cc; 20cc, needle 18, jackson rees dewasa, masker anastesi dewasa, suction catether 10. Terapi cairan yang ada di ruang resusitasi ada 2 jenis yaitu cairan kristaloid dan cairan koloid. Cairan kristaloid yang meliputi NS, D5, D10, D5-NS, D5- 12NS, D5-14NS, RD, G5, KA-EN MG3, KA-EN 3B. Kegunaan cairan kristaloid untuk resusitasi defisit cairan di ruang interstitial dan untuk nutrisi anak-anak. Sedangkan cairan koloid meliputi gelofusine dan widahes HES 6 dalam NaCl 0,9. Kegunaan cairan koloid untuk resusitasi cairan secara cepat terutama pada syok hipovolemikhermorhagik atau pada penderita dengan hipoalbuminemia berat dan kehilangan protein yang banyak misal luka bakar.

3.9.3.3. Pelayanan Kefarmasian di IRD Lantai 2

IRD lantai 2 terdiri dari ruang obsgyn dan Neonatus Intensive Care Unit NICU. Ruang obsgyn terbagi menjadi tiga ruangan, yaitu ruang obstetrik ruangan untuk proses persalinan, ruang gynecology ruangan pemeriksaan untuk ibu hamil dengan kondisi kurang stabil atau terdapat faktor penyulit lain sebelum ditempatkan di ruang obstetrik dan ruang nifas ruangan untuk ibu hamil yang telah melahirkan, namun kondisinya masih kurang stabil. Ruang NICU terdiri dari ruang Seruni, Melati, Mawar dan Aster intermediatte. Ruang Seruni digunakan untuk merawat neonatus dengan kondisi stabil. Ruang Mawar digunakan untuk merawat bayi dengan kondisi tidak stabil, apabila kondisi bayi semakin menurun, maka dipindahkan di ruang Melati. Ruang Melati merupakan tempat untuk merawat neonatus rujukan dan yang mengalami infeksi. Ruang Aster digunakan untuk merawat bayi yang kondisinya menurun setelah dirawat di ruang Seruni dan merawat bayi yang kondisinya membaik setelah dirawat di ruang Melati dan Mawar. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 164

a. Alur Pelayanan Resep di Lantai 2

Sistem menejemen pada instalasi farmasi di IRD lantai 2 meliputi sistem pengadaan, penerimaan, distribusi dan penyimpanan. Pelayanan resep termasuk dalam sistem distribusi, distribusi obat dan alat kesehatan di lantai 2 baik pada bagian obgyn maupun NICU harus melewati instalasi farmasi. Distribusi obat dan alat kesehatan di bagian obgyn menggunakan sistem kombinasi WFS Ward Floor Stock dan IP Individual Prescription. Pasien yang datang dari lantai 2 IRD akan mendapatkan pelayanan sesuai alur pelayanan penerimaan resep. Alur pelayanan tersebut adalah dokter menuliskan obat di RPO Rekam Pemberian Obat menggunakan sistem IP, kemudian farmasi melakukan skrining resep dan memberikan obat sesuai permintaan, selanjutnya farmasi menyerahkan RPO kepada keluarga pasien untuk kelengkapan administrasi di instalasi farmasi lantai 1. setelah pasien melakukan pemenuhan administrasi, perbekalan farmasi yang telah digunakan diganti dan dikembalikan oleh farmasi di WFS. Pengelolaan WFS ini menggunakan sistem pinjam pakai yang dikelola dan diawasi oleh petugas farmasi Asisten Apoteker. Pelayanan resep pada bagian NICU menggunakan sistem kombinasi, yaitu WFS, IP dan UDD Unit Dose Dispensing. Pengelolaan UDD diberlakukan pada pasien yang membutuhkan perawatan intensif lebih dari 24 jam. UDD disiapkan oleh petugas farmasi diruangan sesuai resep yang dituliskan oleh dokter selama 1 hari. Pemberian obat dilakukan oleh perawat pada waktu pagi, siang dan sore hari. Permintaan kebutuhan obat dan alkes WFS dilakukan ke unit pelayanan perbekalan farmasi standar bahan standar. Untuk bagian obgyn dan NICU keduanya dilakukan setiap satu minggu sekali yaitu pada hari senin dan disesuaikan dengan keadaan dan permintaan pada farmasi baik di pelayanan Obgyn maupun NICU, seperti persediaan yang akan habis sebelum hari senin. Item dan jumlah obat yang dikelola sesuai dengan kebutuhan pasien obgyn maupun NICU.Sedangkan untuk obat CITOemergency disediakan di ruangan. Sistem penyimpanan obat dan alat kesehatan di instalasi farmasi bagian obgyn dan NICU dikelompokkan berdasarkan dengan jenis sediaan dan indeks terapi. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 165

b. Alur Pelayanan Pasien

Pasien datang melalui IRD kemudian di TRIAGE pasien dikelompokkan berdasarkan kedaruratannya. Pasien yang gawat dan harus segera di operasi langsung dibawa ke IRD Lantai 5 untuk segera dilakukan tindakan operasi. Untuk pasien yang tergolong masih tidak darurat, pasien ditangani di lantai 2 Ruang Obgyn. Pasien yang berada di Ruang Obgyn ada yang langsung dapat melahirkan, sampai kondisi pasien stabil, pasien dapat dipulangkan atau dipindahkan ke IRNA jika pasien masih membutuhkan perawatan ada juga yang hanya diobservasi sementara dan jika pasien sudah normal pasien dipindahkan ke IRNA atau pasien dapat langsung dibawa pulang. Gambar 3.24 Alur Pelayanan di IRD lantai 2

c. Sistem Manajemen Emergency Kit Lantai 2

a. Emergency Kit di ruang Bersalin Daftar isi Emergency Kit antara lain: Epinephrine, Ca gluconas, Diphenhydramine, Aminophylline, Furosemide, PZ, Infus set, Surflo 18, Spuit 3510 cc, Atropine sulfate, Lidocain 2, Dexamethasone, RL, Blood set, Surflo 20. Dokter menuliskan obat + alkes yang dibutuhkan RPOPa sien RPO diserahkan ke keluarga pasien untuk administrasi Farmasi menyiapkan obat + alkes yang diambil dari WFSAA memeriksa dan menverifikasi UPF Lantai 1Penyerahan Pembayaran Mengambil obat dan alkes sesuai RPO yang diserahkan ke farmasi lantai 2 WFS Ruangan Pengkajian apoteker Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 166 Gambar 3.25 Kotak e mergency kit di IRD lantai 2 ruang bersalin. b. Emergency Kit di ruang NICU Daftar isi Emergency Kit: Epinephrine, Atropine Sulfas, Dopamine, Ca Gluconas. c. Obat-obat Emergency di ruang Bersalin dan ruang NICU Obat Emergency di ruang Bersalin adalah Oxytocin, Methergin, Asam tranexamat, Sulfas Magnesicus, Lidokain.Obat Emergency di ruang NICU adalah Adrenalin, Atropin Sulfas, dan Dopamine. Tabel 3.78 Daftar Obat Emergency Daftar obat Emergensi Fungsi Adrenalin Syok kardiogenik, meningkatkan kerja jantung Atropin Sulfas Untuk anti kejang Aminophilline Anafilaksis syok Diphenhydramine Anafilaksis syok Dexamethasone Anafilaksis syok Ca glukonas Hiperpospatemia dan hyperkalemia Dopamin Syok kardiogenik dan meningkatkan kerja jantung Lidocain Anestesi local Epinephrine Adrenergik agonis PZ dan RL Elektrolit dan nutrisi Spuite Alkes Infus set Alkes Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 167 d. Obat High Alert 1 Obat High Alert di ruang Bersalin antara lain: Epinephrine, Heparin, KCl injeksi, Insulin yang diletakkan di kulkas obat. Gambar 3.26 Obat high alert di IRD lantai 2 ruang bersalin Daftar obat High Alert di Ruang NICU IRD lantai 2 adalah:  Elektrolit pekat: NaCl 15 dan KCl  Narkotika Injeksi: Morphin, Pethidin, dan Fentanyl  Sedatif Injeksi: Midazolam  Semua bentuk sediaan insulin  Adregenik Agonis: Epinephrine dan Nor Epinephrine  Anestesi Injeksi: Propofol dan Ketamin  Anti Koagulan Injeksi: Heparin  Obat Sitostatika

3.9.3.4. UPF IRD Lantai 3

IRD lantai 3 terdiri dari Ruang Observasi Intensif ROI I dan ROI II. ROI I digunakan untuk pasien yang tidak stabil, butuh monitoring dan membutuhkan alat bantu fungsi vital, seperti ventilator dan terdiri dari 10 bed. ROI II digunakan untuk pasien dari ROI I yang sudah lebih stabil dan tidak membutuhkan alat bantu vital lagi, dan terbagi menjadi bangsal pria, wanita dan anak-anak yang masing- masing terdiri dari 8 bed. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 168

a. Sistem Managemen Perbekalan Farmasi

 Perencanaan dan Pengadaan Barang di UPF IRD Lantai 3 Pengadaan di IRD lantai 3 diperoleh dari UPPFS dan UPPFI, untuk UPPFS terdiri dari bagian produksi dan UPPFS sendiri. Pengadaan pada UPPFS dapat dilakukan permintaan pada hari senin seperti kapas dan betadin, sedangkan bagian produksi dapat dilakukan permintaan sewaktu-waktu pada jam kerja seperti alkohol, gliserin, dan repacking. Pengadaan pada UPFFI dilakukan pada hari senin dan kamis dengan cara permintaan dapat dikirim 1 hari sebelumnya. Pengadaan dilakukan dengan membuat lembar permintaan yang ditujukan kepada UPPFS atau UPFFI. Bila ada barang di luar rencana atau habis sebelum waktu pemesanan dapat dilakukan permintaan secara CITO dengan menggunakan form permintaan.  Penyimpanan Penyimpanan obat ditata berdasarkan kelas terapi, bentuk sediaan, dan stabilitas obat dengan menggunakan sistem FEFO dan FIFO. Obat-obat LASA Look Alike Sound Alike diberikan sticker LASA untuk menghindari terjadinya kesalahan. Obat-obat yang stabil pada suhu sejuk maka disimpan didalam lemari es, sedangkan obat-obat yang dapat rusak oleh cahaya maka disimpan pada tempat terlindung cahaya. Obat-obat narkotika disimpan di tempat terpisah dengan lemari 2 pintu didekat lemari obat-obat High Alert yang juga disimpan dilemari terpisah dan terkunci. Obat-obat High Alert yang ada di UPF lantai 3 yaitu Elektrolit NaCl 0,9, KCl Injeksi, Morphine, Pethidine, FentaNYL, EPINEPHrine, Norepinephrine, Midazolam, Propofol, Ketamin, dan Heparin. Obat dan alat kesehatan emergensi di UPF lantai 3 terdiri dari emergency trolley yang terdapat di ruang ROI Ruangan Observasi Intensive 1dan emergencykit berada di UPF. Fungsinya untuk jika terjadi keadaan darurat dengan jumlah lebih dari 1 pasien sehingga dengan begitu bisa menggunakan emergency kit. Obat-obat yang terdapat didalam emergency kit yaitu obat-obat untuk menangani kasus darurat seperti anaphylatic shock. Daftar obat yang ada di emergency kit UPF lantai 3 dapat dilihat pada tabel 3.2. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 169 Tabel 3.79 Daftar obat Emergency Kit di IRD Lantai 3 No Nama Obat Jumlah

1. Epinefrin