Suhu udara pd rak dekat inlet H2
20 30
40 50
60
6:00 9:00 12:00 15:00 18:00 21:00 0:00 3:00 6:00 Waktu jam
S uhu
C Atas
Tengah Bawah
Jemur
Gambar IV-4. Perubahan suhu udara di atas rak pengering dan suhu udara penjemuran selama proses pengeringan percobaan 2 Hari ke-2.
Gambar IV-4 menyajikan sebaran suhu pada hari ke-2. Pada siang hari keragaman suhu rata-rata antara rak atas dengan kedua rak lainnya sebesar 2.7
o
C, sedangkan pada malam hari keragamannya semakin kecil yaitu 0.7
o
C. Pola dan nilai suhu udara di rak tengah dan rak bawah memiliki kecenderungan yang sama. Hal tersebut menunjukkan bahwa posisi komponen penentu
aliran udara panas inlet, outlet, kipas dan penukar panas tepat, karena menghasilkan keseragaman suhu di seluruh rak. Seperti pada percobaan 1, pada percobaan 2, nilai ragam suhu udara
pengering arah vertikal antar rak atas, tengah dan bawah lebih besar dibandingkan dengan arah horizontal, hal ini ditunjukkan oleh nilai ragam antara bagian rak dekat inlet dengan rak dekat
outlet yang sangat kecil yaitu 0.3
o
C, seperti digambarkan pada Gambar IV-5.
Suhu udara pada ra k tengah H2
25 30
35 40
45 50
6:00 9:00
12:00 15:00
18:00 21:00
0:00 3:00
6:00
W ak tu jam S
uh u
C
Gambar IV-5. Perubahan suhu udara di atas rak pengering di bagian dekat inlet dan rak dekat outlet selama proses pengeringan percobaan 2 hari ke-2.
c. Percobaan 3
Pada tingkat radiasi surya 310 Wm
2
, suhu udara pengering udara rata-rata yang diperoleh adalah 48.4
o
C. Nilai ini 11.2
o
C lebih tinggi dibandingkan dengan suhu lingkungannya. Kecepatan udara di atas rak rata-rata adalah 0.04 mdt, dengan nilai ragam 0.03 dt Lampiran IV-
6. Percobaan 1 dan 2 menunjukkan bahwa, perbedaan suhu antar rak terutama terjadi pada
siang hari, karena posisi rak atas yang berhadapan langsung dengan matahari dan menutupi rak-rak di bawahnya. Pada sore hari dimana tidak ada intensitas matahari, suhu udara di setiap rak
cenderung seragam. Hal ini menunjukkan bahwa posisi inlet dan outlet serta kipas sudah tepat. Untuk mengurangi perbedaan suhu yang terjadi antara rak atas dengan rak di bawahnya, pada
percobaan 3, posisi penukar panas diturunkan hingga berada pada jarak 0.4 m dari lantai. Daun kipas diperlebar untuk menghasilkan debit yang lebih besar, sehingga mampu meratakan udara
panas dari atas ke rak bawah. Dibandingkan dengan penjemuran, percobaan 3 mempunyai performansi yang lebih baik. Percobaan ini juga membuktikan bahwa pada musim hujan
penggunaan pengering efek rumah kaca sangat efisien. Hujan turun sepanjang malam pada percobaan 3. Untuk itu pengeringan dilakukan mulai 08.00 hingga pukul 17.00 atau 9 jam per
hari. Karena intensitas radiasi surya yang rendah, selama proses pengeringan diberikan energi tambahan dari pembakaran biomassa.
Su h u u d a r a -i H 2
3 5 4 0
4 5 5 0
5 5 6 0
7 :1 2 9 :3 6
1 2 :0 0 1 4 :2 4
1 6 :4 8 1 9 :1 2
W ak tu jam S
uhu C
A ta s Te n g a h
B a w a h
Gambar IV-6. Perubahan suhu udara di atas rak pengering dan suhu udara penjemuran selama proses pengeringan percobaan 3.
Pada Gambar IV-6 dan Gambar IV-7 diperlihatkan sebaran suhu yang terjadi selama 1 hari pada hari ke-2 dan hari ke-3.
Plat absorber belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan panas rak bawah dan tengah pada percobaan 1 dan 2, disebabkan oleh posisi plat absorber yang sebagian besar terhalang rak. Oleh
karena itu plat absorber dipindahkan ke bagian lantai yang tidak terhalang oleh rak. Distribusi suhu sepanjang hari juga mempunyai pola yang hampir sama, dengan keragaman
rata-rata suhu selama pengeringan sebesar 2.4
o
C Lampiran IV-5. Nilai ragam ini lebih kecil kecil dibandingkan dengan percobaan 1 dan 2.
S u h u u d a ra p a d a ra k a ta s h a ri k e -3
2 0 2 5
3 0 3 5
4 0 4 5
5 0 5 5
6 0 6 5
4 :4 8 7 :1 2
9 :3 6 1 2 :0 0
1 4 :2 4 1 6 :4 8
1 9 :1 2
W ak t u jam S
uhu C
R ak dek at inlet R ak dek at out let
Gambar IV-7. Perubahan suhu udara di atas rak pengering di bagian dekat inlet dan rak dekat outlet selama proses pengeringan percobaan 3.
4.4.2. Perubahan Kadar Air terhadap Waktu Pengeringan
Perubahan kadar air pada percobaan 1, 2 dan 3, masing-masing disajikan pada Gambar IV- 8, Gambar IV-9, dan Gambar IV-10. Data perubahan kadar air pada percobaan 1, 2 dan 3 masing-
masing disajikan secara detil pada Lampiran IV-7, Lampiran IV-8 dan Lampiran IV-9. Pola perubahan kadar air sangat dipengaruhi oleh suhu udara pengering. Perbedaan suhu antara rak
atas, tengah dan bawah menyebabkan perbedaan pola penurunan kadar air, dan waktu pengeringan pada tiap-tiap rak. Produk pada rak atas baik pada percobaan 1, 2 dan 3 lebih cepat kering
dibandingkan dengan rak-rak di bawahnya. Namun demikian rak tengah dan rak bawah mempunyai pola kadar air yang hampir sama.
a. Percobaan 1
Data perubahan kadar air selama pengeringan disajikan pada Gambar IV-8. Kadar air awal cengkah adalah 68.4 bb dan dikeringkan hingga kadar air 12 bb. Pengeringan hari ke-1
dimulai pada pukul 11.00 siang sampai pukul 21.00, pengeringan hari ke-2 dimulai dari pukul 8.00 sampai pukul 21.00, pengeringan hari ke-3 dimulai dari pukul 8.00 hingga pukul 19.00,
pengeringan hari hari ke-4, ke-5 dan ke-6 dimulai pada pukul 8.00 hingga 16.00. Proses pengeringan cengkeh dengan pengering ERK berlangsung selama 51 jam rata-rata dari seluruh