KESIMPULAN DAN SARAN ALIRAN UDARA DALAM ALAT PENGERING ERK 5.1. PENDAHULUAN

masing berukuran 0.2 m x 0.8 m pada ketinggian 0.8 m pada dinding yang berseberangan dengan inlet. Tiga buah kipas dengan diameter masing-masing 0.2 m digunakan sebagai perata udara pengering. Kipas 1 kipas bawah terletak 0.2 m di depan penukar panas pada ketinggian 0.4 m dari lantai bangunan dengan daya 100 W. Kipas 2 kipas tengah terletak di tengah bangunan di atas rak paling atas dengan daya 40 W. Kipas 3 kipas atas terletak di atas penukar panas pada ketinggian 1.8 m sejajar dengan posisi rak paling atas rak 8 dengan daya 100 W. Penukar panas seluas 1.2 m 2 terletak 0.2 m dari dinding pada ketinggian 0.4 m dari lantai pengering. Dengan disain tersebut, dan nilai parameter kondisi awal dan kondisi batas yang sesuai dengan hasil optimisasi maka diperoleh nilai rata-rata suhu pada seluruh rak sebesar 45.4 o C dengan nilai ragam sebesar 1.6 o C, dan nilai rata-rata kecepatan 0.05 mdt dengan nilai ragam 0.03 mdt, serta nilai rata-rata RH 45.6 dan nilai ragam 3.7 . Pada malam hari disarankan hanya menggunakan kipas bawah untuk meratakan suhu dan kecepatan udara. Kipas tengah dan kipas atas sebaiknya tidak dinyalakan. Dengan kondisi tersebut, maka diperoleh nilai rata-rata suhu pada seluruh rak sebesar 43.2 o C dengan nilai ragam sebesar 2.2 o C, dan nilai rata-rata kecepatan 0.17 mdt dengan nilai ragam 0.02 mdt, serta nilai ragam RH 31.7 dan nilai ragam 2.2. .

5.7. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. ASAE Standard. 1994. USA. Butts, C.L. dan D.H. Vaughan. 1987. Modeling solar heat from covered plate attic collectors. Transaction of ASAE, vol. 306. USA. Condori, M. dan L. Saravia. 1998. The performance of forced convection greenhouse driers. Renewable Energy, vol. 13, no. 4, pp 453-469. Britain. Dyah W. 1997. Analisis Pengeringan pada Alat Pengering Kopi Efek Rumah Kaca Berenergi Surya. Tesis. Program Pascasarjana IPB. Bogor. Dymond, C. dan C. Kutscher. 1997. Development of flow distribution and design model for transpired solar collectors. Solar Energy, vol. 60, no. 5, pp. 291-300. Britain. Holman, J.P. 1997. Perpindahan Kalor. Edisi keenam. Alih Bahasa: Jasjfi, E.. Penerbit Erlangga. Jakarta. Kamaruddin A., A.H. Tambunan, Thamrin, F. Wenur, dan Dyah W. 1994. Optimisasi dalam perencanaan alat pengering hasil pertanian dengan energi surya. Laporan Penelitian Hibah Bersaing. Bogor. Karwito. 1998. Kajian distribusi aliran dan suhu udara dalam model alat pengering. FATETA, IPB, Bogor. Lesmana, I. 2001. Mempelajari keseimbangan energi dan kecepatan aliran udara berdasarkan letak kipas pada model alat pengering. Skripsi. Jurusan Teknik Pertanian. IPB. Bogor. Mursalim. 1995. Uji performansi sistem pengeringan energi surya dan tungku batubara dengan bangunan tembus cahaya sebagai pembangkit panas untuk pengeringan panili Vanilla Planifolia . FATETA IPB Bogor. Nelwan, L.O. 1997. Pengeringan kakao dengan energi surya menggunakan rak pengering dengan kolektor tipe efek rumah kaca. Tesis. Program Pascasarjana IPB Bogor. Ratti, C. dan A.S. Mujumdar. 1997. Solar drying of foods: modeling and numerical simulation. Solar Energy, vol.60, no.34, pp. 151-157. Elsevier Sc. Ltd. Britain. Sukarmanto. 1996. Uji Penampilan Sistem Efek Rumah Kaca untuk Pengeringan Alkali Treated Cottonii ATC Chips dari Rumput Laut. Skripsi. FATETA, IPB, Bogor. Versteeg, H.K. dan W. Malalasekera. 1995. An introduction to computational fluid dynamics. The finite volume method. Longman Sc. Technical. Malaysia.