Epinefrin 5ason Atropin sulfat Dopamin Meylon Farmabes D40 NS 25 NS 100 Spuit 3510 Spuit 1 cc insulin Jarum 21 Infus Set Surflo 161820 Surflo 222426

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 169 Tabel 3.79 Daftar obat Emergency Kit di IRD Lantai 3 No Nama Obat Jumlah

1. Epinefrin

30

2. 5ason

5

3. Atropin sulfat

30

4. Dopamin

5 5. Dobutamin 5 6. Ca glukonas 5 7. Lidokain 15 8. Amiodarone 5

9. Meylon

5

10. Farmabes

2

11. D40

5

12. NS 25

5

13. NS 100

2

14. Spuit 3510

2

15. Spuit 1 cc insulin

3 16. Spuit 50 cc 3 17. Spuit 20 cc 3 18. Jarum 19 3

19. Jarum 21

3

20. Infus Set

2

21. Surflo 161820

2

22. Surflo 222426

2

b. Pelayanan Resep di UPF IRD Lantai 3

Untuk alur pelayanan resep di ROI, awalnya dokter membuat RPO dahulu kemudian diberikan ke UPF. Dari UPF, melayani permintaan dokter berupa obat dan alat kesehatan menggunakan sistem distribusi UDD untuk obat oral dan injeksi, sedangkan sistem distribusi ODD untuk alat kesehatan dan cairan dalam 1 hari. Dari UPF, serah terima kepada perawat untuk ke ruangan yang akan diberikan kepada pasien. Kemudian untuk administrasi, keluarga pasien yang ada di depan akan dipanggil untuk menyelesaikan kebutuhan administrasinya setiap hari, untuk pasien asuransi, juga harus melengkapi persyaratan yang ditentukan. Pelayanan resep di UPF lantai 3 Resep disiapkan oleh UPF pada pagi hari setelah dokter melakukan visite kemudian menulis rekam pemberian obat RPO. Setelah obat disiapkan oleh pihak UPF kemudian dilakukan serah terima dengan perawat baik di ROI 1 maupun ROI 2 untuk pemakain 1 hari. Resep dalam sehari Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 170 Dokter shift malam SOAP + RPO AA pagi Siapkan ODD UDD Pisahkan obat: Pagi pink Siang hijau Malam kuning Serah terima dengan perawat Pasien Keluarga pasien Mampu umum dan yang memiliki asuransi kesehatan AA malam mengarsip ke buku serah terima UDD Tidak mampu tidak memiliki asuransi kesehatan, dll  sistem piutang Administrasi lantai 3 dikumpulkan per hari kemudian ditagihkan kepada keluarga pasien dengan cara pihak keluarga pasien dipanggil untuk menyelesaikan administrasi dan melakukan pembayaran. Untuk pasien dengan asuransi makan agar dapat melengkapi administrasi. Gambar 3.27 Alur pelayanan resep pasien di IRD lantai 3

3.9.3.5. UPF IRD Lantai 5

Pelayanan UPF di IRD di lantai 5 terdiri dari enam ruang operasi yaitu ruang OK 1, OK 2, OK 3, OK 4, OK 5 dan OK 6. Dimana ke enam OK tersebut dibedakan lagi berdasarkan kategori operasinya yaitu OK 1, OK 2, OK 4, OK 5 dan OK 6 digunakan untuk operasi bersih terkontaminasi, sedangkan OK 3 digunakan untuk operasi kotor. Lima ruang operasi bersih terkontaminasi terdiri Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 171 dari OK 1 dan 2 untuk digestive dan THT, OK 4 untuk obsgyn, OK 5 untuk sistem neurologi serta OK 6 untuk ortopedi.

a. Alur Pelayanan Pasien

Gambar 3.28 Alur pelayanan pasien di lantai 5 Lantai 5 IRD merupakan ruangan operasi emergency yang sifatnya gawat dan darurat, dimana terdapat 6 ruang operasi. Adapun 6 kamar operasi tersebut adalah OK 1 untuk THT, OK 2 untuk digesti, OK 3 untuk kotor, OK 4 untuk obgyn, OK 5 untuk neurosurgery, OK 6 untuk ortopedi. Yang dimaksud dengan OK kotor adalah pasien gawat darurat yang setelah di uji hasil laboratorium memiliki angka leukosit yang tinggi atau positif tes HIV atau hepatitis. Pelayanan farmasi di lantai 5 digunakan untuk melayani obat dan alat kesehatan untuk kebutuhan operasi selama 24 jam.Sistem distribusi permintaan obat dan alat kesehatan dilakukan oleh dokter atau perawat dengan mencantumkan nama dan tanda tangan pada form permintaan khusus yang dibagi menjadi form anestesi dan form bedah. Pasien datang lantai I Triage penggolongan kegawatdaruratan pasien Spesialisasi Bedah, Resusitasi, kardiovaskular Dokter atau Perawat UPF Ruangan Bila ada penggunaan AA UPF Ruangan Setelah di lantai 5 pasien masuk ke ruang tunggu dimana semua pakaian pasien diganti dengan pakaian untuk OK. Kemudian di dalam OK pasien baru di anastesi dan dilakukan tindakan Pindahkan ke Lt.3 Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 172

b. Alur Pelayanan Resep di UPF lantai 5

a. Perencanaan hingga penerimaan UPF di lantai 5 IRD RSUD Dr. Soetomo melayani permintaan bahan dasar habis pakai, alat kesehatan dan obat untuk keperluan OK. Gambar 3.29 Alur pemesanan perbekalan farmasi di lantai 5 Berdasarkan gambar tersebut dokter bedah OK akan menuliskan resep dan diserahkan ke UPF OKkemudian akan disiapkan oleh petugas UPF dan obat dan alat kesehatan akan dibawa ke kamar operasi oleh perawat. Setelah operasi selesai petugas mencatat pemakaian obat dan alat kesehatan alkes pada form pemakaian kemudian form tersebut dibawa ke lantai 3 untuk dilakukan administrasi oleh keluarga pasien.Perbekalan farmasi yang disiapkan di lantai 5 biasanya telahdisiapkan dalam bentuk 1 paket untuk persiapan operasi, jadi pada saat Dokter Permintaan obat dan alkes Petugas UPF Form anestesi Form bedah Menyerahkan ke dokter Operasi selesai Petugas UPF mencatat alkes dan obat yang digunakan ke form bedah dan form anestesi Kedua form diserahkan ke lantai 3 untuk administrasi Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 173 operasi darurat tidak memerlukan waktu yang lama untuk menunggu persiapan perbekalan farmasi. Untuk obat yang habis dapat melakukan permintaan antar UPF atau GBPT yang memiliki persediaan obat.

c. Sistem Managemen Perbekalan Farmasi  Perencanaan Sistem Defecta

Setiap bahan habis pakai, alat kesehatan dan obat yang digunakan akan di cacat pada form permintaan yang kemudian akan dicatat pada buku keluar dan masuk alkes dan obat. Bahan-bahan habis pakai diadakan melalui UPPFS Unit Pelayanan Pengadaan Farmasi Standar seperti kassa, betadine. Pengajuan defecta pada hari Senin dan diambil pada hari Selasa. Obat dan alat kesehatan diadakan melalui UPPFI Unit Pelayanan Pengadaan Individu. Pengajauan defecta dilakukan satu hari sebelum hari pengambilanm yaitu setiap hari Senin dan Kamis. Untuk alkohol pengadaan melalui produksi setiap hari senin kemudian diambil hari selasa.  Penyimpanan Penyimpanan obat dan alat kesehatan di UPF IRD lantai 5 disusun berdasarkan stabilitas sediaan, bentuk sediaan alat kesehatan, injeksi, infus, atau bahan habis pakai, dan alfabetis berdasarkan kelas terapinya.  Pencatatan dan Pelaporan Petugas UPF akan melakukan pencatatan obat yang diminta dan kemudian dibuatkan resep tambahan oleh dokter setelah operasi selesai untuk bahan habis pakai atau obat tambahan yang di minta pada saat operasi dilakukan. Petugas UPF melakukan pencatatan obat dan alkes yang dikeluarkan tersebut pada buku keluar masuk obat dan alkes. Setelah operasi selesai, obat yang tidak terpakai dikembalikan pada UPF dan petugas UPF melakukan pencatatan pada buku keluar masuk obat dan alkes kembali. Catatan yang dibuat pada buku keluar masuk obat dan alkes tersebut kemudian dipindahkan oleh petugas UPF pada form daftar pemakaian obat dan alkes habis pakai. Form tersebut yang kemudian menjadi acuan dalam penyelesaian administrasi oleh pasien di UPF lantai 3. Pelaporan yang dilakukan di UPF OK lantai 5 yaitu pelaporan penggunaan obat Narkotika, Prekursor dan Midazolame. Pelaporan akan direkap oleh UPF lantai 1, kemudian Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 174 diserahkan ke Instalasi Farmasi Rumah Sakit IFRS. Setelah itu, IFRS yang akan melakukan laporan secara online melalui SIPNAP kepada Dinas Kesehatan Propinsi, Dinas Kesehatan Kota dan Badan POM sebelum tanggal 10 setiap bulannya.  Pemusnahan Obat atau alat kesehatan yang telah rusak atau mendekati tanggal kadaluarsa 3 bulan sebelum tanggal kadaluarsa dicatat dan dilaporkan kepada UPPFI atau UPPFS.

d. Sistem Manajemen Emergency Kit

Emergencykit telah disediakan di masing-masing ruangan operasi. Emergency Kit diperiksa setiap hari. Emergency Kit berisi Epinefrin,Efedrin,Sulfasatropin, dan Lidokain 2. Pengecekan emergency kit dilakukan setiap hari di pagi hari oleh petugas UPF, dan akan dilakukan pencatatan setiap digunakan. Seperti UPF lainnya, UPF lantai 5 terdapat juga obat-obat High Alert yang disimpan secara terpisah dengan label penanda High Alert, dimana penanganannya dilakukan secara hati-hati serta dilakukan double check. Contoh obat High Alert antara lain:  KCL 7,46,  Norepinefrin,  Heparin  Propofol,  Ketamin,  MgSO4 40  Fortanes Midazolam. Sedangkan contoh antibiotik profilaksis operasi di lantai 5, meliputi:  Cefuroxim  Ceftriaxon  Metronidazol  Cefazolin  Amikasin  Gentamisin  Cefotaxime Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 175

3.10. Unit Pelayanan Farmasi IRNA Anak

3.10.1. Gambaran Umum UPF IRNA Anak

Pelayanan Farmasi di Instalasi Rawat Inap Anak IRNA Anak merupakan salah satu kegiatan fungsional yang dilakukan oleh Instalasi Farmasi RSUD Dr. Soetomo dalam memberikan pelayanan kefarmasian kepada pasien rawat inap khususnya pasien di IRNA Anak. Pelayanan kefarmasian yang diberikan di IRNA Anak diterapkan sesuai dengan prinsip Pengelolaan dan Penggunaan Obat Secara Rasional PPOSR antara lain, meliputi: 1. Pelayanan distribusi obat ke pasien berupa sistem Unit Dose Dispensing UDD, Individual Prescription dan Ward Floor Stock WFS, yaitu sediaan Emergency Kit EK. 2. Pelayanan Farmasi Klinik melalui kegiatan Ward Pharmacists yang berperan aktif dalam memonitor penggunaan obat kepada pasien di ruangan. 3. Pelayanan farmasi klinik berupa kegiatan Ward Pharmacists dimana farmasis berperan aktif dalam melakukan kegiatan : a. Mempelajari profil pasien, penyakit, dan pengobatan. b. Mengidentifikasi, mencegah, dan mengatasi Drug Related Problems DRPs yang terjadi. c. Pemantauan efektivitas dan efek samping pengobatan. d. Memberikan konseling, meliputi bed site counseling konseling saat pasien di rumah sakit atau discharge counseling konseling saat pasien keluar dari rumah sakit.

3.10.2. Tujuan PKPA di UPF IRNA Anak

Tujuan PKPA di Unit Pelayanan Farmasi UPF IRNA Anak adalah : 1. Mempelajari dan mengetahui sistem pelayanan kefarmasian kepada pasien rawat inap di IRNA Anak. 2. Mempelajari pola penyakit dan pola pengobatan di IRNA Anak. 3. Memahami tugas, wewenang dan tanggung jawab seorang farmasis yang bertugas sebagai Ward Pharmacists dalam rangka pelaksanaan Pharmaceutical Care. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 176

3.10.3. Kegiatan PKPA di UPF IRNA Anak

Jenis kegiatan yang dilakukan di UPF IRNA Anak diantaranya adalah kegiatan pelayanan, pendidikan dan penelitian sesuai dengan prinsip pengelolaan dan penggunaan obat secara rasional, pengelolaan obat yang dilakukan meliputi proses perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian serta penggunaan obat. Proses pengadaaan ke UPPFI untuk obat dan alat kesehatan non standart dilakukan 2 kali seminggu pada hari Rabu dan Sabtu, sedangkan pengadaan ke UPPFS hanya dilakukan 1 kali seminggu pada hari Rabu. Obat dan alat kesehatan yang ada di UPF IRNA Anak akan di distribusikan ke masing- masing UPF ruangan sesuai dengan permintaan masing-masing ruangan tersebut. Bila obat yang dimaksud tidak tersedia maka dapat dilakukan permintaan ke UPF lain, apabila obat tidak tersedia di UPF lain, permintaan bisa dilakukan langsung ke UPPFI. Obat-obat yang ada di UPF IRNA anak maupun UPF ruangan disimpan berdasarkan kelas terapi, diurutkan sesuai abjad, bentuk sediaan dan stabilitas obat. Penyimpanan berdasarkan stabilitas obat dibedakan antara obat yang stabil pada suhu dingin dan suhu kamar. Obat yang stabil pada suhu dingin disimpan dalam kulkas dengan suhu 2°-8°C dengan pengontrolan suhu 2 kali sehari. Obat yang termasuk kategori high alert contohnya elektrolit pekat NaCl 0,9 disimpan pada lemari khusus berwarna merah yang terkunci serta terdapat stiker high alert pada lemari penyimpanan, kemasan obat dan pada sediaan obat. Obat- obat yang termasuk kategori high alert hanya boleh diserahkan kepada dokter dan perawat. Sedangkan Obat-obat LASA Look Alike Sound Alike juga diberi stiker “LASA” pada box tempat obat, tidak diletakkan berdekatan, serta penulisan dengan tallmen letter seperti CEFTRIaxone, untuk meminimalkan terjadinya kesalahan. Selain itu juga selalu dilakukan double check mulai pengambilan, penyiapan hingga penyerahan obat kepada tenaga kesehatan dan pasien keluarga pasien. Kegiatan distribusi obat IRNA Anak melalui tiga sistem, yaitu Individual Prescription IP, Unit Dose Dispensing UDD dan Wardfloor stock WFS. Sistem distribusi UDD di IRNA Anak digunakan untuk sediaan oral dan sediaan injeksi. Serah terima UDD kepada perawat dilakukan pada pukul 13.00-14.00, Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 177 kemudian perawat memberikan obat kepada pasien sesuai dengan jadwal pemberian obat. Warna Etiket UDD dibagi berdasarkan waktu pemberian obat, warna merah untuk pagi hari pukul 7 pagi, hijau untuk siang hari pukul 2 siang, kuning untuk malam hari pukul 9 malam, etiket putih untuk malam hari pukul 7 malam dan pemberian diluar waktu yang telah ditetapkan. Permintaan obat di luar jam kerja UPF ruangan dan untuk pasien baru dilakukan langsung di UPF IRNA Anak buka 24 jam oleh keluarga pasien. Alur distribusi obat sistem UDD pada IRNA Anak dapat dilihat pada gambar 1 sebagai berikut. Gambar 3.30Alur Distribusi Obat Sistem UDD IRNA Anak UDD dilakukan setiap pagi oleh asisten apoteker dibawah pengawasan apoteker penanggung jawab sedangkan yang melakukan proses administering ke pasien adalah perawat. Sebelum UDD disiapkan, dilakukan pengecekan terlebih dahulu. Sistem distribusi UDD di IRNA Anak dilakukan dengan tujuan memudahkan bagi pasien patient care, mencegahmengurangi DRP Drug Related Problem, mendukung kebijakan rumah sakit tentang pelayanan farmasi satu pintu, mengurangi biaya pengobatan, dan meningkatkan nursing care. Dokter Rekam Medis Resep + Persyaratan asuransi Keluarga pasien UPF Ruangan UPF IRNA Anak UPF Ruangan Perawat Pasien - Review oleh farmasis - UDD oleh asisten apoteker Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 178 Wardfloor stock WFS pada IRNA Anak terdapat dalam bentuk emergency kit yang ada di ruangan, disimpan dalam kotak khusus yang disegel. Setiap hari Asisten Apoteker AA akan mengecek bila segel belum terbuka artinya obat dalam emergency kit tidak digunakan. Bila segel terbuka berarti ada obat yang digunakan dan setiap pengambilan obat harus dituliskan pada form penggunaan obat emergency kit. Form tersebut berisi tanggal, nomor bed, nama pasien, nama obat, jumlah obat yang digunakan, nama yang mengambil dan tanda tangan. Obat yang telah digunakan harus dibuatkan RPO kemudian obat yang telah digunakan tadi akan diganti oleh farmasi sehingga jumlah obat dalam emergency kit tetap utuh. Emergency kit yang tidak dibuka selama 3 bulan harus dicek, untuk memastikan tidak ada obat emergency yang kadaluarsa, apabila ditemukan obat yang kadaluarsa akan langsung diganti. Daftar obat emergency kit IRNA anak dapat dilihat pada tabel 1 sedangkan Alur distribusi Emergency Kit dapat dilihat pada gambar 2 sebagai berikut. Tabel 3.80 Daftar Obat Emergency Kit di IRNA Anak No. Nama obatalat kesehatan Jumlah 1 Adrenalin injeksi 0,1 3 2 Aminophylline 24 mgml, ampul 10 ml 3 3 Atropine sulfate 0,25mgml, ampul 1 ml 5 4 Ca-Gluconas 100 mgml, ampul plastik 10 ml 2 5 Dexamethasone 5 mgml, ampul 1 ml 5 6 Diphenhydramine 10 mgml, ampul 1 ml 5 7 Diazepam 5 mgml, ampul 2 ml 3 8 Furosemide 10 mgml, ampul 2 ml 5 9 Lidocain 2, ampul 2 ml 5 10 NaCl 0,9, infus 500 ml 1 11 Ringer Lactate, infus 500 ml 1 12 Infusion set pediatric 2 13 IV Cath no. 22, 24, 26 2 14 Spuit 3 cc, 5 cc, dan10 cc 5 Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 179 Gambar 3.31 Alur distribusi Emergency Kit di IRNA Anak

3.10.4. Peran Farmasis di IRNA Anak

Dalam melaksanakan Pharmaceutical Care, farmasis di IRNA Anak mempunyai peran yang sangat penting, diantaranya: 1. Pelayanan farmasi klinik melalui kegiatan Ward Pharmacist berperan aktif dalam memonitor penggunaan obat untuk pasien di bangsalruangan. Tugas Ward Pharmacist diantaranya: a. Mempelajari profil pasien, profil penyakit, dan profil terapi obat. b. Mengidentifikasi, mencegah dan memberikan solusi terhadap Drug Related Problems DRPs yang aktual maupun yang potensial. c. Memberikan rekomendasi terapi kepada dokter. d. Memberikan informasi terkait dengan obat kepada dokter, perawat, dan pasien atau keluarga pasien. 2. Memantau jenis dan jumlah perbekalan farmasi yang tersedia dengan tertib administrasi kartu stok, buku penerimaan barang, form permintaan, serta melakukan pengecekan emergency kit secara berkala. 3. Memantau kondisi fisik, labeletiket, tanggal kadaluarsa, kondisi UPF Ruangan Emergency Kit Bila ada penggunaan Dokter atau perawat mencatatat di form catatan penggunaan AA UPF Ruangan memeriksa penggunaan dan stock obat alkes yang terpakai AA UPF Ruangan Melengkapi persediaan Emergency Kit sesuai prosedur Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 180 penyimpanan perbekalan farmasi. 4. Farmasis berperan dalam pelayanan distribusi obat ke pasien, yang berupa sistem Unit Dose Dispensing UDD dan Individual Prescription serta Emergency Kit EK. Peran tersebut untuk menunjang pelaksanaan Pharmaceutical Care, yaitu melakukan pengkajian terhadap obat-obat yang akan disiapkan sebelum diletakkan ke lemari UDD, sehingga diharapkan tidak terjadi DRPs yang terkait dengan sistem distribusi obat. Aktivitas farmasis dalam kegiatan Ward Pharmacist, yaitu: 1. Melakukan review rekam medis pasien yang baru masuk rumah sakit MRS, pasien mendapat terapi baru dan akan keluar rumah sakit KRS. Prioritas review dilakukan terhadap dosis regimen, interaksi, efektivitas, dan efek samping obat. 2. Jika menemukan atau memperkirakan akan terjadi DPRs potensial yang serius, maka segera menghubungi dokter yang merawat dan memberikan rekomendasi terapi untuk solusinya. 3. Melakukan pemantauan efektivitas terapi dan ESOADRs. 4. Memberikan informasi terkait obat kepada perawat. 5. Memberikan konseling kepada pasien keluarganya selama dirawat. Melakukan Drug Use Study DUS dan melakukan evaluasi secara berkala.

3.10.5. Kegiatan PKP di UPF Anak

Dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan Drug Related Problems DRP baik aktual maupun potensial mahasiswa menggunakan modul 1-5 yaitu: Modul 1 : Pharmacist’s Patient Data Base Tujuan pengisian Pharmacist’s Patient Data Base adalah untuk memperoleh data pasien yang obyektif maupun subyektif sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan terapi. Adapun yang dicantumkan di dalam Pharmacist’s Patient Data Base adalah: a. Informasi tentang data demografi pasien yang meliputi nama, umur, jenis kelamin, berat badan, alamat, agama, pekerjaan, dan lokasi ruangan. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 181 b. Tanggal masuk dan ke luar rumah sakit. c. Identitas dokter dan farmasis. d. Riwayat penyakit pasien. e. Riwayat pengobatan sebelumnya dan yang sekarang. f. Riwayat keluarga dan status sosial. g. Gaya hidup atau kebiasaan pasien sehari-hari pola makan, pola tidur, dan sebagainya. h. Masalah medis yang bersifat kronis dan akut. i. Data laboratorium dan hasil pemeriksaan lain. j. Jadwal pemberian obat. k. Riwayat alergi Modul 2: Drug Therapy Assesment Worksheet DTAW DTAW adalah form yang berisi langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mereview DRP, untuk menilai kualitas dan efisiensi pengobatan yang dihubungkan dengan profil penyakit, profil obat, dan profil pasien dengan mempertimbangkan efikasi, keamanan, dan biaya. Semua DRP yang ditemukan dicatat di dalam DTAW. Modul 3: Drug Therapy Problem List DTPL Pada lembar ini ditulis jenis DRP yang ditemukan sesuai yang ada di DTAW dan rekomendasi yang diberikan kepada dokter atau perawat untuk tercapainya keberhasilan terapi. Modul 4: Pharmacist Care Plan PCP PCP berisi ulasan lebih rinci tentang rencana yang akan dilakukan oleh farmasis untuk mewujudkan kerasionalan penggunaan obat. Lembar ini memuat rencana kerja yang harus dikerjakan oleh farmasis, parameter klinik yang dipantau untuk mencapai tujuan terapi, frekuensi pemantauan kepada pasien dan waktu pemantauan. Modul 5: Pharmacist Care Plan Monitoring Worksheet PCPMW PCPMW berfungsi untuk mengarahkan farmasis dalam melakukan monitoring secara efektif dalam pelaksanaan Pharmacist Care Plan PCP. Pada PCPMW dilakukan pencatatan efektivitas dari terapi, ataupun kemungkinan efek Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 182 samping obat yang dialami pasien. Diskusi antara mahasiswa dan apoteker pembimbing diskusi harian, dan saat akhir kegiatan diskusi akhir. Daftar aktivitas mahasiswa PKPA IRNA Anak serta daftar kasus terpilih dapat dilihat pada tabel 2 dan tabel 3 berikut. Tabel 3.81 Aktivitas Mahasiswa PKP di IRNA Anak Periode Oktober- Desember 2015 Hari Kegiatan Senin Studi Mandiri buku PDT, FRS,PPAB. Responsi mempelajari kuliah Pelayanan Farmasi di IRNA Anak Kuliah Modul 1-5. Studi kasus individu di ruang IRNA Anak Lantai I dan Lantai II Form DFP-1. Review kasus individu mandirianalisa DRPs Form DFP 1-5. Laporan kasus harian di form rekap. Selasa Studi mandirirekap DRPs kasus individu Form DFP 1-5 dan Laporan Pagi. Studi Kasus Individu di ruangan lanjutan Form DFP-1. Mempelajari distribusi obat WFS EK, handling obat-obat injeksi oleh perawat, penyimpanan obat sisa, UDD, bedside monitoring dll. Review kasus terpilih untuk presentase kelompok pada hari Jumat. Laporan kasus harian form rekap, diskusi kasus terpilih untuk presentase kelompok, memasukkan data ke modul 1-5. Rabu Studi mandirirekap DRPs kasus individu Form DFP 1-5 dan Laporan Pagi. Studi Kasus Individu di ruangan lanjutan Form DFP-1. Mempelajari distribusi obat WFS EK, handling obat-obat injeksi oleh perawat, penyimpanan obat sisa, UDD, bedside monitoring dll. Laporan kasus harian form rekap, diskusi kasus terpilih untuk presentase kelompok, memasukkan data ke modul 1-5. Kamis Studi mandirirekap DRPs kasus individu Form DFP 1-5 dan Laporan Pagi. Studi Kasus Individu di ruangan lanjutan Form DFP-1. Mempelajari distribusi obat WFS EK, handling obat-obat injeksi oleh perawat, penyimpanan obat sisa, UDD, bedside monitoring dll. Laporan kasus harian form rekap, diskusi kasus terpilih untuk Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 183 Hari Kegiatan presentase kelompok, memasukkan data ke modul 1-5. Jumat Presentasi dan diskusi kasus terpilih dilanjutkan dengan revisi. Studi kasus individu di ruangan lanjutan Form DFP-1. Laporan kasus harian form rekap, finishing kasus inidividu.

3.10.6. Tugas di IRNA Anak Tabel 3.82 Daftar Tugas Terpilih di IRNA Anak Periode Oktober-Desember

2015 NO. Kelompok Kasus Terpilih Nam PasienUmur BB

1. Kelompok I