konsumen. BPPC terdiri dari beberapa KUD yang ditunjuk dan beberapa perusahaan swasta. Tetapi tataniaga cengkeh ini tidak berjalan sebagaimana mestinya. Menurut Kemala dan Wahyudi
1993, terjadinya hal tersebut disebabkan adanya distorsi pasar akibat ketidakkonsistenan pemerintah selaku regulator terhadap sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Petani menerima
harga di bawah harga patokan karena banyaknya potongan-potongan yang diberlakukan oleh KUD sebagai pembeli tunggal, serta cara pembayaran tidak tunai, sehingga petani merasa dirugikan.
Akhirnya petani kembali kepada tataniaga pasar bebas, seperti digambarkan pada Gambar V-2, karena harga pasar bebas lebih tinggi dibandingkan dengan harga KUD.
Petani Pedagang pengumpul Pedagang Kabupaten
Pedagang besar propinsi Konsumen Gambar V-2. Rantai tataniaga cengkeh pasar bebas
Dalam pasar bebas, posisi penawaran petani kecil, namun harga yang diterima lebih baik, karena tidak ada potongan dan sistem pembayaran tunai, sehingga petani tidak merasa dirugikan.
6.2.2. Pola Tanam Cengkeh
Menurut Hadiwijaya, 1984 dalam Ruhnayat dan Wahid, 1997, Di Pulau Jawa panen cengkeh dimulai pada bulan Mei hingga September. Di Sumatra pada bulan April hingga Agustus.
Di Sulawesi pada bulan Juni hingga Oktober. Di Maluku pada bulan November hingga Maret. Cengkeh baru berproduksi setelah berumur 5 sampai 7 tahun. Setelah itu pemanenan dapat
dilakukan setiap tahun, dengan siklus pemanenan empat tahun, dimana 1 tahun panen sedang, 1 tahun panen besar, 1 tahun panen sedang dan 1 tahun berikutnya panen kecil. Perbedaan antara
panen besar dan panen kecil dapat mencapai 60 Ruhnayat dan Dhalimi, 1997. Sehingga produksi cengkeh petani sangat berfuktuasi.
Cengkeh ditanam pada jarak tanam 8 m x 6 m. Di sela-sela tanaman cengkeh masih terdapat lahan untuk ditanami dengan tanaman sela. Oleh karena itu, untuk meningkatkan
pendapatannya, selama pertanaman cengkeh belum membuahkan hasil, banyak petani cengkeh melakukan sistem tumpang sari dan tanaman sela dengan pola penanaman: Jagung + kacang tanah
– cengkeh + jagung + kacang hijau + kacang tunggak. Jagung dan kacang tanah ditanam pada awal musim hujan. Cengkeh ditanam sebulan kemudian. Sebulan sesudah panen jagung dan
kacang tanah, ditanam jagung kedua pada bekas tanaman jagung pertama. Sebulan kemudian ditanam kacang hijau pada bekas tanaman kacang tanah. Sebulan setelah panen kacang hijau
ditanam kacang tunggak. Demikian seterusnya selama 7 tahun hingga cengkeh berbunga dan panen cengkeh selanjutnya. Wahid dan Surmaini, 1997.
6.2.3. Ekonomi Teknik Alat Pertanian
Untuk mengetahui batasan pengambilan keputusan apakah proyek layak dilaksanakan atau tidak, maka digunakan beberapa kriteria. Untuk itu dapat dilakukan dengan cara menghitung NPV
Net Present Value, IRR Internal Rate of Return dan BC Ratio Benefit-Cost Ratio. Apabila kriteria kelayakan proyek dinyatakan dalam NPV, maka proyek dikatakan layak jika NPV lebih
besar atau sama dengan nol. NPV bernilai nol berarti proyek akan mendapat modalnya kembali setelah diperhitungkan discount rate yang berlaku. Jika BC Ratio digunakan, maka proyek layak
dilaksanakan jika BC ratio lebih besar atau sama dengan satu. Sedangkan untuk kriteria dari IRR, proyek dinyatakan layak jika IRR lebih besar dari tingkat bunga yang berlaku saat itu.
Dalam menghitung NPV digunakan arus kas yang berisi nilai investasi, biaya dan manfaat serta keuntungan. Biaya mesin pertanian terdiri dari dua komponen, yaitu biaya tetap dan biaya
tidak tetap. Biaya tetap sering disebut sebagai biaya pemilikan, sedangkan biaya tidak tetap kadang-kadang disebut biaya operasi. Biaya tetap adalah jenis-jenis biaya yang selama satu
periode kerja tetap jumlahnya. Biaya ini tidak tergantung pada jumlah produk yang dihasilkan jumlah jam kerja alatmesin. Meskipun alat bekerja pada waktu yang berbeda atau bahkan pada
saat tidak digunakan untuk bekerja, biaya ini tetap dan harus diperhitungkan dan besarnya relatif tetap. Jenis biaya yang termasuk dalam biaya tetap adalah biaya penyusutan, biaya bunga modal
dan asuransi, biaya pajak, biaya gudang. Biaya tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan pada saat mesin peroperasi dan jumlahnya
tergantung pada jam kerja pemakaian. Perhitungan biaya tidak tetap dilakukan dalam satuan Rpjam. Biaya tidak tetap terdiri dari biaya bahan bakarlistrik, biaya perbaikan atau pemeliharaan
mesin, biaya operator, biaya hal-hal khusus lainnya sesuai dengan jenis usaha yang dilakukan. Dengan analisis biaya dapat dihitung nilai titik impas dan biaya pokok mesin pertanian.
Biaya pokok mesin pertanian adalah biaya persatuan produk yang diopersikan atau dihasilkan atau dapat dinyatakan sebagai biaya per satuan jam kerja atau kapasitas mesin. Titik impas break
event point adalah nilai dimana terjadi kesetimbangan antara dua alternatif yang berbeda. Di luar
nilai tersebut, kondisi alternatif tersebut berbeda sehingga akan mempengaruhi pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan yang tepat akan memberikan keuntungan dan sebaliknya akan
menimbulkan kerugian. Titik impas dicapai pada saat jumlah penerimaan sama dengan jumlah biaya, atau keuntungan sama dengan nol.
6.2.4. Analisis Data
Analisis biaya pengeringan cengkeh ditujukan untuk petani cengkeh dan pedagang pengumpul cengkeh, yang dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu:
Kelompok 1. Pedagang pengumpul yang menggunakan pengering ERK, Kelompok 2. Pedagang pengumpul yang menggunakan lamporan.