Analisis Biaya Pengering ERK

keuntungan Rp 839.283,- per tahun. Waktu pengembalian modal terjadi pada tahun ke 7, seperti diperlihatkan pada Lampiran VI-2. Kelompok 3 petani cengkeh yang menggunakan pengering ERK. Petani, juga menanam cengkeh dan beberapa tanaman sela, untuk menambah keuntungan, seperti telah dijelaskan di depan, bahwa tanaman cengkeh perlu tanaman penaung dan baru dapat dipanen setelah beberapa tahun sejak ditanam. Diasumsikan petani memiliki lahan yang ditanamai cengkeh seluas 2 ha. Dengan investasi awal berupa alat pengering seharga Rp 17.143.374,- dan total biaya pada tahun pertama sebesar Rp38.665.281,- maka diperoleh keuntungan sebesar Rp 4.250.000,- per tahun. Waktu pengembalian modal tercapai pada tahun ke 4 Lampiran VI-3. Biaya pokok pengeringan untuk usaha ini adalah Rp Rp 803,- Kelompok 4 petani cengkeh yang menggunakan lamporan. Investasi awal berupa biaya lahan dan lamporan sebesar Rp 1.053.000,- dan biaya pada tahun pertama sebesar Rp8.083.095,-. Kapasitas lamporan sebesar 80 kg cengkeh. Usaha ini memberikan keuntungan pertahun sebesar Rp 350.000,- per tahun. Waktu pengembalian modal terjadi pada tahun ke 6. Data secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran VI-4. Berdasarkan hasil di atas, usaha budidaya dan pengolahan cengkeh kering baik di tingkat petani maupun pedagang pengumpul akan lebih menguntungkan jika menggunakan pengering ERK.

6.2.6. Analisis Sensitifitas Biaya Pengering ERK

6.2.6.1. Pengaruh Perubahan Harga Produk terhadap Kelayakan Proyek

Harga cengkah di lapang sangat fluktuatif. Perubahan harga cengkeh basah dan cengkeh kering sangat berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh. Berdasarkan analisis titik impas untuk harga dan kapasitas lapang, maka dihasilkan nilai titik impas usaha pengolahan dan perkebunan cengkeh seperti pada Tabel VI-2. Tabel VI-2. Hasil analisis titik impas harga cengkeh dan kapasitas lapangproduksi cengkeh No Kelompok pengguna Harga Rpkg cengkeh basah, kadar air 72.8 bb Harga Rpkg cengkeh kering, kadar air 12 bb Kapasitas lapang ha Kapasitas pengeringan kgoperasi 1 1 4000 14500 - 386 2 1 8000 27500 - 386 3 1 10000 33900 - 386 4 3 - 14500 2.0 8.0 5 3 - 27500 1.8 7.2 6 3 - 33900 1.7 6.8 7 Petani 2000 - 20.0 - 8 Petani 10000 - 2.5 - Keterangan : Petani yang menjual cengkeh basah tidak melakukan usaha pengeringan Tabel IV-2 menyatakan bahwa: 1 Kelompok 1: Bagi pedagang pengumpul, jika harga cengkeh basah turun hingga Rp 4000,- maka usaha pengeringan cengkeh masih layak dilakukan menggunakan pengering ERK jika harga cengkeh kering di atas Rp 14.500,- per kg. 2 Kelompok 1: Pada saat harga cengkeh basah turun menjadi Rp 8000,- per kg, maka usaha pengeringan masih layak dilakukan jika pedagang masih dapat menjual cengkeh kering di atas Rp 27.500,- per kg. 3 Kelompok 1: Jika harga cengkeh basah naik mencapai Rp 10.000,- per kg, maka usaha pengeringan dengan pengering ERK masih layak jika harga jual cengkeh kering mencapai Rp 33.900,- per kg. 4 Kelompok 3: Pada saat harga cengkeh kering jatuh menjadi Rp 14.500,- per kg, petani yang menggunakan pengering ERK masih dapat melanjutkan usaha pengeringan jika memiliki luas kebun 2 Ha. 5 Kelompok 3: Pada saat harga cengkeh kering mencapai Rp 27.500, per kg, usaha pengeringan dengan pengering ERK masih dapat dilanjutkan jika luas lahan minimal yang dipunyai petani 1.8 Ha. 6 Kelompok 3: Pada saat harga cengkeh kering mencapai Rp 33.900, per kg, usaha pengeringan dengan pengering ERK masih dapat dilanjutkan jika luas lahan minimal yang dipunyai petani 1.7 Ha. 7 Bagi petani yang menjual cengkeh basah, maka titik impas terjadi pada harga jual cengkah basah Rp 2000,- per kg apabila petani mempunyai lahan seluas 20 ha. 8 Bagi petani yang tidak melakukan pengeringan cengkeh, tetapi menjual cengkeh basah, maka titik impas terjadi pada harga jual cengkeh basah Rp 10.000,- per kg apabila petani mempunyai lahan seluas 2.5 ha.

6.2.6.2. Pengaruh Perubahan Kecepatan Udara Pengering

Berdasarkan perhitungan optimisasi biaya konstruksi pengering ERK menggunakan data percobaan 3 Bab IV Lampiran III-5, maka dilakukan analisis biaya untuk menentukan kelayakan usaha. Analisis biaya dengan metoda NPV menggunakan kecepatan udara pengeringan di atas rak sebesar 0.04 mdt, 0.05 mdt dan 0.06 mdt. Perbandingan yang dilakukan adalah untuk kelompok 1 yaitu pedagang pengunpul cengkeh yang menggunakan pengering ERK dan untuk kelompok 3 yaitu petani yang menggunakan pengering ERK. Data dan hasil perhitungan dinyatakan pada Tabel VI-3.